Peternak Lele Zaman Now, Cuan Ratusan Juta & Ekspor ke Rusia
| Mon, 09 Sep 2019 - 17:28
Berawal dari
anggapan masyarakat bahwa lele dipelihara di kolam atau empang yang jorok,
membuat Muhammad Iqbal berputar otak. Iqbal, sapaan akrabnya, melihat peluang
bisnis dari hal tersebut. Ditambah, menurut riset ternyata lele memiliki
banyak protein daripada ikan salmon.
Peluang bisnis semakin terbuka lebar ketika dia memiliki kerjasama dengan rumah
makan khusus lele. Dari situ, dia pun ingin merubah pemikiran orang-orang
tentang lele yang dinilai tidak bersih untuk dikonsumsi. "Banyak yang
mengenal lele itu bau dan jorok untuk bagaimana mindset orang bisa kita ubah.
Saya kerja sama dengan restoran Pecel Lele Lela saya lihat di situ ada peluang
bisnisnya dan itu berhasil mereka jadi suka," ujar Iqbal kepada CNBC
Indonesia, pekan lalu.
Dia menuturkan bahwa lele yang dia ternak adalah jenis lele sangkuriang. Dengan
modal terbilang minim yakni Rp 5 juta. pemilik MAS 78 Farm ini berhasil
mengembangkan bisnis
lele hingga meraup omzet ratusan juta.
Iqbal pun mengubah konsep ternak lele dengan metode
biogreen. Metode ini bersih, tanpa bau dan sehat. Bahkan, saking
higienisnya air kolam lele pun bisa langsung diminum. Peternak lele asal
Bekasi ini membawa metode budi daya dengan Cara Budi Daya Ikan yang
Baik (CBIB), di mana semua proses budi daya, maupun panen sudah dipersiapkan
dengan baik.
Lele yang dibudidayakan bebas dari kontaminasi bahan kimia dan biologi, serta
aman dikonsumsi. Salah satu ciri dari metode ini adalah penggunaan pakan
probiotik, media kolam terpal bulat, dan manajemen budi daya. Selain itu
menurutnya, lele dipelihara dalam kolam bundar terpal berukuran diameter 2
meter. Keunggulan penerapan kolam terpal bulat ini, selain praktis, efisien dan
murah, juga mampu menampung lebih banyak bibit ikan lele.
Padat tebarnya menurut dia bisa mencapai 700 ekor lele/meter kubik. Budi daya ikan
ini bila panen bisa menghasilkan 200 kg sebulan dan dipasok ke restoran juga
online. "Setiap bulannya, kita bisa panen dari 4 kolam
dan memanen lele hingga 200 kg dimana 1 kg nya isinya 6-7 ekor
dijual Rp 25 ribu. Tentunya kendala ada tapi saya bersyukur dengan sistem ini
sangat minim risiko karena airnya," ungkapnya
Berbicara peminat, Iqbal mengaku sangat tinggi jumlah masyarakat yang yang
ingin menyantap lele organik ini. Dalam setahun kenaikannya mencapai 3-5 persen
bahkan dia mengaku masih kekurangan untuk suplai ke penduduk sekitar. Kini,
Iqbal tak cuma beternak ikan lele tapi juga membuat produk olahan yang bisa
diekspor ke luar negeri. "Jadi olahan lele itu adalah turunan bisnis dari
produk yang kita budidayakan. Kita buat abon, keripik kulit dan nugget. 3
produk yang sebetulnya saya bawa keluarga negeri tersebut yakni Rusia, Jepang
dan Eropa," kata Iqbal.
Sumber : CNBC Indonesia