• Home
  • Infomina
  • Teknik Pengendalian Penyakit Berak Putih pada Budidaya Udang Vaname

Teknik Pengendalian Penyakit Berak Putih pada Budidaya Udang Vaname

| Fri, 06 Aug 2021 - 13:34

Serangan penyakit yang dikenal dengan kotoran putih (WFD) pada budidaya udang vaname saat ini telah menyerang pada banyak kawasan terutama pada tambak intensif. Sebagai dampaknya nafsu makan udang menurun, kondisi udang keropos dan mati yang pada akhirnya menurunkan produktivitas udang vaname.


Studi ekplorasi  pada beberapa tambak yang terinfeksi WFD telah dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan tambak yg terserang penyakit WFD serta untuk mengetahui  teknik pengendaliannya.  Dari hasil studi eksplorasi  menunjukkan serangan WFD terjadi pada:


1.     Warna air berubah menjadi kegelapan  dengan dominasi plankton dengan dominasi jenis plankton BGA.

2.     Kandungan bahan organik air media tambak yang tinggi lebih dari 250 ppm

3.     Air tambak mengandung jumlah bakteri vibrio sp dengan dominasi lebih dari 12% dari total bekteri.

4.     Berdasarkan hasil identifikasi pada usus udang menujukan adanya infeksi bakteri Vibrio alginolyticus, Vibrio parahaemolyticus dan Vibrio vulnificus.


Baca juga: Mencegah Penyakit Udang Berdasarkan Warna Tambak


Solusi pencegahan adalah sebagai berikut:

1. Mengendalikan kestabilan warna air dengan mengatur keseimbangan dan kestabilan plankton dengan mengatur nutrien C:N:P rasio. Perlakukan dengan aplikasi sumber karbon organik (molase) dengan dosis 2-5% dari  total pakan yang diberikan setiap 2x seminggu. Aplikasi pupuk Nitrogen (pupuk ZA atau Urea) dengan dosis  2-5 ppm setiap minggu.


2.  Penurunan kandungan bahan organik air tambak dengan cara pengenceran atau penambahan air dari petak tandon tiap hari sekitar 5%. Air yahg digunakan untuk pengenceran harus sudah disetrilkan menggunakan desifektan untuk mengeliminir patogen virus atau bakteri.


3.  Menekan pertumbuhan bakteri vibrio dengan cara didesak mendorong pertumbuhan bakteri probiotik. Cara aplikasi adalah probiotik bacillus sp dilakukan aktivasi dengan menggunakan air tambak dalam wadah ember 20 lt. Tambahkan molase sekitar 0,5 lt dan pupuk nitrogen (ZA) sebanyak 200 g. Ukur nilai pH pada larutan di ember tersebut dan biasanya nilai pH kurang dari 6. Tambah kapur sekitar 200 g hingga nilai pH naik menjadi 7.


Baca juga: Cegah Penyakit, KKP Larang Penggunaan Induk Udang Asal Tambak


Masukkan bibit probiotik sekitar -100-200 g kedalam ember dan dibiarkan 0,5-1 jam. Selanjutnya ditebar di tambak. Cara ini dilakukan 1-2 kali seminggu. Untuk menjaga pertumbuhan bakteri probiotik di tambak dengan mengatur keseimbangan C/N rasio lebuh dari 16 dengan melakukan penambahan karbon molase (tetes tebu) dengan dosis 2-5 % dari total pakan yang yang telah digunakan. Perlakukan 1-2 x seminggu.


4.  Pengobatan bakteri vibrio pada usus dan hepatopankreas  dapat dilakukan dengan menggunakan antibiotk alami alicin (ektrak bawang putih. Teknik yang dilakukan adalah dengan cara pemuasaaan udang selama 1 hari terutama pada malam hari. Dengan pemuasaan dan udang lapar maka nafsu makan akan meningkat. Pemberian pakan yang telah diperkaya dengan multivitamin dan ekstrak bawang putih setelah dipuasakan. Untuk pengobatan dapat dilakukan selama 2-3 hari hingga nafsu makan normal. Untuk pencegahan selanjutnya dapat dilakukan 2x seminggu.  


Sumber: DJPB KKP

Artikel lainnya

Udang 

Saat Pandemi, Produksi Udang Tetap Tinggi dengan Penerapan Teknologi

Info Akuakultur

1523 hari lalu

  • verified icon2521
Udang 

Tips Singkat Bertambak Udang di Musim Hujan

Minapoli

852 hari lalu

  • verified icon1701
Udang 

Using a Probiotic Mixture is More Effective Alone

Minapoli

1742 hari lalu

  • verified icon3477
Udang 

Bangun Pertambakan Ramah Iklim

Trobos Aqua

1189 hari lalu

  • verified icon2449