Pandemi, Startup Akuakultur Justru Catat Peningkatan Pendapatan
| Thu, 07 Jan 2021 - 16:32
Pada 2020, eFishery yang merupakan startup akuakultur mencatatkan peningkatan pendapatan hingga empat kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Tercatat terjadi peningkatan hingga 287,2 persen secara year-on-year Gross Merchandise Value (GMV) di tahun ini.
"Di tahun ini kami secara agresif mengoptimalisasi lini bisnis kami selain eFisheryFeeder, yaitu eFisheryFund untuk akses terhadap pendanaan, eFisheryFeed untuk penyediaan pakan, dan eFisheryFresh untuk pendistribusian produk hasil budidaya," ungkap Co-founder dan CEO eFishery Gibran Huzaifah melalui keterangan tertulisnya, Rabu, 23 Desember 2020.
Hal ini, lanjut Gibran, dilakukan karena perusahaan melihat pembudidaya ikan mengalami kesulitan dalam mendapatkan modal usaha, terbatasnya pakan yang tersedia di retailer, dan juga kendala dalam penyaluran hasil budidayanya.
eFisheryFund memberikan akses dan menghubungkan pembudidaya ikan secara langsung dengan institusi keuangan. Fitur utama dari eFisheryFund adalah Kabayan (Kasih Bayar Nanti), yaitu program cicilan yang dapat dimanfaatkan oleh para pembudidaya untuk memperoleh produk eFishery seperti eFisheryFeeder dan pakan ikan.
Baca juga: Berita eFishery Umumkan Pendanaan Seri B, Dipimpin Go-Ventures dan Northstar
Penyediaan pakan yang didukung oleh eFisheryFeed ini telah bekerja sama dengan berbagai brand pakan, sehingga pembudidaya memiliki lebih banyak pilihan. Lebih dari 3.000 pakan ikan dari berbagai merek telah didistribusikan melalui layanan ini.
Selama 2020, eFisheryFund telah menjalin kerja sama dengan berbagai institusi keuangan seperti BRI, Alami Sharia, dan Investree. Hingga saat ini, lebih dari 800 pembudidaya telah didukung oleh eFisheryFund dengan total pinjaman yang disetujui mencapai lebih dari Rp50 miliar.
Pembudidaya pun memiliki fleksibilitas dalam pengembalian pinjaman karena eFisheryFund menawarkan tenor hingga enam bulan. Skema ini banyak membantu pembudidaya yang usahanya nyaris tutup akibat pandemi.
"Kalau tidak ada program Kabayan, usaha budidaya saya sudah tutup saat pandemi karena kehabisan modal,” ungkap pembudidaya ikan nila asal Pamijahan, Kabupaten Bogor, Baban.
Baca juga: Gandeng Baba Rafi, eFishery Kembangkan Digitalisasi Tambak Udang Vaname
Pandemi covid-19 secara signifikan membuat perekonomian Indonesia mengalami pukulan dan mengguncang sektor UMKM, termasuk sektor perikanan budidaya. Di awal pandemi, permintaan ikan mengalami penurunan hingga 20 persen.
Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain oleh permintaan pasar yang turun, permintaan dari hotel, restoran, dan kafe yang masih lesu, dan akses untuk berpindah ke pasar online yang belum maksimal.
"eFishery berfokus untuk meningkatkan dampak sosial yang dapat membantu menjaga usaha para pembudidaya tetap berjalan. Salah satu langkah yang kami lakukan adalah dengan menarik ikan hasil panen pembudidaya dan mengolahnya menjadi produk beku demi menambah nilai jual dan memperpanjang masa konsumsi. Dengan demikian, hasil panen dapat disimpan lebih lama sehingga mengurangi risiko terbuangnya hasil panen," ujar Gibran.
Gibran menambahkan, melalui eFisheryFresh, ikan yang ditarik dari pembudidaya kemudian disalurkan ke berbagai channel dengan jalur business to business