Persiapan Kolam Tanah untuk Budidaya Ikan

| Tue, 31 May 2022 - 10:31

Kolam tanah banyak ditemukan di tengah-tengah perkampungan dan pekarangan rumah. Kelebihan kolam adalah kekayaan hayatinya. Karena tanah yang menjadi dasar kolam merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya berbagai organisme yang menunjang kehidupan ikan. Organisme tersebut bisa bermanfaat juga sebagai pakan alami bagi ikan. Biaya pembuatan kolam tanah relatif lebih murah dibanding jenis kolam lainnya.


Tipe Kolam Tanah 

Terdapat berbagai tipe kolam tanah yang dikenal saat ini. Diantaranya kolam tanah dengan tanggul tanah, kolam tanah dengan tanggul tembok atau batu, dan kolam tambak air payau. Kolam tanah dengan tanggul tanah biasanya digunakan oleh para petani ikan tradisional. Pembuatan kolam tipe ini murah dan mudah. Namun pemeliharaannya perlu ketelatenan karena tanggul kolam mudah rusak dan bocor. Tanggul tanah juga seringkali dirusak binatang-binatang yang suka menggali seperti kepiting. Kolam tanah dengan tanggul tembok disebut juga kolam semi intensif. Kolam ini lebih awet dan tahan lama. Tanggul kolam juga tidak akan rusak diganggu binatang.

    

Pengeringan 

Pengeringan kolam tanah harus dilakukan setiap kali budidaya ikan  dimulai. Caranya dengan mengosongkan isi kolam dan menjemur dasar kolam. Penjemuran berlangsung selama 3-7 hari tergantung cuaca dan jenis tanah. Sebagai patokan, penjemuran sudah selesai apabila tanah terlihat retak-retak. Penjemuran yang terlalu lama akan menyebabkan tanah membatu. Sebaiknya jangan sampai seperti itu. 


Untuk mengukurnya, injak dasar kolam. Bila telapak kaki kita hanya meninggalkan jejak sedalam kurang lebih 1 cm, pengeringan sudah dianggap cukup. Bila jejak yang ditinggalkan masih dalam, penjemuran belum maksimal. Pengeringan dasar kolam tanah dilakukan untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit yang mungkin ada pada periode budidaya sebelumnya. Sebagian besar mikroorganisme patogen akan mati dengan sinar matahari. Selain itu, penjemuran juga membantu menghilangkan gas-gas beracun yang terperangkap di dasar kolam.


Baca juga: Persiapan Mapan, Tekan Kematian


Pembajakan

Dasar kolam yang telah dikeringkan dan dijemur, selanjutnya diolah dengan cara dibajak atau dicangkul. Kedalaman pembajakan sekitar 10 cm. Pembajakan tanah berfungsi untuk membalik tanah agar tanah menjadi gembur. Bersamaan dengan pembajakan, angkat lumpur hitam yang biasanya tersisa di dasar kolam. Lumpur hitam tersebut terbentuk dari sisa pakan yang tidak habis dimakan ikan. Lumpur hitam biasanya menimbulkan aroma busuk dan mengandung gas beracun seperti hydrogen sulfida (H2S), nitrit (NO2) dan amoniak (NH3). Disamping itu, lakukan pemeriksaan terhadap pematang atau tanggul-tanggul. Bila ada kebocoran atau rusak segera ditambal. Bersihkan juga dasar kolam dari kerikil dan sampah anorganik.

     

Pengapuran 

Kolam tanah yang telah dipakai budidaya ikan biasanya keasaman tanahnya meningkat (pH-nya turun). Oleh karena itu perlu dinetralkan dengan memberikan kapur pertanian atau dolomit. Derajat keasaman ideal bagi perkembangan ikan biasanya berkisar pH 7-8. Bila derajat keasaman  tanah kurang dari itu perlu pengapuran. Jumlah kapur yang diberikan untuk menetralkan pH sekitar 2 ton/ha. Pengapuran diaplikasikan bersamaan dengan pengolahan tanah. Kapur diaduk dengan tanah yang telah dibajak hingga merata. Usahakan agar kapur tercampur hingga kedalaman 10 cm. Setelah itu, kolam didiamkan selama 2-3 hari.

     

Pemupukan 

Setelah proses pengapuran selesai, langkah selanjutnya adalah pemupukan. Sebaiknya gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar. Apabila dirasa kurang, bisa ditambahkan pupuk kimia atau penyubur tanah lainnya. Pupuk organic mutlak diperlukan untuk mengembalikan kesuburan tanah. Pupuk organic akan merangsang aktivitas kehidupan dalam tanah. Tanah yang kaya bahan organik merupakan surga bagi berbagai macam organisme untuk berkembang biak.


Baca juga: Efisiensi Pakan dengan Fermentasi dan Penggunaan Pupuk Organik Cair


Organisme  tersebut  nantinya sangat bermanfaat sebagai pakan alami ikan. Jenis pupuk organik yang digunakan bias pupuk kompos atau pupuk kandang. Dosisnya sekitar 1-2 ton per hektar. Pupuk ditebarkan secara merata di permukaan dasar kolam. Bila dirasa kurang, bisa ditambahkan pupuk kimia. Pupuk kimia yang sering dipakai untuk dasar kolam adalah urea dan TSP. Setelah dipupuk, kolam dibiarkan selama 1-2 minggu. Selanjutnya, kolam siap untuk diisi air.

     

Penggenangan

Tahap terakhir persiapan kolam tanah adalah penggenangan kolam dengan air. Caranya dilakukan secara bertahap. Pertama-tama genangi dasar kolam dengan air setinggi 10-15 cm. Dengan kedalaman air seperti ini sinar matahari masih bisa menembus dasar kolam. Sehingga berbagai macam tumbuhan dan hewan bias berkembangbiak. Biarkan kondisi tersebut selama 2-3 hari. Warna air akan terlihat kehijauan. Itu tandanya ganggang sebagai makanan biota air dan ikan telah tumbuh. Setelah itu ketinggian air bias dinaikkan hingga 60-75 cm dan kolam siap untuk ditebari benih ikan.


 

Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh dispeterikan.magelangkab.go.id. Ketepatan informasi dan efektivitas metode budidaya yang terdapat di dalamnya di luar tanggung jawab Minapoli.



Artikel lainnya

Terkini 

KKP Siapkan Sertifikasi Tepung Ikan Lokal, Ini Alasannya

Minapoli

1385 hari lalu

  • verified icon2974
Terkini 

Artemia Decapsulation: Transitioning from Tradition

Minapoli

1299 hari lalu

  • verified icon2997
Terkini 

The Artemia Paradox

Inve Indonesia

1222 hari lalu

  • verified icon3755
Terkini 

Prof Rokhmin: Maksimalkan Potensi Perikanan Sulampua

Minapoli

1909 hari lalu

  • verified icon2413