Fillet Nila Merambah Indonesia

| Wed, 21 Aug 2019 - 11:37

Bisnis fillet nila sangat prospektif di pasar lokal dan internasional. Dua puluh tahun lebih sukses mengekspor tilapia ke mancanegara, Regal Springs Indonesia mulai menyasar pasar nila Nusantara.

Perusahaan yang sudah 31 tahun membudidayakan nila di Tanah Air ini memandang kebutuhan masyarakat kelas menengah akan makanan sehat, segar, dan mudah diolah semakin besar dan belum terpenuhi dengan baik.

“Penyerapan pasar tidak terbatas baik di pasar ekspor maupun domestik. Kita siap memproduksi sebanyak mungkin dan menjual sebanyak mungkin,” kata Sami Hamzah, Presiden Komisaris Regal Spring Indonesia (RSI) di Jakarta beberapa waktu lalu. 

Terbaik Dunia

Achim Eichenlaub, Chief Executive Officer Regal Springs Group menjelaskan, perusahaan asal Swiss itu mengekspor fillet nila ke Amerika, Eropa, dan sebagian ke Asia.

Produksi ikan bernama ilmiah Oreochromis niloticus itu ada di tiga negara, yaitu Indonesia, Meksiko, dan Honduras. Sepertiga produksi fillet ada di Indonesia dari pabrik di Medan, Sumut dan Semarang, Jateng.

Regal Springs berinvestasi mencapai US$70 juta guna mewujudkan perikanan bertanggung jawab. Pengawasan produksi dimulai dari menghasilkan telur nila, pembenihan, pengolahan menjadi fillet, pengemasan, pengiriman produk, hingga penjualan.

“Makanan kami sangat dikenal tanpa antibiotik, hormon, dan fosfat. Kami menyebut Naturally Better Tilapia. Kami menghasilkan rasa tilapia terbaik di dunia karena budidaya di danau, bukan di kolam. Metodenya sangat berbeda,” paparnya.

Perusahaan yang bernama awal PT Aquafarm Nusantara ini membudidayakan nila di Danau Toba, Sumut. 

Setelah dua tahun mengembangkan produk, RSI pun meluncurkan produk fillet dan kepala nila di Indonesia. “Kami melihat bisnis ini sangat prospektif secara lokal dan internasional. Kami punya mimpi menjadi pedagang seafood terbesar di Indonesia,” ulasnya. 

Karena itulah, Achim menegaskan, Regal Springs akan terus berinvestasi di Bumi Pertiwi. “Kami percaya dan kami tahu tilapia dari Indonesia adalah tilapia yang terbaik di dunia. Nggak banyak produk dari Indonesia yang sangat siap menghadapi dunia dan kami sudah melakukannya,” tandas pemilik RSI itu. 

Pasar Indonesia

Menurut Sami, kelas menengah di Indonesia berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir. “Negara kita lebih maju, lebih banyak orang yang mampu membeli fillet, masuk ke mall. Cita-cita kita, ekspor dan domestik 50:50,” ucapnya yang menyebut produksi saat ini 99% untuk ekspor.

Meski tidak menyebut angka pasti target penjualan nila di Indonesia pada 2019, dia mengaku sudah banyak permintaan lokal yang masuk ke perusahaannya. 

Saat ini RSI membutuhkan sekitar 25 ribu-30 ribu ton nila setahun dengan rendemen fillet sekitar 40% dan sisanya sebagai produk sampingan.

Sami mengaku siap memperbesar produksi dan menjamin pasar lokal dan global bisa menyerap asal diberi izin perluasan keramba jaring apung di Danau Toba. “Kalau kita diberi kesempatan untuk mengekspansi, kita siap,” ujarnya mantap. 

Sumber : Agrina

Artikel lainnya

Nila 

Tips Membuat Bioflok untuk Budidaya Nila

Minapoli

1697 hari lalu

  • verified icon6838
Nila 

Fillet Nila Merambah Indonesia

Minapoli

1901 hari lalu

  • verified icon2360