• Home
  • Infomina
  • Marine Aquagriculture, Terobosan Polikultur Berbasis Air Laut

Marine Aquagriculture, Terobosan Polikultur Berbasis Air Laut

| Wed, 24 Feb 2021 - 18:26

Elon Farm diketahui telah berhasil melakukan riset dan pengembangan budidaya polikultur ikan, sayuran dan udang galah dalam system resirkulasi air tawar yang dikenal dengan Freshwater Aquagriculture.


Terkini, Elon Farm kembali berhasil melakukan riset dan pengembangan metode sejenis yang berbasis air laut yang disebut dengan Marine Aquagriculture.


Doktor Joe, pencipta metode itu, mengatakan Marine Aquagriculture berhasil dikembangkan di Buleleng, Bali.


"Di sini kami berhasil membuat terobosan polikultur berbasis air laut, komoditas utama adalah ikan kerapu, lobster dan anggur laut" ucap Doktor Joe, Rabu (17/2/2021).


Baca juga: 5 Jenis Kerapu yang Bisa Dibudidayakan


Metode Aquagriculture ini, kata dia, adalah sebuah paradigma baru dalam menciptakan ekosistem yang nyaman untuk polikultur.


Ekosistem buatan ini memiliki banyak keunggulan dibanding ekosistem alami.


"Mereduksi faktor penghambat dan memaksimalkan faktor penunjang, sehingga spesies yang dibudidayakan lebih merasa nyaman dan tentram" ungkap Doktor Joe.


"Dengan demikian semua spesies yang dibudidayakan dalam serial metode yang kami beri nama Aquagriculture TRG-01 (freshwater), Aquagriculture TRG-02 (sea water) dan Aquagriculture TRG-03 (brackish water) ini hidup berdampingan dan saling memacu pertumbuhan," imbuhnya.


Selain itu, Joe mengatakan kelebihan dari tiga serial metode Aquagriculture ini adalah minimum cost tapi high produktivitas.


Baca juga: Meningkatkan Performa Pakan Udang Melalui Penambahan Pellet Binder yang Tepat


Sistem metode tersebut terlihat modern tapi semua bahan dan peralatan yang digunakan ternyata sederhana dan mudah didapatkan.


"Sistem ini tidak memerlukan peralatan canggih dengan segala jenis sensor," kata Joe.


Lebih lanjut, Joe menambahkan kunci keberhasilan dari sistem ini adalah ketekunan serta harus memiliki 'rasa' untuk menjaga kestabilan ekosistem.


Saat ini, pihaknya sedang melakukan riset dengan metode yang sama tapi berbasis air payau, sekitar dua bulan lagi akan terlihat hasilnya.


"Komoditasnya ikan baramundi, udang vaname, kepiting bakau dan anggur laut," katanya.


Sumber: Tribun News







Artikel lainnya