• Home
  • Infomina
  • Geliat Media Asa Mengembangkan Industri Akuakultur

Geliat Media Asa Mengembangkan Industri Akuakultur

| Wed, 17 Nov 2021 - 17:33

Pada tahun 2019 kita pernah dihebohkan oleh video milik content creator bernama fikriafdlu yang berjudul “Diwan beli ikan cupang” yang viral di jagat media streaming video Youtube. Video bergenre sitkom tersebut menampilkan cerita seorang anak kecil yang meminta kepada kakaknya untuk dibelikan ikan cupang sebagai peliharaan di rumah. 


Bagaikan gayung bersambut video “Diwan beli ikan cupang” yang viral di platform Youtube bertepatan dengan tumbuhnya bisnis ikan cupang di masyarakat pada saat itu.  


Hingga kini video tersebut telah ditonton lebih dari 36 juta kali. Video tersebut sekaligus merupakan “monumen” bahwa dunia akuakultur khususnya bisnis ikan cupang mampu menarik dan mendapatkan perhatian luas masyarakat Indonesia. 




Memanfaatkan Platform Digital sebagai Media Promosi

Arus perkembangan teknologi yang berjalan cepat dua tahun belakangan ini mengharuskan semua lini kehidupan masyarakat untuk beradaptasi secepat mungkin. Sebab sebagian besar dari aktivitas masyarakat kini bergantung pada kerja teknologi.


Adaptasi yang cepat mesti dilakukan dan jeli memanfaatkan peluang yang ada. Khususnya dalam bidang bisnis kemampuan membaca minat pasar dan tren yang sedang berkembang merupakan modal yang penting untuk dimiliki.


Yuk, ikuti juga: Kompetisi LensaMina, Membuka Cakrawala Akuakultur Indonesia


Revolusi industri 4.0 yang sedang berjalan saat ini, bagi siapapun yang bekerja dalam lingkungan industri akuakultur mesti menatap platform digital sebagai peluang yang bisa diambil.


Berbagai platform digital yang ada bisa dimanfaatkan sebagai media promosi industri akuakultur. Berbagai jenis media sosial yang ada seperti Instagram, Facebook, Twitter dan lain sebagainya menyediakan fitur iklan berbayar yang bisa digunakan.


Pemanfaatan media sosial sebagai media promosi akan sangat tepat jika digunakan saat ini. Sebab menurut laporan berjudul Digital 2021: The Latest Insights Into The State of Digital, disebutkan bahwa 170 juta penduduk Indonesia memiliki dan menggunakan media sosial dalam aktivitas kehidupan mereka sehari-hari.


Apalagi bagi para pemula yang baru terjun di industri akuakultur bisa memanfaatkan media sosial yang ada untuk membangun identitas dan memasarkan produk mereka dengan mudah dan tanpa biaya yang mahal, jika memang belum mampu untuk menggunakan bantuan fitur iklan media sosial.


Penting untuk untuk dicatat adalah penggunaan media sosial yang ada diperlukan untuk membentuk pasar. Sesuai dengan teori ekonomi, supply and demand, jika pasar sudah terbentuk maka akan mudah bagi para penjual untuk memasarkan produknya. 


Pertumbuhan Ekonomi

Pemanfaatan platform digital yang baik sebagai media promosi industri akuakultur akan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi yang bisa dicapai. Sebab ragam platform digital yang ada tidak hanya dalam bentuk media sosial saja tetapi juga dalam bentuk marketplace atau online shop (toko online).


Berbagai nama marketplace yang ada di Indonesia seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak dan lain sebagainya bisa dimanfaatkan oleh siapapun yang bekerja di industri akuakultur untuk menjalankan bisnisnya.


Bagi para penjual dengan hadirnya marketplace tersebut mampu mendorong tingkat penjualan produk mereka lebih dari angka penjualan biasanya. Hal tersebut bisa terjadi sebab melalui bantuan marketplace akan memudahkan para penjual untuk bisa menjangkau konsumen yang lebih luas.


Selain itu, pemanfaatan platform digital sebagai tempat penjualan produk bisa membantu para penjual untuk bisa mendapatkan nilai jual yang lebih baik. Hal itu bisa dibuktikan dari munculnya model jual beli dengan cara lelang.


Saat industri ikan cupang sedang tumbuh di tahun 2019, model jual beli dengan cara lelang banyak digunakan untuk jenis ikan cupang tertentu. Hal tersebut sangat menguntungkan bagi para penjual sebab mereka mereka bisa mendapatkan keuntungan lebih dari harga biasanya. Keuntungan yang bisa didapat mencapai 10 hingga 20 kali lipat, bahkan lebih.


Di sisi yang lain, marketplace juga menjadi pilihan terbaik bagi konsumen sebab selain jenis dan jumlah produk yang mereka cari lebih beragam.

---


Penulis: Muhammad Bahauddin
Profesi: Mahasiswa
Instansi: Universitas Airlangga



Artikel lainnya