Pembenihan Ikan Nila Merah dalam Waduk

| Wed, 14 Oct 2020 - 18:13

Ikan nila merah adalah salah satu komoditas yang populer di kalangan masyarakat Indonesia. Selain karena pertumbuhannya yang cepat, ikan nila merah juga memiliki banyak peminat sehingga peluang untuk Anda menjual ikan ini di pasaran sangatlah besar.


Pembenihan ikan nila merah pada dasarnya dapat dilakukan di berbagai bentuk wadah yang tersedia di lingkungan Anda. Ikan yang memiliki warna tubuh kemerahan ini dapat Anda budidayakan di kolam beton, kolam tanah, terpal, bahkan waring atau hapa dalam waduk. Jika Anda memilih untuk membudidayakan ikan nila merah di waduk, maka jaring hapa dapat menjadi pilihan wadah budidaya yang tepat. 


Seperti ikan air tawar pada umumnya, pembenihan ikan nila merah terdiri dari beberapa proses di antaranya pemeliharaan benih, pemeliharaan induk serta pemeliharaan telur yang semuanya dilakukan menggunakan jaring hapa.


Baca juga: Pentingnya Seleksi pada Pembenihan Nila


Pemeliharaan Induk

Pemeliharaan induk jantan dan betina nila merah dilakukan secara terpisah karena jika digabungkan, ikan nila merah dapat dengan mudah melakukan pemijahan secara alami. Jika dibiarkan pemijahan akan terjadi secara tidak terkendali yang akan menyebabkan kesulitan dalam pemeliharaan larvanya nanti. 


Induk ikan nila yang dipelihara secara terpisah diberikan pakan yang sesuai dengan kebutuhannya untuk membantu proses kematangan gonadnya. Jenis pakan yang dapat Anda berikan adalah pakan pellet yang sebaiknya memiliki kandungan protein antara 32-35%, kemudian diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan perhari. 


Induk jantan dan betina yang sudah matang kelamin dipilih untuk digunakan dalam pemijahan. Perlu Anda perhatikan, bahwa ikan nila betina memasuki matang gonad setelah berumur 5-6 bulan. Pada umur ini, bobot dari induk nila merah yang siap dipijahkan setidaknya telah mencapai bobot 200-250 gram dan untuk induk jantan 250-300 gram.


Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan induk ikan nila merah dalam waduk adalah keramba jaring polyethylene D-12, dengan ukuran mata jaring 0,75 inci dimensi 3,5 x 7 m2  dan kedalaman air 2 m. Sebelum pemijahan dilakukan, sebaiknya ikan nila diberokkan (puasa) selama 15 hari. 


Usahakan penempatan kedua hapa pemeliharaan jantan dan betina tidak berdekatan untuk menghindari pemijahan liar akibat sperma dan telur yang terbawa air.


Baca juga: Cara Mudah Memilih Bibit dan Indukan Ikan Nila


Pemijahan Induk

Wadah yang dapat Anda gunakan untuk melakukan pemijahan induk memiliki luas 15 m2 dengan dimensi 2 x 7,5 m dan kedalam 60 cm. Ikan jantan dan betina digabungkan ke dalam satu wadah dengan padat tebar dalam hapa pemijahan adalah 3 ekor/m2. Pemijahan masal ini dilakukan dengan rasio perbandingan jantan dan betina 1:4. 


Pemberian pakan pada induk ikan nila merah yang akan memijah adalah dengan memberikan pakan komersil dengan kandungan protein 32-35% diberikan sebanyak 2% dari berat total ikan per hari.


Semakin luasnya hapa pemijahan, semakin besar ruang yang tersedia bagi induk untuk berpijah dan mengasuh anak-anaknya. Pada dasarnya ikan nila merah betina, akan mengerami telur-telurnya di dalam mulut sebelum akhirnya menetas dan menjadi larva.


Pemijahan dilakukan untuk menghasilkan larva dengan kisaran ukuran 0,8 – 1,0 cm. Selanjutnya Anda dapat melanjutkan ke tahap pendederan yang dibagi menjadi 2 tahap, pendederan tahap I untuk menghasilkan benih berukuran 3- 5 cm dan dilanjutkan dengan pendederan tahap II meniadi benih berukuran 8-12 cm. 


Baca juga:  Budidaya Ikan Nila dengan Teknologi Bioflok


Pemeliharaan larva

Larva ikan nila yang telah menetas, sebaiknya dibesarkan di tempat khusus. Pemindahan dilakukan setelah larva berumur 5-7 hari.

Pada pendederan tahap I, Anda dapat menggunakan hapa dengan mata jaring 2 mm agar larva hasil pemijahan tidak lolos. Padat penebaran adalah 1000 ekor/m3. Hal yang perlu Anda perhatikan adalah kebersihan dari hapa karena cukup mudah tertutup oleh lumut akibat mata jaringnya yang kecil. Pendederan tahap I dilakukan selama kurang lebih 2 bulan.


Pendederan tahap II menggunakan jaring waring yang mempunyai bukaan mata jaring 4 - 5 mm. Benih yang ditebar pada tahap ini memiliki panjang total 6,1 – 6,5 cm, berat 4,90 – 5,68 gram dan kepadatan 600 ekor/m3 . Pada tahap ini dilakukan pemeliharaan selama 2 bulan. Benih yang dipanen dapat mencapai ukuran berat 33,9 – 41,8 gram/ekor.


Tips untuk Anda, agar ikan nila tidak stress akibat terik matahari dan juga serangan hama seperti burung, Anda dapat menambahkan peneduh menggunakan hapa pada bagian atas hapa atau waring pemeliharaan.


Kualitas air pada kolam

Kualitas air dalam pemeliharaan perlu Anda perhatikan untuk mengurangi stress yang dapat menyebabkan imunitas ikan turun bahkan kematian. Suhu yang optimal pada tahap pemijahan dan pendederan berkisar antara 27 – 33 ⁰C. 

Oksigen terlarut pada wadah diusahakan tidak kurang dari 5 ppm agar ikan tidak stress. Selain itu kandungan CO2 diusahakan tidak melebihi 10 ppm karena dapat membahayakan kehidupan ikan itu sendiri.


Dibuat oleh Tim Minapoli


Sumber:

Rustadi et al. 1996. Pembenihan nila merah (Oreochromis sp) menggunakan jaring apung di wadung kedungombo. Jurnal Perikanan UGM. 1(1): 54-62

https://alamtani.com/pembenihan-ikan-nila/#:~:text=Ikan%20nila%20mudah%20memijah%20secara,mengelola%20agar%20pemijahan%20berlangsung%20terkendali.

Willem H.S , Yudi P, Annita S. 2019. Pengaruh kualitas air terhadap pertumbuhan ikan nila nirwana (oreochromis sp.) pada tambak payau. The Journal of Fisheries Development. 3 (2): 95 – 104


Artikel lainnya