Cara Budidaya Udang Intensif serta Efisien

| Mon, 28 Apr 2025 - 18:55

Budidaya udang intensif menawarkan potensi keuntungan yang tinggi. Namun seiring dengan potensinya, metode ini juga memiliki risiko kerugian besar jika tidak dikelola dengan benar.


Kunci keberhasilan budidaya udang sistem intensif bukan hanya pada padat tebar yang tinggi (100-200 ekor/m²), melainkan pada kontrol lingkungan yang ketat agar udang tetap hidup sehat hingga panen.


Agar operasional berjalan mulus tanpa ancaman gagal panen, penerapan manajemen tambak udang intensif yang terukur sangatlah krusial. Proses ini mencakup persiapan tambak udang yang steril, strategi pencegahan penyakit udang sejak dini, hingga manajemen kualitas air yang disiplin. 


Artikel ini akan mengupas tuntas tata cara budidaya yang efisien untuk meminimalkan risiko sekaligus memaksimalkan profit tambak udang.


Sekilas Budidaya Udang Intensif

Budidaya udang sistem intensif adalah sistem pemeliharaan dengan padat tebar tinggi, berkisar 100–200 ekor per meter persegi, yang dirancang untuk memacu produktivitas lahan secara maksimal. 


Berbeda dengan metode tradisional, keberhasilan sistem ini sangat bergantung pada manajemen tambak udang intensif yang rutin dan menggunakan dukungan teknologi.


Fokus utamanya bukan sekadar menebar benur, melainkan menjaga keseimbangan ekosistem buatan melalui kontrol kualitas air tambak yang ketat dan pengelolaan pakan udang yang presisi. 


Selain itu, penerapan biosecurity menjadi aspek wajib untuk mencegah masuknya penyakit. Dengan strategi ini, petambak dapat mencapai efisiensi tinggi dan hasil panen optimal di lahan terbatas.


Tata Cara Budidaya Udang Intensif

Berikut merupakan urutan cara budidaya udang intensif:

- Perencanaan

- Persiapan Tambak & Sterilisasi

- Pemilihan Benur

- Biosecurity dan Pengendalian Penyakit

- Monitoring Kualitas Air

- Pengelolaan Pakan

- Panen


Tahap Perencanaan

Tahap ini sangat penting karena menjadi pondasi awal budidaya dan harus dirumuskan hingga matang. Tahap perencanaan terdiri dari:

 - Permodalan: Jumlah modal mempengaruhi kapasitas budidaya serta tingkat teknologi yang diaplikasikan

- Pemilihan lokasi: lokasi harus dipastikan mencukup kriteria penting seperti, sumber daya air, kecocokan tanah, dan segi sosial ekonomi

- Perizinan: aspek penting yang menjadi payung hukum kegiatan bisnis

- Unit tambak: Penentuan jenis, jumlah, dan desain unit yang mendukung operasional budidaya, termasuk pembangunan unit kolam



Baca Selengkapnya Perencanaan Usaha Tambak Udang


Persiapan Tambak Udang

Cara budidaya udang intensif di awal adalah menyiapkan tambak secara menyeluruh untuk menciptakan lingkungan yang optimal. Dasar tambak perlu dikeringkan terlebih dahulu lalu dibersihkan dari kotoran, seperti lumut, lumpur, dan hama lainnya.


Setelah itu, lakukan sterilisasi menggunakan desinfektan untuk membilas penampang wadah tambak.


Lalu, air dimasukkan secara bertahap. Proses ini disertai dengan sterilisasi air menggunakan kaporit atau bahan desinfektan lainnya guna membunuh mikroorganisme yang berpotensi merugikan. Air kemudian diendapkan selama beberapa hari untuk menghilangkan sisa-sisa desinfektan.


Rangkuman langkah persiapan tambak udang:

- Pengeringan dasar tambak

- Pembersihan sisa kotoran dan lumpur

- Sterilisasi wadah tambak dengan desinfektan

- Proses memasok air

- Sterilisasi air budidaya



Cek panduan sterilisasi tambak lengkap di sini


Gambar: Tanilogic


Pemilihan Benur

Idealnya, pemilihan benur udang berasal dari hatchery bersertifikat dan memiliki status SPF (Specific Pathogen Free) atau SPR (Specific Pathogen Resistant). Selain itu, kriteria benur udang unggul lainnya yaitu:

- Bergerak aktif

- Responsif terhadap rangsangan

- Tidak memiliki cacat fisik

- Memiliki usus yang penuh


Petambak juga dapat memastikan benur udang vaname tidak mengandung patogen atau terinfeksi penyakit. Pengecekan ini dapat dilakukan secara praktis dan langsung di tambak dengan menggunakan alat berteknologi LAMP PCR yang dapat mendeteksi sampel penyakit udang kurang dari 1 jam.


Setelah itu, benur harus melalui proses aklimatisasi untuk menyesuaikan diri dengan suhu dan salinitas air tambak. Penyesuaian kepadatan disesuaikan dengan kapasitas aerasi, sistem sirkulasi, dan manajemen air yang tersedia.



Ciri lengkap benur berkualitas


Biosecurity Tambak Udang

Berbicara tentang budidaya udang intensif, maka penyakit menjadi tantangan yang banyak ditemui oleh petambak.


Hingga kini, penyakit masih menjadi salah satu penyebab utama kerugian massal dalam budidaya udang intensif, seperti AHPND, WSSV, dan EHP. 


Deteksi penyakit sejak dini dapat menjadi cara pencegahan penyakit udang dan antisipasi risiko kematian udang. Dengan mendeteksi penyakit secara rutin, petambak dapat mengatasi bibit penyakit bahkan sebelum muncul gejala dan menghindari kerugian.


Selain itu, upaya biosecurity tambak udang lain juga dapat dilakukan seperti sterilisasi sarana budidaya serta pakaian pekerja dan monitoring kesehatan pada budidaya udang vaname secara rutin.


Alat deteksi penyakit udang dengan teknologi LAMP PCR juga dapat menjadi solusi pada aspek ini karena praktis, akurat, serta mudah dioperasikan di tambak udang langsung.


Kenali tata cara biosecurity tambak


Monitoring Kualitas Air Tambak Udang

Monitoring kualitas air penting untuk dilakukan secara rutin pada tambak udang intensif. Media hidup udang vaname tersebut harus dipastikan tetap berada pada rentang toleransi yang diinginkan. Beberapa parameter kualitas air tersebut yaitu:

- DO: 4–5 ppm

- pH: 7,8–8,5

- Alkalinitas: 130–180 ppm

- Salinitas: 15–30 ppt

- Suhu: 28–32 °C

- Kecerahan: 25–40 cm

- TAN: ≤ 0,1 ppm


Untuk mendukung stabilitas air, sistem aerasi dijalankan menggunakan kincir air atau blower. Selain itu, pemberian probiotik sebagai bakteri baik pada air budidaya juga dapat menjadi opsi untuk menjaga kualitas air udang dan mencegah dominasi patogen.


Berbagai Parameter Kualitas Air Tambak Udang Lengkap


Pengelolaan Pakan Udang

Budidaya udang vaname memerlukan pengelolaan pakan agar dapat menghasilkan angka FCR seefisien mungkin.


Pada fase awal (DOC 1–10), pakan diberikan dengan metode blind feeding, tanpa program pasti dan menyesuaikan ketersediaan pakan alami. Tujuannya untuk meningkatkan survival rate, menyamakan ukuran udang, dan mengenalkan benur pada pakan buatan jenis powder.


Di usia DOC 10–30, digunakan metode kombinasi blind feeding dan demand feeding. Ini membantu transisi ke pemberian pakan berdasarkan pengamatan. 


Setelah DOC 30 hingga panen, pemberian pakan sepenuhnya menggunakan metode demand feeding. 


Berikut rangkuman pengelolaan pakan udang berdasarkan periode pemberiannya:

- DOC 1-10: metode blind feeding

- DOC 10-30: campuran blind feeding dan demand feeding

- DOC 30-panen: demand feeding


Trik manajemen pakan udang yang baik


Panen Tambak Udang

Pada budidaya udang vaname dengan sistem intensif, panen umumnya dilakukan ketika umur udang telah melewati 100 hari atau saat berat dan ukurannya sudah sesuai target. Dalam praktiknya, petambak sering melakukan panen parsial terlebih dahulu guna menurunkan kepadatan tebar di dalam tambak.


Selain panen parsial, terdapat pula beberapa jenis panen lain yang biasa diterapkan, yaitu panen normal, panen abnormal, dan panen darurat (emergency).


Masa Panen Tambak Udang dan Tata Caranya


Memperkecil Risiko dengan Deteksi Penyakit Dini

Pencegahan penyakit menjadi salah satu aspek yang penting dalam tata cara budidaya udang intensif.  


Penyakit seperti AHPND dan EHP bisa menyebar cepat dan merugikan, bahkan sebelum gejala terlihat jelas. 


Dengan melakukan deteksi sejak awal, petambak bisa langsung mengambil tindakan pencegahan sebelum penyakit menyebar luas di kolam.



Sumber Gambar: De Heus


Salah satu petambak Indonesia merasa terbantu dengan alat ini, dengan mengetahui penyakit EHP lebih dini mereka bisa fokus untuk menambah treatment pada kolam yang terkena EHP dan mencegahnya menular ke petakan yang lainnya sebelum penyakit muncul gejala yang lebih parah.


Pengujian di Tambak Kini Lebih Terjangkau dan Praktis

Kit RAPID dari Forte Biotech menjadi solusi cerdas bagi budidaya udang vaname yang ingin meningkatkan respons terhadap ancaman penyakit. 


Dengan kemampuan mendeteksi penyakit langsung di lokasi tambak, petambak tidak lagi harus bergantung pada laboratorium eksternal yang memakan waktu dan biaya. 




Hasil tes yang keluar dalam waktu kurang dari satu jam memungkinkan langkah penanganan bisa dilakukan segera, sehingga risiko penyebaran penyakit dapat ditekan sejak awal.


Keunggulan utama RAPID Test Kit terletak pada efisiensi dan kemudahan penggunaannya. Teknologi LAMP PCR yang digunakan memiliki tingkat akurasi tinggi, setara dengan PCR konvensional, namun jauh lebih praktis. 


Dengan RAPID Test Kit, petambak bisa lebih proaktif dalam menjaga kesehatan udang. Sehingga, proses budidaya udang intensif dapat berjalan dengan efisien, dengan profit yang seoptimal mungkin.



Dapatkan Rapid Test Kit Forte Biotech di sini.



Artikel lainnya

Udang 

Cara Lengkap Budidaya Udang Sistem Tambak Tradisional

Minapoli

235 hari lalu

  • verified icon2234
Udang 

Menjaga Stabilitas pH Air Tambak Udang

Minapoli

1020 hari lalu

  • verified icon3921
Udang 

Penggunaan Probiotik dalam Budidaya Udang

Info Akuakultur

1358 hari lalu

  • verified icon3497