Polikultur Udang Galah dengan Bandeng

| Tue, 19 Jan 2021 - 12:31

Pagi masih berkabut saat kolam polikultur udang galah dan bandeng air tawar seluas 700 m2 di kawasan Gamping Lor – Sleman Yogyakarta itu mulai surut airnya. Tiga orang pekerja hati-hati mengambil si capit panjang kebiruan dan bandeng yang mengkilap keperakan dengan jaring dari caren, ditampungnya ke dalam ember putih besar.


Udang galah yang dipanen oleh Soeprijanto Soebardjo – pembudidaya ikan kawakan Yogyakarta hari itu, dimasukkan ke petak berokan panen untuk selanjutnya dilakukan size grading (pemilihan ukuran). Bandeng yang ukurannya lumayan besar dibawa ke kolam panen sedangkan yang masih berukuran kecil dimasukkan ke kolam pembesaran di sebelahnya.


Tuji, purchasing representative resto Banyu Mili  - Yogyakarta yang membeli udang galah Soeprijanto menyatakan udang hasil polikultur ini bermutu bagus, warnanya cerah, bersih, dan cukup seragam ukurannya. “Kalau bisa dinaikkan lagi produksinya. Berapapun hasil panenannya saya siap membeli dan mengambil langsung di kolam seperti hari ini. Jogja masih sangat kekurangan udang galah, belum ada 50 % kebutuhan terpenuhi,”paparnya antusias.


Baca juga: Ini 6 Rekomendasi Forum Udang Indonesia untuk Tingkatkan Ekspor Udang 250%


Tebar dan Panen

Sebanyak 1.000 ekor benih bandeng (ukuran 12 – 15 gram per ekor) ditebar pada akhir Agustus 2013. Sebelumnya pada awal Juni 2013 kolam itu telah ditebari benur udang galah sebanyak 10.000 ekor. Penebaran sengaja tidak dilakukan bersamaan agar benur berkembang terlebih dahulu, sehingga tidak dimakan oleh bandeng.


Udang galah pada kolam polikultur di panen umur 5 bulan setelah tebar. “Bobot panen mencapai 70 kg. Dari grading diketahui ukuran 25 - 40 ekor/kg sebanyak 39 kg, ukuran 41 - 60 ekor/kg sebanyak 15 kg, ukuran 61 – 80 ekor/kg sebanyak 10 kg, serta ukuran 81 - 100 ekor/kg  ada 6 kg,” urai Soepri. Harga udang galah bervariasi menurut ukuran, antara Rp 70 ribu - Rp 90 ribu/kg. Sayangnya angka sintasan (SR = Survival Rate) udang galah ini tergolong rendah, hanya 32 %.


Baca juga: Berdayakan Warga Lokal, Strategi Pemda Buol Budidaya Udang Vaname


Menurut perkiraan Soepri, kemungkinan disebabkan karena kolam polikultur disusupi ikan lele dari kolam lain. Terlebih sewaktu mengalami molting (ganti cangkang), tubuh udang galah lemah dan lunak sehingga menjadi makanan empuk bagi lele. “Terbukti saat panen kami temukan 6 ekor lele, total seberat 8 kg di kolam polikultur,”tandasnya. Untuk itu ia berpesan kepada pembudidaya yang tertarik untuk mencoba polikultur dengan udang galah agar serius menjaga sterilitas kolam dari ikan predator/karnivora.


Bersamaan dengan panen udang galah, bandeng juga ditimbang bobotnya. “Tetapi hanya yang ukuran 7 - 8 ekor (± 30%) yang dipanen, yang di bawah itu dibesarkan lagi di kolam lain,” ungkapnya. Total berat bandeng air tawar yang baru berumur 2 bulan itu mencapai 130 kg, dengan size 100 – 150 ekor/kg (ada sebagian 7 - 10 ekor/kg). Soepri menegaskan 70 % bandeng yang belum bisa dipanen saat itu tak sampai sebulan dibesarkan sudah mengejar menjadi ukuran 7 - 8 ekor/kg, yang harganya mencapai Rp 14.000,-/kg.


Soepri cukup terkejut dengan hasil polikultur bandeng air tawarnya ini. Meski baru pertama kali mencoba, sintasan bandeng air tawarnya lebih dari 90 %. “Saya juga heran, nyaris tidak terlihat ada yang mati. Dan hitungan hasil panen juga begitu. Saya malah tertantang untuk terus mencoba menebar bandeng air tawar ini,” ujarnya sambil rehat di gubug.


Baca juga: Begini Strategi Menggenjot Produksi Udang dengan Tetap Berkelanjutan


Pakan

Soepri menggunakan pakan udang untuk memberi pakan kolam polikultur udang galah – bandeng air tawarnya. “Bandeng otomatis akan ikut makan pakan udang. Selain itu, karena kepadatan kolam sangat rendah, saya perkirakan pakan alami masih bisa menutupi kebutuhan nutrisi bandeng,” tuturnya.


Fase 3 bulan pertama setelah udang galah ditebar/sebelum bandeng di tebar, udang galah diberi pakan dengan protein 40 % hingga berumur 1,5 bulan. Selanjutnya pakan diganti dengan protein lebih rendah, 37 % saja. Pakan berprotein 30 % diberikan pada bulan ketiga setelah benih bandeng ditebar, dan terus digunakan hingga panen udang galah pada bulan ke-5.


Artikel lainnya