Berantas Infeksi Parasit Lintah Laut Dengan Perasan Daun Pepaya
| Mon, 25 Oct 2021 - 12:16
Parasit lintah laut (Zeylanicobdella sp.) yang menginfeksi ikan kerapu sejak 4 tahun terakhir sangat mengganggu kelompok petambak kerapu, khususnya di Kelompok Petambak (Pokdakan) Indo Marine Desa Cumpleng, Kecamatan Brondrong, Kota Lamongan. Infeksi lintah laut menyebabkan hasil panen menurun secara drastis serta menurunkan harga jual karena rusaknya dari fisik ikan kerapu akibat infeksi lintah laut.
Diketahui harga jual ikan kerapu yang terserang lintah laut mencapai Rp. 40.000,- per Kg. Bahkan pada awal pandemik COVID 19, di bulan Maret-Mei 2020, kerapu yang terserang lintah laut tidak terjual. Tercatat kasus investasi lintah laut di tambak dasar tanah Indo Marine prevalensi tertinggi mencapai 100% pada 2 tahun terakhir 2019 dan 2020, kemudian 71,11% pada tahun 2018, 56% pada tahun 2017 dan 35% tahun 2016.
Minimnya pengetahuan petambak terkait teknik budidaya ikan kerapu di tambak dan cara menanggulangi Zeylanicobdella menjadikan tim pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Dr. Gunanti Mahasri Ir., M.Si, dosen Akuakultur Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga (FPK UNAIR) bekerja sama dengan Universitas Islam Lamongan (UNISLA) pada Sabtu, (11/9/2021) turun tangan untuk menanggulangi parasit Zeylanicobdella serta menekan kematian ikan kerapu dengan memanfaatkan perasan daun pepaya.
Perasan daun pepaya menurut Dr. Gunanti mengandung senyawa alkaloid karpain, karikaksantin, violaksantin, papain, saponin, flavonoid dan tanin. Daun pepaya memiliki sifat antihelmintik yang memiliki efek membunuh atau menghambat pertumbuhan lintah. Senyawa alkaloid karpain dapat menekan sistem saraf pusat lintah yang menyebabkan, lintah kehilangan koordinasi saraf otot dan lepas dari daging ikan kerapu.
“Sedangkan senyawa flavonoid menyebabkan vasokontraksi kapiler dan menurunkan permeabilitas pembuluh darah lintah. Hal ini mengakibatkan terganggunya sirkulasi oksigen dan makanan sehingga dapat mempercepat terjadinya kematian lintah,” papar Dr. Gunanti.
Yuk, ikuti juga: Kompetisi LensaMina, Membuka Cakrawala Akuakultur Indonesia
Berdasar hasil penelitian yang dilakukan Dr. Gunanti dan tim, perasan daun pepaya dengan dosis 1% mampu menurunkan tingkat keparahan serangan Zeylanicodella sp. dari kategori berat menjadi ringan atau dari rata-rata intensitas 56 menjadi 9 individu dalam satu ekor ikan.
Tim mulanya mengecek kualitas air terlebih dahulu, lalu menyiapkan perasan daun pepaya. Upaya penanggulangan dilakukan sebanyak 4 kali menyesuaikan siklus hidup lintah laut dari stadia dewasa kurang lebih 13-14 hari. Setelah hari ke 90 pemeliharaan, ikan kerapu bisa dipanen.
“Kendala utama dalam budidaya ikan Kerapu di tambak tradisional adalah adanya penurunan kualitas air dan serangan penyakit, yang dapat menyebabkan gagal panen hingga 100%, hanya dalam waktu 3 – 5 hari setelah infeksi,” tutur Dosen Penanggung jawab Mata Kuliah (PJMK) Penyakit Parasiter Ikan itu.
Dr. Gunanti dan tim berharap perasan daun pepaya dapat menanggulangi wabah lintah laut, menekan kematian ikan kerapu, serta perlahan membangkitkan ekonomi para petambak kerapu.
---
Penulis: R Dimar Herfano Akbar
Profesi: Mahasiswa
Instansi: Universitas Airlangga