Tips Merancang Konstruksi Tambak Udang Vannamei agar Produksi Optimal
| Mon, 12 Dec 2022 - 09:03
Tambak udang vannamei membutuhkan konstruksi lahan yang kuat dan tahan lama agar proses budidaya dapat berjalan lancar. Konstruksi tambak udang yang ideal juga diharapkan dapat mengefektifkan pengelolaan kualitas air, pengelolaan limbah, kegiatan budidaya, dan kegiatan pemanenan udang.
Terdapat 3 bagian dalam konstruksi tambak udang, yaitu petakan tambak, pematang, serta saluran & pintu air. Berdasarkan Permen KP no. 75 tahun 2016 konstruksi tambak udang yang baik memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Memiliki ketersediaan air yang cukup saat pasang surut minimal air laut
2. Tambak tidak memiliki titik mati
3. Efektif dan efisien dalam penggunaan lahan dan kincir
4. Pematang sebagai akses jalan di tambak harus dapat dilewati untuk kendaraan dan pekerja
5. Jaminan keamanan dan keselamatan kerja (K3) yang maksimal
Baca juga: Pentingnya Biosekuriti Tambak Udang
Sebelum membangun tambak udang dilakukan pemilihan lokasi terlebih dahulu. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat memilih lokasi tambak udang, diantaranya:
1. Ketersediaan sumber air tawar
2. Akses inlet dan outlet air petakan tambak
3. Tingkat elevasi lahan
4. Ketersediaan jalur listrik
5. Akses jalan menuju tambak
Desain konstruksi tambak udang harus memenuhi tujuan dalam menjamin kelancaran operasional tambak, mulai dari persiapan tebar hingga proses panen. Konstruksi tambak dibangun seefisien dan seefektivitas mungkin dengan menekan biaya tanpa mengurangi fungsi teknis dari tambak itu sendiri, serta dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan.
Berikut desain konstruksi tambak dengan sketsa melintang. Didalamnya terdapat pematang, petakan tambak, dan saluran inlet & outlet air.
Gambar : Suwardi Tahe. 2018. Desain Tata Letak dan Konstruksi Tambak. BRPBAP3 Maros – KKP
Desain konstruksi tambak juga bergantung pada sistem budidaya yang diterapkan. Sistem tradisional atau ekstensif biasanya menggunakan tambak tanah, sedangkan untuk sistem intensif hingga supra intensif menggunakan tambak, beton, HDPE, hingga kolam bulat.
Penggunaan bahan seperti benton atau plastik berfungsi untuk memutus interaksi tanah dan air, sehingga dapat lebih mengontrol kualitas air budidaya dan mencegah patogen dari tanah masuk ke air. Namun penggunaan bahan tersebut memerlukan biaya yang lebih besar dan perawatan berkala agar dapat digunakan dalam waktu yang lebih lama.
Artikel ini pertama kali ditulis oleh Tim Minapoli yang disadur dari beberapa sumber seperti BPPBAP Maros, Trobos AQUA, dan JALA