Industri Udang di Tanah Air

| Thu, 04 Nov 2021 - 16:21

Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki sektor kelautan dan perikanan cukup baik. Salah satunya yaitu industri budidaya perikanan yang menjadi salah satu industri yang bergerak di bidang akuakultur. Di Indonesia terdapat beberapa perusahaan budidaya yang bergerak dengan berbagai macam komoditinya, salah satunya yaitu udang vaname (Litopenaeus vannamei). Seperti yang dikatakan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia pada saat memberikan sambutan pembukaan pelatihan yang diselenggarakan oleh PT. Mina Maritim Indonesia, mengatakan bahwa budidaya udang masih sangat potensial dikembangkan.


Budidaya udang sangat bagus untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pembudidaya dan peningkatan penyerapan tenaga kerja di bidang akuakultur. Budidaya dilakukan oleh sumber daya manusia yang berkompeten dengan memiliki skil yang mumpuni. Salah satunya dapat dilihat dari satuan pendidikan dibawah kementrian Kelautan dan Perikanan yang mana bertujuan untuk mendidik dan mencetak SDM muda yang unggul dan mampu mengembangkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia salah satunya akuakultur.


Pada sambutan pembukaan, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya melanjutkan tutur katanya yang mana mengatakan bahwa lahan – lahan yang berpotensi menjadi lahan budidaya akan semakin meningkatkan keuntungan dengan cara dikelola dengan baik oleh SDM yang cekatan sehingga akan mendongkrak kontribusi terhadap PDB Indonesia dimana seperti gambaran tahun 2017 kontribusi bidang budidaya udang hanya mencapai 2,57 persen. Berdasarkan produksi udang lima tahun kebelakang, sector ini memperlihatkan tren pertumbuhan yang positif dengan pertumbuhan rata – rata per tahun sebesar 15,7 persen.




Udang juga merupakan salah satu komoditas unggulan ekspor perikanan nasional selama lima tahun terakhir yaitu 2013 hingga 2017. Berdasarkan data dari KKP bahwasanya ekspor udang hingga akhir tahun 2018 diyakini mampu mencapai 180 ton naik yang dari sebelumnya sebesar 147 ton dan dapat menghasilkan nilai  USD 1,80 milyar.namun demikian pemerintah terus mengingatkan kepada pelaku utama dibidang budidaya udang vaname harus menjaga konsistensi dalam pengelolaan industri dibidang akuakultur yang bertanggung jawab dan menerapkan prinsip budidaya berkelanjutan (sustainable aquaculture).


Oleh karena itu KKP telah menyiapkan regulasi bagaimana pengelolaan budidaya udang yang berkelanjutan. Aspek tersebut menjadi keyakinan yang menjamin keberhasilan bisnis perudangan nasional yakni dengan memadukan pertimbangan aspek lingkungan, ekonomi dan sosial dalam pengelolaannya. Disamping itu, KKP juga mendorong pembangunan budidaya udang yang berbasis ekosistem (Ecosystem approach for aquaculture) yang mana sangat penting untuk memastikan bahwa pengelolaan budidaya udang tidak hanya menghasilkan produktivitas optimum namun tetap menjadi kualitas lingkungan, fungsi dan ekosistem.


Yuk, ikuti juga: Kompetisi LensaMina, Membuka Cakrawala Akuakultur Indonesia


“Saya ingin menekankan pentingnya melakukan penilaian dampak lingkungan sebagai bagian dari upaya antisipasi dini yakni melalui pemenuhan analisis dampak lingkungan (AMDAL) khususnya bagi industri udang di tanah air yang memiliki dampak penting terhadap lingkungan dan semua unit usaha budidaya udang harus dipastikan memiliki unit atau instalasi pengelolaan limbah (IPAL) yang efektif” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya.


Ia pun mengingatkan bahwa persaingan perdagangan ekspor udang di dunia diperkirakan akan semakin ketat seiring dengan dengan preferensi konsumen global yang semakin meningkat, oleh karena itu kata kunci yang harus diperhatikan oleh pengusaha akuakultur udang untuk mendorong keseimbangan produksi dan kestabilan pendapatan adalah bagaimana cara menciptakan daya saing produk udang nasional yang kompetitif. Ada 2 faktor utama sebagai solusi untuk menciptakan daya saing produk udang nasional yakni bagaimana menciptakan efisiensi produksi dan keterjaminan mutu atau food safety.


Efisiensi dapat dikatakan berkaitan dengan penambahan nilai dan posisi tawar produk dipasaran, sedangkan mutu berkaitan dalam meningkatkan preferensi konsumen global terhadap produk udang nasional serta kesadaran akan kesehatan. Sedangkan yang berkaitan dengan food safety, KKP terus menekan unit usaha akuakultur agar dapat konsisten dalam menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan, yakini dengan mendorong pemenuhan sertifikasi Indonesia Good Aquaculture dalam seluruh tahapan proses produksi udang contohnya untuk induk udang harus dalam keadaan baik dan udang yang masuk ke Indonesia harus memiliki sertifikat free pathogen.


Dua faktor di atas, KKP sangat berharap agar dapat diterapkan diseluruh unit usaha budidaya udang sehingga produk udang nasional akan memiliki daya saing tinggi dan menjadi yang terdepan dalam mensuplai kebutuhan udang di global.


Di tahun ini, budidaya udang semakin meningkat dengan beberapa sistem pembudidayaan seperti sistem alami, semi intensif dan intensif. Budidaya sistem alami yaitu membudidaya udang dengan cara alami atau membiarkan udang hidup dan berkembang biak sendiri. Untuk cara semi intensif yaitu cara budidaya udang dengan sistem setengah alami dan setengan intensif yang dapat dicontohkan untuk pemijahan induk udang dapat dilakukan secara intensif di lab pemijahan udang atau di hatchery kemudian udang akan dibiarkan begitu saja hingga bertelur. Sedangkan sistem yang terakhir yaitu sistem intensif adalah budidaya udang dengan cara buatan yang didorong dengan teknologi modern yang dapat mendorong keberhasilan industri udang di tanah air.

---


Penulis: Siti Nurpalah

Profesi: Mahasiswa

Instansi: Politeknik kelautan dan perikanan Karawang



Artikel lainnya