Tepung Maggot BSF Potensial Digunakan untuk Barramundi dan Lobster Air Tawar
| Tue, 24 May 2022 - 10:11
Sebuah riset terbaru mengenai penggunaan tepung maggot black soldier fly (BSF) sebagai bahan protein pada pakan barramundi dan lobster air tawar jenis marron, menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Performa ikan barramundi yang diberi pakan dengan bahan baku protein dari tepung maggot setara dengan barramundi yang diberi pakan komersial (tanpa maggot). Sementara lobster jenis marron yang diberi pakan maggot menghasilkan pertumbuhan yang lebih tinggi dari marron yang diberi pakan tanpa tambahan maggot.
Hasil riset tersebut disampaikan oleh kandidat Ph.D dari The University of Western Australia’s School of Biological Sciences and UWA Oceans Institute, Isobel Sowell. Dikutip dari The Fish Site, penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu efektivitas larva maggot BSF sebagai alternatif sumber protein tepung ikan pada pakan dua komoditas perikanan Australia, barramundi dan lobster marron.
Baca juga: Maggot, Pakan Alternatif Berprotein Tinggi untuk Ikan
Menurut Sewell, tren produksi dan pasokan tepung ikan global sudah stagnan dalam beberapa dekade terakhir. Sementara di sisi lain, pertumbuhan industri akuakultur berjalan cepat dan membutuhkan pasokan tepung ikan yang semakin banyak sebagai sumber protein pakan. “Ini menjadi problematik karena pasokan tepung ikan tidak bisa memenuhi permintaannya yang terus tumbuh” ujar Sewell.
Apalagi bagi spesies-spesies karnivora yang membutuhkan nutrisi protein yang tinggi, yang selama ini dipenuhi dari tepung ikan.
Oleh karena itu, Sewell mencoba untuk mengidentifikasi efektivitas maggot sebagai alternatif bahan baku protein, guna mengurangi ketergantungan terhadap sumber protein tepung ikan yang didapat dari perikanan tangkap.
Sewell menemukan bahwa selain setara dengan tepung ikan, maggot juga memiliki peran yang positif terhadap keberlanjutan lingkungan.
Baca juga: Farm Barramundi Berkapasitas 10 ribu Ton di Bali Sambut Kerjasama Baru
“Larva (BSF) memakan sampah organik, seperti sampah hijau dan pupuk kandang, yang pada gilirannya diubah kembali menjadi biomassa maggot melalui pemecahan protein, lemak, dan energi. Karena itu, mereka dapat membantu dalam pengurangan potensi polusi dan emisi gas rumah kaca dari industri pertanian.” katanya.
Ia melanjutkan, meski riset ini membutuhkan analisis yang lebih mendalam lagi dari aspek Biologinya. Namun ia optimis hasil tersebut bisa menjadi awal yang baik untuk menghasilkan sumber nutrisi yang potensial untuk industri akuakultur.
“Saya berharap riset ini dapat menghasilkan penemuan baru yang bermanfaat bagi industri, sosial, lingkungan, maupun secara komersial,” tutupnya.