Bandeng dan Tahun Baru Imlek
| Wed, 02 Feb 2022 - 09:25
Berbicara mengenai Tahun Baru Imlek, selain kue keranjang dan jeruk, salah satu hidangan terpentingnya adalah ikan bandeng. Ikan ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melakukan berbagai upaya untuk peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam budidaya dan pengolahan ikan bandeng.
Ikan merupakan sumber keberuntungan dan rezeki berdasarkan kepercayaan masyarakat Tionghoa. Dalam Bahasa Mandarin, ikan disebut dengan "yu" atau "yoo" yang terdengar seperti arti kata surplus atau berlimpah. Mengonsumsi ikan saat Imlek diharapkan bisa membawa kemakmuran dan rezeki melimpah di tahun baru.
Lalu, apa maknanya konsumsi ikan bandeng saat Imlek? Bagian pertama dari bahasa Tiongkok untuk ikan bandeng ialah "lyú" atau "lee-yoo" yang diucapkan seperti kata "lee" yang berarti hadiah. Alasan tersebutlah yang lantas membuat masyarakat Tionghoa percaya bahwa ikan bandeng merupakan lambang harapan dan keberuntungan.
Alasan lain, bandeng memiliki duri banyak yang melambangkan kehidupan manusia yang berliku sehingga perlu kehati-hatian dan kesabaran demi menikmati hasil yang memuaskan. Hal ini juga menggambarkan supaya tidak putus asa menghadapi segala rintangan. Selain itu, duri yang banyak juga menggambarkan rezeki tidak akan ada habisnya.
Baca juga: Imlek, Begini Tradisi Berburu Bandeng Warga Betawi
Terkait manfaat ikan bandeng sudah tidak diragukan lagi, bahkan kandungan gizinya lebih baik daripada ikan salmon. Manfaat ikan bandeng antara lain mengandung antioksidan, menyehatkan jantung, mendukung perkembangan otak, kulit lebih terhidrasi, mencegah penuaan dini, membantu mencegah anemia, membantu daya tahan tubuh, memelihara kesehatan mata, meningkatkan kadar kolesterol baik, mengontrol tekanan darah, dan memperkuat tulang dan gigi.
Karenanya, KKP menaruh perhatian besar terhadap ikan bandeng. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono telah menetapkan program prioritas KKP, salah satunya pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal. Menurutnya, terdapat tiga kategori, yaitu kampung perikanan budidaya pedalaman untuk komoditas air tawar; kampung perikanan budidaya pesisir untuk komoditas payau seperti bandeng; serta kampung perikanan budidaya laut.
Kampung bandeng merupakan contoh kampung untuk komoditas payau. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 64 Tahun 2021, pembangunan kampung bandeng bertempat di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Pengembangan kampung ini ditargetkan berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi masyarakat harian, mengurangi stunting, dan meningkatkan perekonomian.
Untuk meningkatkan kapasitas SDM, KKP melalui Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM) telah melakukan berbagai upaya, baik budidaya maupun pengolahan bandeng. Di bidang pendidikan, BRSDM menyelenggarakan pendidikan formal secara vokasi di satuan-satuan pendidikan di berbagai daerah di Indonesia. Untuk budidayanya melalui Program Studi/Keahlian Teknologi Akuakultur (Diploma IV), Teknik Budidaya Perikanan/Budidaya Ikan/Usaha Budidaya Ikan (Diploma III), dan Agribisnis Perikanan Air Payau dan Laut (pendidikan menengah). Adapun untuk pengolahannya melalui Program Studi/Keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan (Diploma IV), Teknologi Pengolahan Produk Perikanan/Pengolahan Hasil Laut (Diploma III), dan Pengolahan Hasil Perikanan (pendidikan menengah).
Baca juga: Ini Enam Lokasi Kampung Perikanan Budidaya KKP, dari Bandeng hingga Lobster
Salah satu satuan pendidikan, yakni Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, sejak lama mengembangkan produk Bandeng Tanpa Duri (Batari), yang telah disebarkan kepada masyarakat sehingga diterapkan oleh masyarakat guna menambah penghasilan mereka, baik di Sidoarjo maupun daerah-daerah lain. Pada 2014, Politeknik ini menggelar acara pemecahan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia cabut duri ikan bandeng dengan jumlah peserta terbanyak, yaitu 2.014 orang.
Di bidang pelatihan, BRSDM telah menyelenggarakan berbagai pelatihan budidaya, pembesaran, dan pengolahan bandeng. Misalnya pada 2021, dilakukan Pelatihan Pengolahan Bandeng bagi masyarakat Pangkajene Kepulauan dan Pinrang, Sulawesi Selatan oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Bitung serta Pelatihan Budidaya Udang dan Bandeng Sistem Polikultur bagi masyarakat Cirebon, Jawa Barat oleh BPPP Tegal. Secara daring, masyarakat juga dapat mengakses modul dan video pelatihan melalui website.
Plt. Kepala BRSDM Kusdiantoro menyebutkan, pelatihan budidaya bandeng ditujukan untuk mendorong peningkatan produktivitas dan produksi hasil budidaya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perikanan "Hal ini juga sejalan dengan program prioritas KKP nomor dua, yaitu pengembangan perikanan budidaya berbasis komoditas ekspor. Untuk itu, series pelatihan ini mengusung udang dan bandeng yang dikenal sebagai komoditas unggulan ekspor," ujar Kusdiantoro.
Sementara itu, pengembangan SDM di bidang penyuluhan dilakukan melalui peran para penyuluh perikanan yang melakukan pendampingan para pelaku usaha perikanan, dalam hal ini pembudidaya dan pengolah bandeng, secara rutin untuk meningkatkan kelompok usahanya. Kegiatan yang dilakukan pada 2021 misalnya Sosialisasi dan Penyerahan Bahan Percontohan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Diversifikasi Usaha Pengolahan Bandeng di Buleleng, Bali, yang merupakan Program Kegiatan Percontohan oleh Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan Gondol Bali yang melibatkan Instruktur Pengolahan dari BPPP Banyuwangi. Pada pelatihan ini turut menerapkan teknologi terekomendasi berupa pengolahan Batari.
Sumber: Siaran Pers KKP