
Berbagai Parameter Kualitas Air Tambak dan Pengaruhnya pada Udang
| Mon, 30 Jun 2025 - 22:59
Kualitas air tambak menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya udang. Jika ingin udang yang dipelihara sehat, maka petambak juga harus “memelihara” air sebagai media hidupnya.
Dalam upaya untuk memelihara air tambak, petambak wajib mengetahui berbagai parameter kualitas air serta pengaruhnya pada hidup udang.
Artikel ini akan membahas secara rinci berbagai parameter kualitas air penting berperan pada budidaya udang serta ekosistem secara keseluruhan.
Sekilas tentang Kualitas Air Tambak
Bayangkan air tambak sebagai “rumah kaca” bagi udang. Sama seperti tanaman dalam rumah kaca membutuhkan suhu, cahaya, dan kelembapan tertentu, udang pun memerlukan kondisi air yang stabil dan sesuai batas toleransi biologisnya.

Gambar: Trobos Aqua
Jika parameter kualitas air tambak tidak sesuai dengan rentang toleransi dan mudah berfluktuasi, maka metabolisme dan kesehatan udang juga akan terpengaruh.
Oleh karena itu, parameter tersebut menjadi aspek utama dalam manajemen kualitas air di tambak udang.
Berbagai Jenis Parameter Kualitas Air Tambak
Berikut adalah parameter-parameter utama yang wajib dipahami dan dikelola oleh petambak udang:
1. DO (Dissolved Oxygen / Oksigen Terlarut)
Parameter DO menunjukkan kandungan oksigen yang terkandung di dalam air. DO merupakan parameter yang sangat krusial untuk metabolisme udang karena bersifat sebagai faktor pembatas.
Rentang DO Optimal: 4-5 mg/L
Pengaruh DO pada Udang:
Oksigen merupakan zat yang diperlukan untuk proses respirasi sel. Jika DO tambak sedikit, maka proses metabolisme akan terhambat dan berujung pada perlambatan tumbuh.
Jika DO di tambak berada di bawah 4 mg/L, nafsu makan udang akan mulai menurun.
Jika DO terus turun hingga menyentuh 2 mg/L, maka udang bisa berhenti makan total dan menjadi pasif. Ini bukan hanya memperlambat pertumbuhan, tetapi juga memperbesar risiko infeksi patogen karena rentan stres dan menurunnya sistem imun.
Selengkapnya Pengaruh DO pada Udang
2. pH
pH adalah tingkat keasaman atau kebasaan air. Parameter ini merupakan aspek yang mempengaruhi berbagai reaksi biogeokimia dalam air dan udang, termasuk osmoregulasi dan transfer ion pada metabolisme udang.
Oleh karena itu, parameter pH juga penting dan berkaitan pada berbagai proses pada ekosistem air tambak seperti aktivitas plankton, siklus karbon, dan lain-lain.
Rentang pH Optimal: 7,8 - 8,5
Pengaruh pH pada Udang:
Ketika pH turun di bawah 7,5, udang mulai mengalami stres osmotik, yang mempersulit mereka menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Jika terus menurun hingga menyentuh angka 7 atau lebih rendah, maka dapat terjadi kerusakan sel pada insang serta perilaku udang menjadi lebih pasif.
Kondisi pH yang terlalu rendah dapat berpengaruh pada penurunan imunitas secara jangka panjang serta gangguan pada proses molting.
Kondisi pH yang terlalu berfluktuasi juga membuat udang mudah stres. Jika fluktuasi harian pH melebihi 0,5 unit, udang mulai menunjukkan tanda stres seperti nafsu makan yang menurun dan gerakan yang melambat.
Baca juga: Menjaga Stabilitas pH Air Tambak Udang

Gambar: eFishery
3. Salinitas
Salinitas adalah kadar garam yang terkandung dalam air. Meski udang vaname termasuk toleran terhadap parameter ini, tapi faktor salinitas punya beberapa pengaruh pada kehidupan udang.
Rentang Salinitas Optimal: kisaran 15–30 ppt
Pengaruh Salinitas pada Udang:
Ketika kadar salinitas berada di luar kisaran optimal, udang harus mengeluarkan lebih banyak energi untuk mengatur tekanan cairan dalam tubuhnya, sehingga proses metabolisme terganggu dan pertumbuhan jadi melambat.
Jika salinitas turun di bawah 10 ppt, udang mulai menunjukkan stres fisiologis yang ditandai dengan penurunan nafsu makan.
Jika menyentuh di bawah 5 ppt, tekanan osmotik antar sel terganggu parah dan menyebabkan gangguan respirasi serta keseimbangan osmotik.
4. Suhu
Suhu atau temperatur punya sistematika peran yang hampir sama dengan pH, yaitu menjadi aspek pengatur kerja berbagai proses kimia dan biologis.
Rentang Suhu Optimal: 28–32 °C.
Pengaruh Suhu pada Udang:
Jika suhu terlalu rendah (<26 °C), metabolisme udang melambat dan pencernaan tidak optimal. Sebaliknya, suhu tinggi (>33 °C) meningkatkan stres oksidatif dan menurunkan daya tahan tubuh udang.
Selain itu, perubahan suhu juga berkaitan dengan kadar DO dan pH, karena reaksi biokimia dalam air sangat tergantung suhu.
Baca juga: Suhu Optimal Budidaya Udang dan Pengaruhnya
5. Kecerahan
Kecerahan air tambak adalah parameter fisika yang mudah diamati dan mencerminkan kondisi ekosistem tambak secara umum.
Rentang Kecerahan Optimal: 25–40 cm, diukur dengan secchi disk
Pengaruh Kecerahan pada Udang:
Parameter ini relatif tidak memiliki pengaruh yang langsung kepada kesehatan udang, melainkan mengimplikasikan keadaan tambak.
Kondisi air yang terlalu jernih dapat menandakan kondisi yang kurang plankton atau bahkan terjadi plankton crash. Jika terlalu keruh, maka dapat menjadi pertanda kelimpahan bahan organik yang terlalu tinggi.
Kekeruhan tambak ini juga berkaitan dengan warna air tambak yang secara langsung berhubungan dengan jenis plankton yang mendominasi ekosistem.
Baca juga: Warna Air Tambak Yang Bagus Untuk Udang Vaname
6. TOM (Total Organic Matter / Total Bahan Organik)
Parameter TOM mengacu pada kelimpahan bahan organik seperti sisa pakan, feses, dan bangkai mikroorganisme yang terkandung dalam air tambak. Aspek ini berkaitan dengan kecerahan seperti yang disebutkan di atas.
TOM dapat diibaratkan “muatan organik” tambak yang sebaiknya tidak bertumpuk karena dapat berpotensi menjadi racun dan menghabiskan oksigen.
Rentang TOM Optimal: < 90 ppm
Pengaruh TOM pada Udang:
Saat kadar TOM meningkat melebihi 90 ppm, proses dekomposisi oleh mikroorganisme menjadi sangat aktif dan menyerap oksigen terlarut dalam jumlah besar. Akibatnya, kandungan DO menurun drastis, terutama di malam hari, sehingga udang mulai mengalami stres oksidatif dan gangguan pernapasan.
Jika terlalu menumpuk, maka bahan organik dapat berubah bentuk menjadi zat racun seperti amonia, nitrit, dan hidrogen sulfida yang berbahaya bagi udang.

Gambar: Trobos Aqua
7. TDS (Total Dissolved Solids)
TDS adalah tolok ukur keseluruhan zat padat yang terlarut dalam air, termasuk garam mineral, ion logam, dan senyawa organik.
Rentang TDS Optimal: 300–600 ppm
Pengaruh TDS pada Udang:
TDS yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat memengaruhi tekanan osmotik pada udang, sehingga mengganggu keseimbangan cairan dalam tubuhnya.
Kisaran TDS penting untuk dijaga stabilitas agar tidak mengganggu fungsi fisiologis udang, terutama saat fase molting berlangsung.
8. TAN (Total Amonia Nitrogen)
TAN menggambarkan jumlah total senyawa golongan amonia di dalam air tambak yang terdiri dari amonia bebas (NH3) dan amonium (NH4+).
Amonia bebas bersifat racun bagi udang (seperti yang telah disebutkan di TOM), sedangkan amonium bersifat netral.
Rentang TAN Optimal: 0,1 ppm
Pengaruh TAN pada Udang:
Ketika kadarnya melebihi 0,1 mg/L, terutama dalam kondisi pH tinggi dan suhu hangat, TAN akan berubah dominan menjadi amonia bebas (NH₃) yang sangat beracun. Amonia ini merusak insang udang, mengganggu proses pengambilan oksigen, dan menekan aktivitas metabolisme.
Udang yang terpapar amonia bebas akan tampak lesu, nafsu makannya menurun, dan mengalami stres berkepanjangan.
Baca juga: Cara Menghilangkan Amonia pada Dasar Tambak Udang
9. Alkalinitas
Alkalinitas adalah kapasitas air air untuk menahan perubahan pH. Dalam konteks tambak udang, alkalinitas jadi buffer alami yang menjaga kestabilan pH, terutama saat terjadi fluktuasi biologis.
Alkalinitas air dipengaruhi oleh kandungan zat bikarbonat (HCO₃⁻), Karbonat (CO₃²⁻), dan Hidroksida (OH⁻).
Rentang Alkalinitas Optimal: 130-180 ppm
Pengaruh Alkalinitas pada Udang:
Jika kadar alkalinitas berada di bawah 40 mg/L, fluktuasi pH akan menjadi ekstrem, terutama antara siang dan malam hari akibat aktivitas fotosintesis dan respirasi. Kondisi ini membuat udang lebih rentan mengalami stres fisiologis.
Baca juga: Menjaga Alkalinitas dan Kesadahan Air Tambak dengan Penambahan Kapur
10. Kesadahan
Kesadahan adalah ukuran konsentrasi ion kalsium (Ca²⁺) dan magnesium (Mg²⁺) yang terlarut dalam air tambak. Parameter berhubungan langsung dengan keberhasilan proses molting udang di tambak.
Rentang Kesadahan Optimal: 75-150 mg/L CaCO3
Pengaruh Kesadahan pada Udang:
Jika terlalu rendah, yaitu di bawah 50 mg/L, udang akan kesulitan menyerap mineral penting untuk membentuk eksoskeleton baru setelah molting. Akibatnya, udang menjadi lebih rentan mengalami kegagalan molting.
Lengkapi Alat Ukur Kualitas Air Anda di Minapoli
Menjaga stabilitas parameter kualitas air adalah aspek pondasi dalam keberhasilan budidaya udang.
Manajemen kualitas air di tambak memerlukan data yang akurat serta presisi agar dapat berjalan efektif. Untuk itu, dibutuhkan peralatan uji kualitas air yang berkualitas dan dapat diandalkan.
Minapoli hadir sebagai solusi terpercaya bagi petambak yang ingin melengkapi kebutuhan alat ukur kualitas air secara praktis. Mulai dari DO meter, refraktometer, pH meter, hingga test kit untuk amonia dan nitrit—semuanya tersedia dalam satu platform.
Dengan dukungan lebih dari 2.000 produk dari mitra terpercaya, Anda bisa memilih peralatan yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran tambak Anda. Belanja lebih hemat, proses budidaya pun lebih tenang dan terkontrol.
Klik untuk cek belanja di Minapoli
Gambar: eFishery