Mengenal Rumput Laut Latoh

| Wed, 16 Oct 2019 - 11:27

Pendahuluan

Rumput Laut Latoh 

Sumber : Greeners


Latoh merupakan salah satu jenis rumput laut yang hidup melekat di dasar perairan yang mempunyai nama ilmiah Caulerpa sp. Rumput laut jenis Caulerpa sp. Adalah golongan alga hijau, thallus (cabang) berbentuk lembaran, batangan dan bulatan, berstruktur lembut sampai keras dan siphonous. Seluruh bagian rumput laut Caulerpa sp. Terdiri atas assimilator dan ramuli yang membentuk bulatan – bulatan seperti buah anggur, sehingga sering disebut anggur laut. Juga ada jenis lain yang bentuk dan performanya berbeda.

Caulerpa sp. Atau lebih dikenal dengan sebutan Latoh oleh masyarakat pesisir Jawa khususnya Jepara, Lawi – Lawi (Sulawesi), Bulung Boni (Bali) sebenarnya sudah lama dikenal oleh kalangan masyarakat pesisir dan dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung sebagai sumber bahan pangan sehari – hari. Latoh ini menyerupai telur ikan dan berwarna hijau dimana masyarakat biasa memanfaatkannya sebagai pelengkap menu sehari – hari yang bisa dikonsumsi begitu saja dalam keadaan mentah atau disajikan dengan ikan dan nasi.

Latoh tidak hanya diminati di Indonesia saja, namun di beberapa negara seperti Jepang, Cina , Korea, Malaysia, Filipina, dan Thailand, bahkan di Amerika dan Eropa juga ikut mengkonsumsi Latoh. Di Amerika dan Eropa, Latoh dikenal sebagai green caviar atau kaviar hijau dan di beberapa negara Asia selain dikonsumsi masyarakat, juga digunakan sebagai obat pada beberapa jenis penyakit.

Jenis Latoh yang dikembangkan di BBPBAP Jepara ada tiga, yaitu Mrica atau Anggur (Caulerpa lentilfera), Blarak (Caulerpa racemosa) dan Telon (Caulerpa sertulariodes). Ketiga jenis ini sangat disukai oleh masyarakat terutama jenis blarak sebagai bahan makanan yang dikonsumsi dalam keadaan segar. Pada awalnya Latoh didapat oleh masyarakat langsung dari laut, akan tetapi BBPBAP Jepara sudah melukakan budidayanya di tambak. Bahkan budidaya tanaman Latoh ini lebih mudah dan menjanjikan dibandingkan budidaya tanaman rumput laut dengan jenis lain.

Kandungan dan Manfaat

Di Indonesia , Latoh dimanfaatkan sebagai bahan makanan dengan cara dimakan mentah sebagai lalapan, urap atau sebagai sayur. Bahan makanan ini mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi sebagai sumber protein nabati, mineral maupun vitamin yang berbeda dengan tumbuhan darat.

Latoh merupakan salah satu jenis alga hijau yang belum banyak dimanfaatkan dan termasuk dalam Feather Seaweed. Feather Seaweed dilaporkan sebagai makroalga yang dapat dimakan, mempunyai zat bioaktif seperti anti bakteri, anti jamur, anti tumor, dan bisa digunakan untuk terapi tekanan darah tinggi dan gondok. Zat bioaktif adalah zat yang termasuk metabolit sekunder yang bersifat aktif secara biologi dan dapat digunakan untuk industri pangan dan farmasi (BBRP2B 2010).

Hasil uji proksimat Laboratorium BBPBAP Jepara (2017) latoh hasil budidaya di tambak mempunyai kandungan kadar Air 4,27 %, Abu 10,43 %, Lemak 3,16 %, Protein 25,61 %, Serat 30,67 % dan BETN 25,86 %.

 

BETN (bahan ekstrasi tanpa nitrogen)

Hasil uji proksimat Laboratorium BBPBAP Jepara (2017)

 

Budidaya Latoh

Latoh merupakan makro alga yang secara umum pemeliharaan tidak rumit, walaupun latoh pada umumnya hidup pada perairan laut dangkal, namun dapat juga dibudidayakan di tambak baik secara monokultur maupun secara polikultur dengan komoditas bandeng, udang, kepiting atau rajungan. Budidaya latoh di tambak dapat dilakukan pada berbagai kondisi dengan syarat dasar tambak sebaiknya lumpur berpasir sebagai substrat untuk tempat hidup, tumbuh dan berkembangnya, dengan persyaratan parameter kualitas air pada Tabel 1.

Tabel 1. Persyaratan parameter air media budidaya Latoh

No

Parameter

Kisaran Optimal

1.

Suhu

25 - 33˚C

2.

Salinitas

20 – 30 ppt

3.

Kedalaman Air

50 – 120 cm

4.

Pertukaran Air

Maksimal 7 hari sekali

 

Budidaya latoh (Caulerpa sp.) selain mudah juga sangat menguntungkan, dengan pertumbuhan yang lebih dari 10 kali lipat dalam jangka waktu kurang dari setahun sudah kembali modal dan masih mendapatkan keuntungan. Analisis usaha secara sederhana pada Tabel 2.

Tabel 2. Kelayakan usaha

No

Komponen

Jumlah

Satuan

Harga Satuan

Nominal (Rp)

A.

Biaya Operasional :

 

 

 

 

1.

Sewa tambak per 6 bln

1

Hektar

5.000.000

5.000.000

2.

Sewa pompa

1

Unit

1.500.000

1.500.000

3.

Persiapan tambak, dll

1

Paket

3.000.000

3.000.000

4.

Bibit awal

250

Kg

20.000

5.000.000

5.

Pupuk organik

500

Kg

5.000

2.500.000

6.

Tenaga (1 orang)

6

OB

1.500.000

9.000.000

7.

Peralatan lapang, dll

1

Paket

2.500.000

2.500.000

8.

Biaya tak terduga

1

Paket

1.500.000

1.500.000

 

Sub Jumlah

 

 

 

30.000.000

B.

Pendapatan :

 

 

 

 

1.

Produksi per Ha/6 bulan

12.000

Kg

12.000

144.000.000

C.

Keuntungan (B-A)

 

Rp

 

114.000.000

* Catatan : Efektif dalam satu tahun untuk produksi Latoh antara 5 - 7


Sumber : Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara

Artikel lainnya

Rumput Laut 

Hasil Rumput Laut Halbar Diekspor ke Negara Chili

Minapoli

1974 hari lalu

  • verified icon2491
Rumput Laut 

FAO Backs Regulatory Overhaul for Global Seaweed Growers

Minapoli

1938 hari lalu

  • verified icon2092