• Home
  • Infomina
  • Sosialisasi Teknologi Budidaya Ikan Cupang Alam

Sosialisasi Teknologi Budidaya Ikan Cupang Alam

| Tue, 17 Dec 2019 - 14:41


Perhatian masyarakat Indonesia pada ikan cupang alam sangat minim, padahal permintaan ikan jenis ini sangat tinggi di luar negeri. Terlebih Indonesia adalah produsen ikan cupang alam terbesar di dunia.

Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Maman Hermawan menyatakan salah satu ikan cupang alam yang berpotensi besar dikembangkan adalah Betta channoides endemik Kalimantan Timur, yang sudah ditemukan teknologi budidayanya.

Ikan ini memiliki bentuk kepala seperti ular, mirip dengan kepala ikan gabus (Channa sp.), dan merupakan ikan endemik Kalimantan Timur. Ikan ini cukup populer karena warnanya yang menarik. Jantan berwarna merah kecoklatan bergaris putih pada siripnya, sementara betinanya berwarna lebih pucat. Ikan cupang dewasa jenis ini  bisa mencapai panjang 5 cm.

Teknologi budidaya Betta channoides ditemukan oleh UPT dari Badan Riset dan Sumberdaya Manusia (BRSDM) Kelautan dan Perikanan - Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) Depok bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Depok.

Agus Priyadi, Peneliti BRBIH menjelaskan ikan cupang alam (Betta channoides) merupakan kategori ikan mouth breeder, yaitu ikan yang telurnya dierami secara alami di mulut hingga menetas dan menjadi larva selama kurang lebih 10 – 15 hari. Namun dalam proses budidaya, larva akan dikeluarkan dari mulut induk jantan dengan cara pengocokan pada hari 6 – 8 pengeraman.

Meskipun tidak alami, jumlah larva yang didapatkan lebih banyak dan sintasan larva dapat bertahan hingga 80%. Jika larva dibiarkan dalam mulut induk pejantan hingga 15 hari, jumlah larva yang diperoleh semakin rendah, meskipun sintasannya lebih tinggi. Dan jika dikalkulasikan secara ekonomi maupun secara teknis, pengambilan larva melalui intervensi jauh lebih tinggi hasilnya dibanding dengan membiarkan larva dimuntahkan secara alami.

“Hal-hal sederhana seperti inilah yang coba dijelaskan secara ilmiah dalam riset yang kami lakukan. Nampaknya simpel, namun butuh ketelatenan, kesabaran dan keuletan dalam melaksanakan riset agar didapatkan hasil serta data yang valid dan kredibel,” ungkap Agus Priyadi.

Maman Hermawan meminta kepada peneliti BRBIH berupaya agar pengetahuan dan teknologi yang telah dikuasai dapat ditransfer ke stakeholder. “Keberhasilan ini sangat bermanfaat untuk disebarkan ke masyarakat khususnya di wilayah Depok bahkan di berbagai daerah,” tutur Maman Hermawan pada rilis Teknologi Budidaya Ikan Hias Cupang Alam (Betta channoides) Endemik Kalimantan Timur di UPTD Balai Benih Ikan Duren Mekar - Depok pekan lalu.

Dia pun berharap, desa Duren Mekar, kecamatan Bojongsari - Depok dapat menjadi inkubator bisnis ikan hias serta menjadi program percontohan pelatihan masyarakat dalam membudidayakan ikan hias.

Kepala BRBIH, Idil Ardi, menerangkan bahwa kegiatan uji coba budidaya  ini dimulai pada bulan Mei 2019 - November 2019 dengan menyerahkan 30 pasang induk dan perlengkapan budidaya kepada 3 pembudidaya, yaitu Jaenudin, Jumono dan Albert yang berada di bawah bimbingan Balai Benih Ikan Kota Depok.

Sejak awal hingga akhir pelaksanaan kegiatan, para pembudidaya pun mendapatkan bimbingan tentang teknik budidaya ikan Betta channoides oleh peneliti BRBIH. Dengan bermodalkan benih sebanyak 30 pasang, tiga pembudidaya tersebut telah menghasilkan sebanyak 268 larva per November 2019 dan terus bertambah hingga hari ini. 

“Hal tersebut membuktikan bahwa para pembudidaya telah berhasil mengadaptasikan teknologi budidaya ikan hias cupang alam ini dan telah menghasilkan larva dan benih,” tutur Idil.

Kegiatan ini pun didukung Walikota Depok, Mohammad Idris. Pihaknya mengatakan bahwa Kecamatan Bojongsari menjadi tempat yang strategis untuk mengembangkan budidaya ikan hias, karena terdapat 12 Pokdakan Ikan Hias, dari 35 Pokdakan yang tersebar di seluruh Kecamatan Kota Depok.

“Potensi budidaya ikan hias di Kota Depok sangat luar biasa dari sisi peningkatan perekonomian masyarakat. Ini juga menjadi ladang atau media untuk menyukseskan program pariwisata Kota Depok. Saya berharap Depok bisa menjadi produsen ikan hias yang luar biasa. Tentunya hal ini tidak akan berjalan tanpa adanya kerja sama dari setiap pemangku kepentingan,” ungkap Idris.

 

Artikel Asli : Trobos Aqua

Artikel lainnya

Ikan Hias 

Sosialisasi Teknologi Budidaya Ikan Cupang Alam

Trobos Aqua

1834 hari lalu

  • verified icon3729
Ikan Hias 

Panduan Menangani Ikan Guppy yang Baru Dibeli

Minapoli

1239 hari lalu

  • verified icon3197
Ikan Hias 

6 Pilihan Pakan Ikan Cupang Selain Jentik Nyamuk

Minapoli

1474 hari lalu

  • verified icon3439