Panduan Lengkap Cara Sterilisasi Air Tambak Udang
| Fri, 11 Oct 2024 - 15:19
Sterilisasi air tambak udang adalah proses pembasmian patogen pada media dan peralatan budidaya. Proses ini wajib dilakukan sebelum memulai siklus budidaya udang untuk mencegah udang terserang penyakit.
Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan kematian massal, seperti Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND), berpotensi menyerang ketika proses sterilisasi air tidak dilakukan dengan benar.
Artikel ini akan membahas pentingnya penerapan sterilisasi air tambak udang dan langkah lengkapnya.
Sebarapa Pentingnya Sterilisasi Air Tambak Udang?
Tujuan dari sterilisasi ini adalah memastikan air yang digunakan untuk membudidayakan udang bersih dari sumber penyakit.
Air laut yang langsung dialirkan menuju tambak memiliki berbagai kandungan virus dan bakteri patogen yang beresiko menimbulkan kegagalan budidaya.
Sebagai contoh, bakteri Vibrio sp., penyebab penyakit vibriosis dan AHPND merupakan bakteri yang umum ditemukan pada lingkungan air payau atau estuaria.
Selain itu, terdapat banyak biota akuatik yang dapat menjadi vektor penyakit bagi udang, seperti kerang dan kepiting liar.
Venkateswarlu et al. (2019) telah meneliti tentang prevalensi kejadian penyakit udang pada berbagai wilayah di India. Studi tersebut menyebutkan bahwa kurangnya biosekuriti tambak, termasuk memompa air tanpa filtrasi dan sterilisasi, menjadi faktor utama udang terserang penyakit White Spot Syndrome Virus (WSSV).
Tata Cara Sterilisasi Air Tambak Udang
Proses sterilisasi air ini termasuk dalam langkah persiapan tambak udang. Secara garis besar, langkah persiapan tambak udang terdiri dari:
- Pembersihan wadah
- Sterilisasi air
- Pengapuran
- Pengisian air budidaya
Berikut merupakan cara lengkap untuk melakukan sterilisasi air tambak udang.
Pembersihan Wadah
Tahap ini dilakukan pada tambak yang ingin digunakan untuk memulai siklus budidaya udang kembali. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lumpur dan hewan yang menempel dari budidaya yang dihasilkan siklus sebelumnya.
Pembersihan ini umumnya dilakukan dengan menyemprotkan air dengan tekanan tinggi untuk mendorong lumpur menuju outlet tambak.
Lumpur tersebut merupakan limbah dari budidaya udang yang terakumulasi di dasar tambak dan menjadi tempat berkumpulnya patogen.
Selain itu, hewan yang menempel pada dasar tambak, seperti teritip, dapat dilepaskan menggunakan bilah besi.
Prefiltrasi Air
Setelah pembersihan, air dari laut mulai dialirkan ke dalam tambak melalui saluran dengan prefiltrasi.
Prefiltasi ini bertujuan untuk mencegah masuknya hama atau padatan yang tidak diinginkan. Filter yang digunakan umumnya berukuran 200-300 mikron.
Filter sebaiknya dibersihkan secara rutin agar padatan menyangkut tidak mengerak atau menjadi bioflim.
Sterilisasi Air
Proses utama ini menggunakan bahan desinfektan sebagai komponen utama. Desinfektan yang umum digunakan yaitu kaporit atau trichloroisocyanuric acid (TCCA). Bahan-bahan lain yang dapat digunakan yaitu KMnO4, natrium hipoklorit, saponin, atau merek desinfektan komersil lainnya.
Dalam hal ini, saponin lebih ditujukan untuk membasmi hama yang dapat memangsa udang, seperti ikan-ikan kecil
Dosis kaporit yang digunakan untuk sterilisasi air tambak udang umumnya berkisar antara 20-60 ppm.
Proses sterilisasi air ini dapat dilakukan 2 kali dengan menggunakan desinfektan yang berbeda untuk mengantisipasi adanya patogen atau hama yang masih hidup.
Penurunan Dosis Desinfektan
Selama durasi sterilisasi, aerasi harus dinyalakan secara penuh untuk membantu proses penguapan bahan desinfektan.
Dosis klorin juga dapat dinetralkan menggunakan natrium tiosulfat. Natrium tiosulfat diberikan dengan takaran 3 kali sisa dosis klorin pada tambak. Proses ini dapat diulangi beberapa kali selama 24 jam untuk memastikan tidak ada residu klorin yang tersisa.
Pengujian Air untuk Budidaya
Tahap terakhir yaitu pengujian bio assay untuk mengukur keamanan air yang telah disterilisasi untuk digunakan dalam proses budidaya.
Cara bio assay yang umum dilakukan adalah meletakkan air budidaya dalam wadah berukuran minimal 0,5 liter, lalu meletakkan benur di dalamnya. Aplikasikan aerasi penuh pada wadah. Jumlah benur yang diletakkan disarankan kelipatan 10 untuk mempermudah perhitungan.
Benur diamati selama 24 jam, lalu hitung benur yang hidup. Jika Survival Rate (SR) lebih dari 95%, maka residu desinfektan bisa dinyatakan aman dan benur siap ditebar.
Tata Cara Sterilisasi Peralatan Tambak Udang
Peralatan tambak udang, seperti jaring, alat ukur kualitas air, anco, dan kincir, juga harus disterilisasi agar tidak membawa patogen dari siklus sebelumnya.
Untuk peralatan tambak yang tidak memiliki komponen kelistrikan, seperti jaring dan anco, dapat dibersihkan dengan disikat terlebih dahulu lalu direndam dengan dosis desinfektan yang sama seperti sterilisasi air tambak.
Untuk peralatan tambak dengan komponen kelistrikan, dapat dibersihkan dengan disikat atau disiram dengan cairan desinfektan. Rendam dengan desinfektan jika memungkinkan.
Proses ini juga masuk dalam langkah biosecurity tambak udang agar tidak ada perpindahan patogen. Petambak juga disarankan untuk memiliki satu set peralatan tambak untuk tiap petak agar tidak terjadi kontak antartambak.
Sediakan Desinfektan untuk Tambak Anda
Proses sterilisasi air tambak udang ini perlu dijadwalkan agar tidak ada keterlambatan durasi budidaya. Oleh karena itu, produk desinfektan yang akan digunakan juga perlu disiapkan tepat waktu.
Minapoli sebagai agen pengadaan sarana tambak udang dapat menyediakan kebutuhan desinfektan Anda secara tepat waktu dan praktis.
Temukan berbagai produk desinfektan yang Anda cari di Minapoli.
Cek selengkapnya produk desinfektan tambak udang di sini.
Sumber:
https://www.fisheriesjournal.com/archives/2019/vol7issue5/PartD/7-5-1-604.pdf
https://jala.tech/id/blog/tips-budidaya/langkah-persiapan-tambak-udang
https://ojs.poltesa.ac.id/index.php/nekton/article/download/331/76
https://thefishsite.com/articles/10-tips-dasar-budidaya-udang