Marketplace B2B Perikanan Fishlog Raih Pendanaan dari Insignia Ventures hingga Arise
| Thu, 24 Mar 2022 - 12:31
Startup penyedia marketplace business-to-business (B2B) khusus perikanan, Fishlog, mengantongi pendanaan tahap awal (seed funding) dengan nilai yang tidak dipublikasikan.
Insignia Ventures Partners memimpin pendanaan tersebut. Arise Ventures, KK Fund, Ango Ventures, Captain Fresh, CEO Kopi kenangan Edward Tirtanata, Co-founder Awantunai Windy Natriavi dan CMO Shipper Jessica Hendrawidjaja ikut berpartisipasi.
Dana segar yang diperoleh Fishlog bakal dimanfaatkan untuk mengembangkan produk dan layanan digital, serta membuka peluang bagi para mitra untuk bergabung dengan ekosistem Fishlog. Pendanaan ini juga menjadi modal untuk membangun tim dan kapabilitas karyawannya, hingga memperluas jaringan Fishlog di Indonesia.
Para founder Fishlog, Bayu Anggara, Reza Fahlepi, dan Abdul Halim, berupaya mengatasi permasalahan rantai pasok di sektor perikanan. Solusi yang ditawarkan berupa platform digital yang dapat dimanfaatkan untuk memperkuat distribusi dan meningkatkan volume penjualan.
Baca juga: Pandemi, Startup Akuakultur Justru Catat Peningkatan Pendapatan
“Melalui Fishlog, kami sedang membangun go-to marketplace untuk semua pemangku kepentingan di sektor perikanan di Indonesia, merampingkan proses rantai pasok menjadi lebih efisien dan transparan dengan cara yang lebih berkelanjutan,” kata Bayu, CEO Fishlog.
Marketplace yang dibangun oleh Fishlog dapat digunakan oleh nelayan, pemilik cold storage, UMKM, hingga distributor perikanan. Mitra yang tergabung bisa memanfaatkan solusi digital untuk gudang cold storage dan terhubung ke lebih banyak pembeli serta pemasok.
Founding Managing Partner Insignia Ventures Partners, Yinglan Tan, mengungkapkan bahwa masalah fragmentasi rantai pasokan di sektor perikanan dan agrikultur semakin terlihat. Potret tersebut seiring dengan kemunculan berbagai platform digital yang fokus pada sektor tradisional.
“Fishlog berada di posisi yang tepat untuk menjadi pemimpin dalam mengatasi inefisiensi yang sudah berlangsung lama dalam industri perikanan di Indonesia,” kata Yinglan.
Sumber: TECHINASIA