Wadah Budidaya Perikanan: Kolam Air Deras

| Tue, 18 Jan 2022 - 14:50

Usaha budidaya ikan air deras (running water system) belum begitu lama dimulai di Indonesia, sistem ini baru berkembang sekitar akhir 1970. Sistem air deras dewasa ini banyak diminati karena dapat memberikan hasil yang cukup tinggi dalam kurun waktu pemeliharaan yang relatif singkat sehingga akan memberikan keuntungan yang tinggi bagi pengelolanya.


Sesuai dengan namanya, budidaya sistem air deras memanfaatkan aliran air deras untuk mempercepat pertumbuhan ikan yang dipelihara. Budidaya dengan air deras dapat dibagi menjadi beberapa jenis meliputi kolam air deras, kolam drum dan kolam parit. Jenis ikan yang dipelihara harus merupakan jenis ikan yang bersifat reotaksis positif (menyenangi arus), dan bentuk tubuh ikan tidak pipih sehingga memudahkan untuk bergerak melawan arus. Sampai saat ini jenis ikan yang memenuhi kriteria di atas hanya ikan mas (Cyprinus carpio).


Selain fungsinya sebagai wadah pemeliharaan ikan, budidaya ikan dengan sistem air deras ini juga memberikan fungsi tambahan karena pagar atau sekat yang dipasang di saluran air dapat digunakan sebagai penyaring sampah, sehingga saluran air lebih mudah dibersihkan.


Keuntungan lain yang diberikan oleh sistem air deras ini adalah:

1. Ketersediaan oksigen yang cukup bagi ikan akan selalu terjaga, karena aliran air deras mampu menyediakan oksigen terlarut pada tingkat jenuh,

2. Proses pemeliharaan kolam/wadah akan lebih mudah, karena aliran air akan mempermudah pembuangan sisa pakan ataupun sisa metabolisme ikan,

3. Tingkat kepadatan ikan yang dapat dipelihara dalam kolam air deras akan sangat tinggi karena jumlah oksigen terlarut dalam air selalu tinggi sehingga produktivitas wadah juga akan meningkat,

4. Biaya produksi dan biaya pemeliharaan relatif rendah dan cara pembuatan wadah juga cukup mudah,

5. Pembudidaya akan lebih mudah melakukan pengontrolan,

6. Proses panen akan menjadi lebih mudah, terutama untuk sistem kolam drum.


Baca juga: Menilik Sistem Budidaya Ikan Mas di Kolam Air Deras


Budidaya kolam air deras merupakan salah satu usaha budidaya yang dapat dilakukan oleh semua kalangan petani, karena selain memerlukan modal yang relatif kecil, juga dapat dilakukan dengan skala kecil dengan keuntungan yang diberikan masih memadai sebagai penghasilan tambahan.


Kolam air deras dibuat dengan cara memasang sekat-sekat baik kayu maupun kawat pada saluran air yang berarus cukup deras misalnya pada sungai kecil. Ukuran dari kolam ini tidak terlalu besar umumnya hanya sekitar 50 m2, dan bentuknya bisa berbagai macam misalnya bujur sangkar, persegi panjang, bulat atau segitiga, tetapi bentuk yang lazim digunakan adalah persegi panjang.


Bentuk Kolam Air Deras (KAD)


1. Kolam air deras bentuk segi empat

Sistem pengairan ada yang menggunakan seri, ada juga yang parallel. Konstruksi kolam pada saluran pemasukan dibuat miring kearah pintu pengeluaran, dengan tujuan kalau dikuras, kotoran dalam kolam dapat hanyut keluar kolam. Pada bagian terdalam dibuatkan saluran penguras berbentuk monik. 


Fungsi lain monik dari monik adalah dapat digunakan untuk menentukan tinggi rendahnya air dalam kolam, yaitu dengan mengatur susunan papan kayu yang ada setinggi yang diinginkan. Ukuran kolam selain tergantung pada letak dan kondisi tempat, juga tergantung dari kebutuhannya. Pada saluran pemasukan dipasang saringan air, sedangkan pada saluran pengeluaran dibuat pintu berbentuk monik.


Baca juga: Budidaya Ikan Nila di Kolam Air Deras


2. Kolam air deras bentuk segitiga

Konstruksi untuk kolam seperti ini dibuat sedemikian rupa, sehingga terdapat tempat yang dalam, miring dan melandai, tujuannya adalah apabila dikuras, kotoran dalam kolam dapat hanyut ke luar kolam.


Bentuk kolam sengaja dibuat siku-siku, dengan dasar kolam terdalam terdalam pada sudut siku-sikunya. Di dekat sudut siku-siku dibuat saluran penguras berbentuk monik. Dengan konstruksi tersebut diharapkan akan timbul pusaran (pengadukan) pada sisi siku-siku terpanjang sehingga kotoran maupun sisa pakan dapat hanyut keluar. Dengan demikian selain kolam selalu bersih, kandungan oksigennya pun cukup tinggi.


3. Kolam air deras bentuk oval

Konstruksi kolam dibuat sama seperti pada kolam bentuk segi empat, yang berbeda hanya bentuk sudutnya yang berbeda. Tujuannya membangun kolam seperti ini adalah dengan harapan akan lebih banyak lumpur, kotoran dan sisa-sisa pakan yang bisa dihanyutkan keluar kolam.


Pada umumnya luas kolam kurang dari 50 M2, tetapi ada pula yang hanya berukuran luas 30 M2 dengan panjang 10 m dan lebar 3 m, kedalaman dekat saluran pemasukan 125 cm, kedalaman pada saluran pengeluaran 170-200 cm. pada saluran pengeluaran dibuat pintu berbentuk monik.


Baca juga: Protein Skimmer dalam Teknologi Recirculating Aquaculture System (RAS)


4. Kolam air deras bentuk tak beraturan

Pada pembuatan kolam seperti ini, bangunan dan bentuknya disesuaikan dengan kondisi tempat (topografi, elevasi, luas tanah). Adapun luas dan dalamnya bervariasi, menurut selera pemilik. Tetapi prinsip pembuatan kolamnya tidak akan menyimpang dari persyaratan kolam air deras.


Pembuatan Kolam

Sebelum membuat kolam air deras, kita harus mengetahui terlebih dahulu bagian-bagian dari kolam air deras tersebut. Setiap KAD memiliki 6 bagian pokok, yaitu saluran pemasukan, lubang pemasukan, saringan, pematang, dasar kolam, lubang pembuangan, saringan, dan saluran pembuangan.


1. Saluran pemasukan

Bagian ini dibuat dekat dengan sungai, atau sumber air, yaitu setelah kolam pengendapan, atau filter. Ukuran panjang, lebar, dan tinggi saluran pemasukan tergantung dari debit air yang akan dialirkan, dan jumlah KAD yang akan dibangun.


Untuk 10 buah KAD yang berukuran panjang 10 m, lebar 3 m, dan tinggi 2 m, cukup dibuat saluran pemasukan dengan panjang 40 m, lebar 1 m, dan tinggi 0,7 m. Tentu saja bagian ini harus dibuat dari beton, agar kuat dan kokoh, tidak mudah terkikis oleh aliran air.


Baca juga: Polikultur Patin, Tabungan Pembudidaya KJA Jatiluhur


2. Lubang pemasukan dan saringan

Bagian ini dibuat berhubungan langsung dengan saluran pemasukan. Ukuran lebar dan tinggi lubang pemasukan tergantung dari lebar KAD. Ini sangat berkaitan erat dengan debit air yang akan dimasukan ke KAD. Untuk KAD yang lebarnya 3 m, cukup dibuat saluran pemasukan dengan lebar 40 – 50 cm, dan tinggi 15 – 20 cm.


Pada bagian ini dibuat sekoneng, atau coakan secara vertikal dengan lebar 2 – 3 cm, dan dalam 1 – 2 cm. Coakan itu berfungsi sebagai tempat memasang saringan. Saringan sebaiknya dibuat dari besi, atau behel ukuran minimal 5 mm. Behel itu dilas secara vertikal pada besi segi empat dengan jarak 0,5 – 1 cm. Saringan berfungsi untuk menahan sampah, ranting dan kotoran lainnya.


3. Pematang

Pematang adalah bagian penting dari KAD. Pematang dibuat sekeliling kolam dengan posisi tegak lurus, tidak miring seperti kolam tanah. Tinggi pematang pada KAD umumnya antara 1,5 – 1,8 m. Pada lubang pemasukan 1,5 m, sedangkan pada lubang pengeluaran 1,8 m. Lebar pematang sebaiknya minimal 30 cm, semakin lebar semakin kuat. Bagian ini harus kuat dan kokoh. Karena selain harus dapat menahan aliran air, kikisan air, juga harus bisa menahan volume air yang sangat besar. Karena itu, bagian ini dibuat dari beton, atau campuran pasir, batu, kerikil dan pasir. Semennya lebih banyak. Seluruh permukaan pematang harus halus, agar ikan tidak terluka


4. Dasar kolam

Dasar kolam adalah bagian bawah KAD. Bagian ini dibuat melandai dari lubang pemasukan ke lubang pengeluaran. Tujuannya agar air dalam KAD mudah dikeluarkan dengan dasar kering. Selain melandai, bagian ini juga harus cekung. Tujuannya agar semua kotoran terkumpul di tengah, sehingga mudah terbawa arus air dengan mudah. 


Baca juga: Kolaborasi Riset Air Tawar


Dasar kolam juga harus kuat, agar tidak bocor akibat tekanan air yang sangat besar, dan juga kikisan air. Karena itu bagian ini dibuat dari beton seperti halnya pematang. Tetapi betonnya harus tebal. Agar tidak melukai ikan, terutama ketika panen, maka seluruh permukaan dasar kolam harus halus. Selain itu pada dasar kolam yang halus, kotoran lebih mudah terbawa arus.


5. Lubang pembuangan dan saringan

Lubang pembuangan adalah lubang untuk membuang air, pada saat panen, dan juga sehari-hari. Bagian ini dibuat pada dinding belakang dari lebar kolam. Letaknya di bagian bawah dengan lebar 30 – 40 cm, dan tinggi 20 – 30 cm.  Untuk menetapkan ketinggian air kolam, maka pada bagian belakang lubang pengeluaran dibuat sekoneng dengan lebar 3 – 4 cm, dan dalam cm. Bagian itu digunakan sebagai tempat untuk memasang papan sebagai penahan ketinggian air KAD.


Pintu monik sering digunakan untuk pintu pembuangan kolam air deras. Saringan dipasang pada bagian itu dengan lebar dan tinggi sama dengan lebar dan tinggi lubang pembuangan. Saringan yang dibuat sama dengan saringan pada lubang pemasukan. Bagian ini berfungsi untuk menjaga agar ikan tidak keluar, tetapi kotoran, seperti lumpur, sisa pakan, dan kotoran ikan bisa keluar.


6. Saluran pembuangan

Saluran pembuangan adalah bagian untuk membuang seluruh air dari KAD. Bagian ini dibuat di belakang, dan berhubungan langsung dengan lubang pengeluaran. Letaknya harus lebih rendah dari dasar kolam. Tujuannya agar seluruh air kolam dapat kering. Saluran pembuangan harus lebih lebar dari saluran pemasukan. Demikian juga dengan tingginya. Karena harus bisa menampung air dari beberapa KAD yang telah dibuat. Selain itu juga harus lebih kuat dan kokoh karena tekanan airnya lebih besar dari saluran pemasukan.


Sumber: lalaukan.com

Artikel lainnya