Langkah-Langkah Budidaya Udang Vaname
| Fri, 23 Dec 2022 - 09:23
Budidaya udang menjadi sebuah peluang usaha yang besar dan menjanjikan. Tingginya permintaan pasar lokal maupun global terhadap udang membuat bidang usaha ini banyak digeluti. Saat ini pemerintah sendiri menargetkan Indonesia menjadi pengekspor udang terbesar nomor satu di dunia dan memastikan ekspor udang naik hingga 250% pada tahun 2024 mendatang. Untuk mencapai hal tersebut, kapasitas produksi perlu ditingkatkan dengan diikuti oleh inovasi teknologi yang relevan. Tidak selalu membutuhkan lahan yang luas, budidaya udang saat ini juga bisa dilakukan dengan menggunakan kolam-kolam bundar di pekarangan rumah.
Artikel terkait: Tips Merancang Konstruksi Tambak Udang Vannamei agar Produksi Optimal
Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini meliputi beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum memasuki siklus budidaya. Tahap persiapan terdiri dari persiapan kolam dan tandon, persiapan alat-alat, pengisian air, sterilisasi kolam dan persiapan mikroorganisme.
1. Persiapan Kolam Budidaya dan Tandon
Perencanaan konstruksi dan desain kolam menjadi awal memulai kegiatan budidaya. Selain itu, keberadaan sumber air juga harus dipastikan. Sumber air yang digunakan dapat berupa air laut secara langsung atau sumur bor dengan salinitas tertentu. Ketersediaan air merupakan faktor penentu dari kegiatan budidaya udang vannamei. Selain itu, konstruksi tambak sendiri harus dilengkapi dengan beberapa jenis kolam lain seperti kolam tandon, kolam outlet dan kolam IPAL.
2. Pengisian Air
Setelah kolam budidaya siap dan dirasa sudah cukup baik, tidak ada kebocoran atau lubang, maka bisa dilakukan pengisian air. Pengisian air ini biasanya sampai ketinggian 100 cm, dengan salinitas di atas 15 ppt.
3. Persiapan Alat-Alat
Peralatan tambak perlu dilakukan pengecekan kondisi dan fungsi secara berkala. Beberapa alat yang perlu dipersiapkan untuk menunjang kegiatan budidaya adalah sebagai berikut :
a). Nanobubble, berfungsi sebagai alat suplai oksigen terlarut pada tambak. Gelembung yang berukuran nano menjadikannya efektif dalam transfer gas dan menjaga ketersediaan DO di tambak budidaya udang vaname.
b). Jet Bubble, menghasilkan arus sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengarahkan sedimen atau materi organik di kolam budidaya. Mesin ini perlu diatur untuk mengarahkan air agar ke tengah kolam guna mengumpulkan lumpur ke pipa sentral.
c). Anco, digunakan untuk sampling udang dan diletakkan minimal 1 buah di kolam budidaya.
d). Peralatan kualitas air, diantaranya : (1) Secchi disk untuk mengukur kecerahan air; (2) DO meter untuk mengukur kandungan oksigen terlarut dalam air; (3) pH meter untuk mengukur pH air; (4) Hand refraktometer untuk mengukur salinitas; (5) TDS meter untuk mengukur nilai total padatan terlarut; (6) Termometer untuk mengukur suhu; (7) Ammonia test kit; (8) Gayung; dan (9) Botol sampel.
4. Sterilisasi Kolam
Kolam yang sudah siap dan diisi air dapat dilanjutkan dengan proses sterilisasi. Proses ini berfungsi untuk mematikan seluruh organisme yang ada di dalam air agar tidak membahayakan benur.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini, yaitu sebagai berikut :
1) Sterilisasi dilakukan dengan mempertimbangkan organisme apa yang ada pada kolam
2) Sterilisasi dilakukan dengan memperhatikan petunjuk penggunaan produk/obat dan ancaman bahaya yang bisa terjadi
3) Gunakan obat yang tidak memiliki residu dan ramah lingkungan
4) Dosis obat yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan sterilisasi
5. Persiapan Mikroorganisme
Kolam yang telah steril, perlu dipersiapkan untuk menumbuhkan pakan alami bagi udang agar menciptakan kondisi kolam sesuai untuk proses budidaya serta bebas dari segala bakteri patogen dan plankton yang merugikan. Plankton dibutuhkan dalam budidaya udang sebagai sumber pakan alami, membantu penyerapan amonia dan sisa bahan organik, menghasilkan oksigen dan menstabilkan suhu air. Selain plankton, bakteri dekomposer seperti jenis bacillus juga dibutuhkan untuk mempercepat penguraian sisa bahan organik, ammonia dan nitrogen.
Baca juga: Saatnya Petambak Udang Vaname Tahu Kharakteristik Benur dari Hatchery
Teknis Budidaya
1. Penebaran Benur
Sebelum di tebar, benur yang dipilih harus memiliki SPF (Specific Pathogen Free), ukuran PL 8-9, tahan terhadap perubahan lingkungan dan tahan terhadap penyakit. Benur yang baik diantaranya memiliki ukuran yang seragam, aktif berenang secara menyebar dan melawan arus, tubuh berwarna bening transparan, serta terbebas dari infeksi virus dan bakteri. Proses aklimatisasi juga penting untuk dilakukan guna mencegah benur mati akibat stress pasca pengiriman.
2. Pakan Buta
Pakan buta merupakan kegiatan pemberian pakan dengan tidak memperhatikan program dan penerapannya tergantung pada ketersediaan pakan alami di kolam. Pada fase awal juvenil, udang lebih memilih pakan alami. Pakan buta bertujuan memperkenalkan benur dengan pakan buatan dan mengantisipasi berkurangnya atau habisnya pakan alami. Teknik yang biasa dilakukan yaitu pemberian pakan sebanyak 3 kg/hari untuk 100.000 benur.
3. Pengambilan Contoh
Sampling merupakan hal yang penting dilakukan oleh pembudidaya udang. Sampling akan menunjukkan bagaimana perkembangan udang dalam waktu tertentu, Hal ini berguna untuk proses evaluasi dari perlakuan yang telah diberikan. Sampling dapat dilakukan dalam waktu 5-7 hari sekali atau disesuaikan dengan instruksi dari teknisi.
4. Perhitungan Pakan
Perhitungan pakan juga penting dilakukan karena pakan menyumbang pengeluaran terbesar selama proses budidaya. Selain itu, pakan juga bisa mempengaruhi kondisi kualitas air di kolam. Contohnya apabila kita memberikan pakan terlalu banyak (overfeeding), akan berdampak pada peningkatan endapan di dasar kolam dan bisa menjadi amonia beracun bagi udang. Perlu adanya perhitungan yang akurat untuk pemberian pakan tiap harinya. Menghitung persentase kebutuhan pakan udang per hari berdasarkan ABW(Average Body Weight) dan dihitung dari biomassa udang yang ada menggunakan rumus sebagai berikut :
Rumusnya = Biomassa x FR pakan
Selain melihat dari estimasi biomassa, kita juga dapat menentukan jumlah pakan dengan melihat tren anco di kolam, dengan waktu pengecekan 1 jam setelah pemberian pakan selesai. Apabila pakan yang diberikan di anco habis selama 2-3 Hari berturut-turut, maka kita bisa menaikkan pakan di hari berikutnya.
5. Manajemen Kualitas Air
Manajemen kualitas air merupakan rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan kualitas air tambak yang nyaman bagi udang. Parameter fisika, kimia dan biologi dari air tambak dapat berpengaruh terhadap kehidupan udang yang dibudidayakan sehingga perlu dilakukan pengukuran parameter-parameter tersebut secara harian, mingguan atau dalam kondisi tertentu. Pengukuran harian terdiri dari pH, suhu, DO, kecerahan, dan ketinggian air. Pengukuran mingguan yaitu salinitas, nitrit, dan TAN. Adapun pengukuran Total bakteri, Total plankton, TOM, kesadahan, dan uji klinis penyakit udang biasanya dilakukan sebulan sekali atau ketika terjadi gejala tertentu pada udang.
6. Perlakuan dan Obat-Obatan
Selain pengukuran kualitas air yang teratur, salah satu upaya lain untuk menjaga kondisi kualitas air tambak agar baik bagi pertumbuhan udang yaitu dengan berbagai perlakuan seperti pengurangan atau penambahan air kolam, siphon lumpur, pemberian kultur probiotik dan multivitamin.
7. Panen
Panen merupakan tujuan untuk mendapatkan hasil dari usaha budidaya. Proses pemanenan dilakukan ketika udang sudah mencapai batas budidaya, memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Selain itu, pemanenan juga bisa dilakukan ketika daya dukung kolam sudah minimal atau udang terserang penyakit menular.
Ada beberapa jenis panen yang diketahui yaitu panen dini, panen parsial dan
panen Raya.
1) Panen dini dilakukan untuk meminimalisir kerugian produksi, karena udang telah terjangkit penyakit mematikan di kolam.
2) Panen parsial bertujuan untuk mengurangi populasi udang di kolam, sehingga daya dukung kolam dapat meningkat.
3) Panen Raya bertujuan untuk memanen total udang yang sudah besar dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
4) Idealnya untuk budidaya udang vannamei, panen bisa dilaksanakan pada DOC 110-120, karena udang sudah cukup besar dan harga jual yang tinggi.
Seputar udang: Catatkan Sejarah, KKP Berhasil Kembangkan Induk Udang Unggul Vaname
Pasca Budidaya
Kegiatan pasca budidaya merupakan tahap lanjutan setelah proses panen selesai. Tahap ini meliputi pembersihan serta perawatan kolam dan alat-alat budidaya untuk digunakan pada siklus selanjutnya. Beberapa hal yang dilakukan pasca budidaya yaitu:
1. Pengeringan air kolam
Pengeringan kolam berlangsung selama 1-2 hari, tergantung dengan kapasitas pompa air yang digunakan. Pengeringan kolam bertujuan untuk mengganti air bekas pakai pada siklus budidaya sebelumnya untuk diganti dengan air yang baru nantinya.
2. Perawatan Terpal Plastik
Perawatan terpal plastik berlangsung selama 1-2 hari, bergantung dengan kondisi cuaca dan tenaga kebersihan. Perawatan ini meliputi pembersihan plastik dengan sikat dan air bersih, kemudian disemprot oleh cairan HCl konsentrasi rendah untuk membersihkan kerak yang sulit hilang. Perawatan bertujuan untuk membersihkan kerak atau kotoran yang melekat di terpal plastik bekas siklus sebelumnya, mencegah kebocoran kolam, dan memperpanjang waktu pemakaian dari terpal plastik.
3. Penjemuran
Penjemuran dilakukan untuk mensterilkan terpal plastik dengan bantuan sinar matahari sehingga mikroorganisme yang masih ada pasca proses pencucian bisa hilang atau mati dalam proses penjemuran. Penjemuran sendiri bisa dilakukan mulai dari 1-7 hari.
4. Perawatan Alat-Alat Tambak
Perawatan alat-alat tambak juga penting dilakukan untuk menunjang kegiatan budidaya. Alat-alat yang perlu diberikan perawatan adalah sebagai berikut.
1) Nanobubble, perawatan Nanobubble tergolong mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Hal pertama yaitu dengan sirkulasi air tawar selama beberapa jam untuk membersihkan bagian dalam mesin dan mencegah terjadinya karat. Setelah itu, dibersihkan dengan air tawar dari lumut yang menempel selama masa budidaya. Akan lebih baik jika bagian dalam mesin diperiksa kembali setelah satu siklus budidaya untuk menjaga keefektifannya.
2) Jet bubble, perawatannya cukup sederhana yakni dengan cara membersihkan dari lumpur yang menempel pada mesin.
3) Peralatan budidaya, seperti Anco, cedokan dan alat-alat pengukur kualitas air perlu dipastikan kondisinya bagus untuk digunakan pada siklus selanjutnya.
Informasi lainnya: 5 Pilihan Mineral untuk Tambak Udang Vaname
Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh Nanobubble. Ketepatan informasi dan efektivitas metode budidaya yang terdapat di dalamnya di luar tanggung jawab Minapoli.