Tips Cetak Koki untuk Kompetisi

| Fri, 02 Jul 2021 - 08:23

Popularitas ikan mas koki sebagai ikan hias hingga kini tidak pernah pudar. Bahkan cenderung stabil dengan beragam jenis yang ada. 

 

Tak berhenti pada peliharaan para penghobi, mas koki telah menjadi satu jenis ikan hias paling populer yang sering dilombakan. Sehingga selain untuk kepentingan hobi dan komersial, tak sedikit penghobi yang menggeluti mas koki khusus untuk kompetisi, seperti yang dilakukan oleh penghobi atau hobiis asal Jakarta Selatan (Jaksel), Lorentius Gilang Diputra. 

  

Untuk mencetak mas koki yang unggul dalam kompetisi, ada beberapa standar atau karakter yang harus diperhatikan pada anatomi luar tubuh ikan. Terutama soal bentuk dan proprosinya. Menurut Gilang, setiap jenis ikan dengan nama internasional goldfish ini memiliki standarnya masing-masing. “Ini bisa menjadi acuan juga untuk mencari indukan yang bagus,” ungkapnya.

  

Bentuk dan Proporsi Tubuh

Lebih lanjut, Gilang menjelaskan karakteristik dari ikan mas koki ini yang sejarahnya merupakan satu diantara ikan hias tertua di dunia yang pernah didomestikasi. Ia kemudian menerangkan tentang jenis Oranda, Ranchu, Ryukin, dan Demekin.  Pada jenis Oranda dan Ranchu, bagian kepala ikan jangan sampai memiliki “gondok” atau sejenis jambul yang berada di bawah mulut. 

 

Ia menjelaskan, kedua jenis ikan tersebut sebaiknya hanya memiliki jambul di bagian atas saja. “Ketika jambul sudah sampai bawah dagu, itu tidak masuk nominasi,” paparnya saat seminar daring yang dilaksanakan oleh PJLP Teknis Kelautan dan Pertanian DKPKP (Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian) DKI Jakarta lewat aplikasi Zoom beberapa waktu yang lalu, langsung dari farm-nya di kawasan Pesanggrahan, Jaksel.


Baca juga: Budidaya Ikan Mas Koki, Hobi Menguntungkan di Tengah Pandemi Covid-19

 

Kemudian pada bagian ekor, mas koki Oranda yang masuk standar kompetisi memiliki sirip ekor yang tegak lurus. Baik ekor bagian bawah maupun bagian atasnya. Ekor juga tidak boleh bengkok ke kiri atau kanan. Selain itu, ekor atas dan bawah juga memiliki besar yang sama. Sebab, kata Gilang, kalau besar salah satunya jadi kurang enak dilihat. 

 

Sementara pada Ranchu, karakter yang digaris bawahi oleh Gilang adalah pada bagian punggung. Karena Ranchu tidak memiliki sirip pungung, maka kata Gilang, punggungnya harus berebntuk kurva parabolik atau berbentuk busur. “Sementara ketegakan ekor belakang sama halnya dengan ekor Oranda,” tambahnya sudah dipelihara sejak masa Dinasti Sung di Tiongkok sekitar abad ke-10.

 

Pada jenis Ryukin, Gilang menekankan pada bagian kepalanya. Kepala Ryukin akan lebih bagus jika kelihatan kecil berbentuk segitiga. Sebab menurutnya banyak juga Ryukin yang memiliki kepala besar. Seain kepala, mata juga menjadi bagian penting. Mata Ryukin yang masuk standar lomba sebaiknya tidak mennonjol atau melotot. Hal ini berlwanan dengan mata pada jenis Demekin yang justru harus keluar atau menonjol. “Dan tentu saja sama, jangan sampai matanya besar sebelah,” imbuh Gilang. 

  

Cara Produksi

Untuk menghasilkan ikan koki yang berkualitas premium, Gilang bersama kelompoknya, Mina Seroja, melakukan pemelihraan ikan sejak dari indukan. Dalam webinar tersebut, ia juga memberikan beberapa poin penting dalam setiap tahap produksi mulai dari pemiilihan induk hingga penjualan. 

 

Baca juga: 6 Jenis Ikan Mas Koki dengan Harga Termahal dan Warna yang Cantik


Dalam pemilihan induk, selain mencari ikan yang paling proporsional sesuai dengan kriteria yang ia sebutkan tadi, para hobiis juga sebaiknya memilih ikan yang lincah dan aktif. “Ikan di sini (aktif) berenang semua, gak ada yang diem kalau dikasih makan, langsung ngerebutin,” ujarnya.

 

Selain itu, pemilihan induk juga dapat dilihat berdasarkan usianya. Ikan mas koki jantan yang sudah bagus untuk dijadikan induk minimal berumur enam bulan. Sementara induk betina minimal satu tahun. Menurut Gilang, sebaiknya induk koki digunakan untuk lima kali pemijahan saja. Sebab setelah itu kualitasnya akan menurun. “Kalian boleh ganti induk, yang penting tidak inbreeding. Gak boleh satu keturunan,” ungkapnya mewanti-wanti. Sebab anakan yang dihasilkan dari sepasang induk yang satu keturunan akan memiliki kualitas yang buruk. 


Sumber: TROBOS Aqua


Artikel lainnya

Ikan Hias 

Cupang, Ikan Sawah yang Naik Panggung Kontes

Minapoli

1639 hari lalu

  • verified icon6284
Ikan Hias 

Pengembangan Budidaya Arwana Menurut Para Peneliti di Indonesia

Minapoli

1041 hari lalu

  • verified icon2039
Ikan Hias 

Sistem Plasma Ikan Hias

Trobos Aqua

1708 hari lalu

  • verified icon3226
Ikan Hias 

Potensi Besar, Ikan Hias Bisa Jadi Pendorong Ekspor Perikanan

Minapoli

1926 hari lalu

  • verified icon2590