Teknologi Jaring UHMWPE Sekuat Baja

| Fri, 29 Mar 2019 - 17:24

Budidaya ikan atau akuakultur adalah industri yang berkembang dengan cepat di Indonesia. Hingga tahun 2016, tercatat oleh FAO bahwa Indonesia telah mampu memproduksi 5 juta ton ikan (tidak termasuk rumput laut) yang mencakup berbagai macam spesies ikan air laut, tawar, maupun payau.

Budidaya ikan di dalam keramba jaring apung (KJA) HDPE adalah salah satu cara yang paling konsisten untuk memproduksi ikan dalam jumlah besar. KJA HDPE yang tahan ombak dan ramah lingkungan adalah kunci dari praktek budidaya ikan yang berkelanjutan dan menguntungkan. Hanya saja, aspek yang tidak kalah pentingnya dari menggunakan KJA HDPE adalah penggunaan jaring yang tepat pada keramba.

General Manager PT Gani Arta Dwitunggal, Andi Jayaprawira mengatakan, budidaya ikan tidak bisa menggunakan jaring atau net yang sama dengan jaring tangkap. Jaring tangkap, memiliki tonjolan-tonjolan simpul (knotted) yang besar dan sangat kasar sehingga beresiko tinggi menimbulkan luka pada ikan.

Luka ini dapat menimbulkan cacat berupa baretan pada sisik ikan, dan dapat menimbulkan infeksi yang dapat meningkatkan mortality rate, sehingga penggunaan jaring bersimpul sangat tidak disarankan.


Beli jaring knotless disini!


Oleh karenanya, kata Andi, pembudidaya ikan sangat disarankan menggunakan jaring tanpa simpul (knotless) yang berpermukaan halus. Jaring tanpa simpul tidak menimbulkan luka pada sisik ikan sehingga dapat menekan mortality rate, juga meningkatkan nilai jual ikan dikarenakan ikan memiliki sisik yang sempurna.

Di pasaran, jaring tanpa simpul tersedia dalam bermacam-macam bahan, mulai dari HDPE, metal, hingga UHMWPE. Kategori pertama, yaitu jaring HDPE tanpa simpul memiliki konstruksi yang ringan dan fleksibel, sehingga mudah untuk dioperasikan, dengan harga yang terjangkau.

Jaring ini tersedia secara luas di pasaran dan telah diproduksi di dalam negeri oleh perusahaan penyedia alat sarana dan prasaranan perikanan budidaya dalam negeri PT. Gani Arta Dwitunggal dengan merk Aquatec. Kategori kedua, yaitu jaring metal, memiliki kontsruksi yang berat dan kaku, namun umumnya dipakai dengan tujuan untuk menghalau predator.

Kategori ketiga, yaitu jaring UHMWPE tanpa simpul, merupakan inovasi jaring budidaya ikan baru yang mulai populer. Namun, apa itu UHMWPE? UHMWPE adalah singkatan dari Ultra High Molecular Weight Polyethylene, yaitu material yang memiliki kekuatan tarikan (tensile strength) lebih kuat daripada baja, akan tetapi ringan dan fleksibel. Oleh karena kekuatannya, bahan UHMWPE telah dipakai dalam beberapa industri berat menggantikan rantai baja dan seling baja.

Jaring UHMWPE tanpa simpul adalah jaring budidaya yang dibuat menggunakan material tersebut, sehingga tiap pilar jaring memiliki kekuatan setara dengan kawat baja berukuran sama. Oleh karena tiap pilar memiliki kekuatan setara kawat baja, maka satu bentang jaring UHMWPE tanpa simpul sangatlah kuat dan mampu benahan beban hingga beberapa ton.

 

Bebas Predator

Selain dari kekuatan tarikan, Andi memaparkan, bahan UHMWPE juga sangat sulit untuk dipotong dan tahan korosi. Jaring UHMWPE tanpa simpul dipakai untuk melindungi ikan dari predator di laut maupun air tawar dan terbukti mampu menghadapi serangan berbagai predator seperti ikan barracuda, ikan buntal, ikan bawal, kepiting, penyu, dan berbagai predator lainnya hingga hiu berukuran tertentu. Dengan demikian, ikan budidaya aman hingga masa panen sekalipun KJA dipasang di area yang memiliki populasi predator tinggi.

Indonesia sebagai negara maritim memang memiliki populasi predator laut yang tinggi, yang apabila tidak diantisipasi dapat mengganggu usaha budidaya ikan di laut (marikultur). Padahal, potensi ekonomi budidaya ikan laut sangat tinggi dikarenakan nilai komoditasnya lebih tinggi dari nilai komoditas ikan air tawar, sehingga jaring budidaya anti predator ini sangat dibutuhkan.

Mengenai ketahanan dalam menghadapi predator, jaring budidaya UHMWPE dapat dibandingkan dengan jaring dari bahan metal. Dari segi harga, jaring budidaya UHMWPE memiliki harga jauh lebih ekonomis dari jaring berbahan metal, sehingga merupakan pilihan yang lebih baik dan terjangkau untuk pembudidaya ikan.

Selain itu, tidak seperti jaring metal, jaring budidaya UHMWPE yang ringan dan tidak kaku membuatnya mudah dipasang di lapangan dan mudah untuk diangkat ke permukaan pada saat pembersihan jaring dan panen.


Baca juga: Net Gains in Aquaculture Net Technology


“Jaring budidaya UHMWPE tanpa simpul PT Gani Arta Dwitunggal sudah digunakan oleh beberapa perusahaan di Bali untuk memelihara ikan kakap putih dan menghalau predator berupa ikan barracuda dan hiu,” ujar Andi.

Andi menuturkan, sepanjang masa pemakaian, tidak ada satupun jaring yang mengalami robek bahkan setelah digigit oleh hiu berukuran sedang. Permukaan tanpa simpul yang halus menghasilkan ikan kakap putih dengan sisik yang sempurna, dan tercatat memiliki mortality rate rendah dan survival rate yang tinggi. Ikan kakap putih tersebut kemudian diekspor ke Australia dan Amerika Serikat.

Jaring budidaya UHMWPE tanpa simpul umumnya memiliki harga 2-2,5 kali dari harga jaring budidaya HDPE tanpa simpul, dengan umur pakai mencapai 10 tahun di laut dan mencapai 15 tahun di air tawar dengan perawatan teratur.

Melihat dari manfaatnya dalam mencegah predator, kemudahan pemakaian, dan umur pakai yang tinggi, jaring budidaya UHMWPE tanpa simpul diprediksi akan menempati pasaran yang unik dalam industri budidaya ikan di Indonesia sebagai solusi terbaik budidaya ikan bebas predator. (Adit) 

Artikel Asli

Tentang Minapoli

Minapoli merupakan marketplace++ akuakultur no. 1 di Indonesia dan juga sebagai platform jaringan informasi dan bisnis perikanan budidaya terintegrasi, sehingga pembudidaya dapat menemukan seluruh kebutuhan budidaya disini. Platform ini hadir untuk berkontribusi dan menjadi salah satu solusi dalam perkembangan industri perikanan budidaya. Bentuk dukungan Minapoli untuk industri akuakultur adalah dengan menghadirkan tiga fitur utama yang dapat digunakan oleh seluruh pelaku budidaya yaitu PasarminaInfomina, dan Eventmina. 

Artikel lainnya

Teknologi 

Benefits of Recirculating Aquaculture Systems

Minapoli

1401 hari lalu

  • verified icon7757
Teknologi 

CPF Builds “Aquaculture 5.0” Shrimp Farm In The USA

Minapoli

1579 hari lalu

  • verified icon2830
Teknologi 

Net Gains in Aquaculture Net Technology

Minapoli

1594 hari lalu

  • verified icon2682