Optimalisasi Siklus Reproduksi Lele

| Thu, 10 Feb 2022 - 16:01

Guna mengoptimalkan siklus pemijahan induk ikan lele dapat dilakukan dengan cara suplementasi nutrien, menjaga kondisi lingkungan,serta dikombinasikan aplikasi hormon


Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang populer di Indonesia. Selain harganya yang lebih murah dibandingkan ikan tawar lainnya, nyatanya ikan lele juga mengandung leusin (C6H13NO2) dan lisin yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak-anak. Hal tersebutlah yang menyebabkan jumlah permintaan akan ikan lele di pasaran tidak pernah rendah dan terus meningkat. 


Berdasarkan data statistik KKP 2020, tercatat produksi lele pada tahun tersebut mencapai 347,5 rb ton. Jumlah produksi ikan lele sebenarnya selalu mengalami kenaikan tiap tahunnya, namun sampai saat ini jumlahnya belum bisa memenuhi permintaan pasar. 


Masalah yang kerap terjadi di pembudidaya dalam memenuhi permintaan akan ikan lele ukuran konsumsi adalah sulitnya mendapatkan benih yang berkualitas dan berkuantitas besar. Penyediaan benih mengalami kendala dikarenakan ikan lele memijah pada musim tertentu (Utiah 2000). 


Baca juga: Cara Pemijahan Ikan Lele


“Biasanya benih sulit didapatkan ketika masuk musim kemarau yang terjadi pada Juli - November atau Juni – Oktober. Hal ini karena pada musim tersebut induk yang matang gonad sulit ditemukan,” jelas Fajar Basuki, Dosen Akuakultur Universitas Diponegoro (Undip) kepada TROBOS Aqua belum lama ini.


Teknologi Reproduksi 

Menurut Fajar, Ikan lele termasuk ikan multiple spawner, yang dapat memijah beberapa kali dalam satu tahunnya, namun belum diketahui secara pasti perlu berapa lama masa untuk rematurasinya (siap pijah). Kendala inilah yang perlu dikelola sehingga ketersediaan benih ikan lele berkelanjutan untuk usaha budidaya.


Fajar memaparkan, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan guna mempercepat siklus reproduksi induk lele sehingga untuk menghasilkan benih tidak bergantung pada musim lagi. Diantaranya melalui suplementasi nutrien pada pakan induk, menjaga kondisi lingkungan tetap optimal, serta dikombinasikan dengan pemberian hormon. 


“Kalau kita bisa mengelola hal ini, kita tidak akan mengalami musim-musim sulit seperti ketika induk betina tidak bisa menghasilkan telur yang menyebabkan terhentinya kegiatan budidaya. Produksi benih pada masa-masa sulit tetap berjalan baik dan produksi lele konsumsi juga berjalan dengan lancar,” sambung Fajar itu.


Baca juga: Plus Minus Pemijahan Lele Alami atau Buatan


Pengaplikasian Estradiol 17-β

Seperti tercantum dalam berbagai literatur, Estradiol-17β adalah suatu hormon yang berfungsi untuk merangsang perkembangan oosit agar dapat tumbuh sehingga induk siap untuk bereproduksi. Salah satu cara untuk pengaplikasiannya yaitu dengan penyuntikan.


Peningkatan kadar estradiol-17β di dalam darah ikan akan menyebabkan umpan balik positif terhadap hipathalamus atau hipofisa akibatnya akan terjadi pertumbuhan oosit. Dipihak lain estradiol-17β merangsang hati untuk meproduksi vitelogenin (VTG), VTG akan didesposisikan ke dalam oosit sehingga oosit tumbuh, pada akhirnya induk ikan siap untuk bereproduksi (Basuki 2007). 


Estradiol-17β kini sudah banyak dijual secara umum di pasar dengan harga jual berkisar diangka Rp 40 ribu per 5 ml, sehingga tidak sulit untuk pembudidaya mendapatkannya. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam pengaplikasiannya yaitu syringe atau suntikan, hormon estradiol-17β, baki, dan lap basah. 


Fajar menjelaskan, induk yang akan disuntikkan hormon estradiol-17β biasanya berusia lebih kurang 1 tahun, diharapkan diusia itu induk sudah siap untuk dipijahkan. Induk ikan yang siap pijah adalah induk yang sudah matang gonad dan sudah menyelesaikan fase vitelogenesis (Woynarovich dan Horvath 1980 dalam Basuki 2007). Secara alamiah perkembangan gonad dari fase pravitelogenesis menuju fase vitelogenesis dirangsang oleh peningkatan hormon estrogen di dalam darah (Basuki 2007). 


Baca juga: Tips Pemeliharaan Induk Lele yang Benar


Pemberian hormon tambahan dapat dilakukan melalui metode penyuntikan maupun secara oral yang diaplikasikan dengan pakan, namun Fajar lebih memilih metode penyuntikan dengan teknik intramuscular. Intramuscular adalah penyuntikan yang dilakukan pada bagian punggung ikan.


Induk yang telah diseleksi, kata Fajar, ditimbang bobot tubuhnya, selanjutnya dihitung kebutuhan hormon yang akan disuntikkan. Dosis yang digunak yaitu 0,7 ml per 1 kg bobot induk ikan lele. Misalnya, bobot tubuh induk mencapai 2 kg per ekor, dengan dosis 0,7 ml per kg bobot induk maka hormon estradiol-17β yang akan disuntikkan pada induk tersebut yaitu sebanyak 1,4 ml.

 

Setelah kebutuhan hormon estradiol-17β dihitung dan telah siap di dalam alat suntik, induk diambil secara perlahan dan diletakkan di wadah yang nyaman, misalnya di baki. Bagian kepala ikan ditutup dengan kain basah guna mencegah ikan mengalami stres dan tetap tenang. Langkah selanjutnya ikan disuntikkan hormon pada bagian punggung dengan kemiringan 45 derajat secara perlahan.


Ikan yang telah disuntikkan hormon estradiol-17β, kembali dipelihara di wadah budidaya yang kualitas airnya terkontrol dan diberi pakan dengan kandungan protein mencapai 33 % dengan Feeding Rate (FR) sebesar 5 % dari bobot tubuh sebanyak 3 kali per hari. 


Baca juga: Berikut Cara Mudah Membedakan Induk Lele Betina dan Lele Jantan

 

Fajar menjelaskan, penyuntikan dilakukan sebanyak 3 kali, pada hari ke 1, hari ke 5, dan hari ke 10. Lain halnya dengan ikan yang baru saja dipijahkan, biasanya akan diistirahatkan terlebih selama 3 hari, kemudian baru disuntikkan hormon estradiol-17β sebanyak 3 kali dengan jeda waktu per 5 hari sekali. 


Induk yang telah memiliki telur di perutnya dapat diketahui dari penampakan perut membulat dan terasa lunak. Biasanya dibutuhkan waktu selama 1 bulan untuk proses dimulai dari persiapan telur hingga ovulasi.


Manfaat dan Efek

Fajar mengatakan, jumlah produksi dan telur yang menetas dari induk yang disuntikkan estradiol-17β sama saja dengan induk yang tidak disuntikkan hormon tambahan. Yang membedakan antara keduanya yaitu masa rematurasinya. Ikan yang diberikan tambahan estradiol-17β dapat dipijahkan setiap bulannya tanpa bergantung dengan musim mijah.


Fajar juga memaparkan bahwa hormon yang disuntikkan tidak berpengaruh pada benih yang dihasilkan dan aman untuk dikonsumsi. “Karena target dari produksi ini yaitu untuk menghasilkan benih yang nantinya akan menjadi ikan konsumsi bukan induknya yang akan langsung kita konsumsi. Dan juga hormon ini akan hilang dari tubuh ikan dalam jangka waktu 3 minggu,” jelas Fajar.


Sumber: TROBOS Aqua

Artikel lainnya

Lele 

Tips Singkat Budidaya Lele

Trobos Aqua

1112 hari lalu

  • verified icon2400
Lele 

Pilihan Pakan Pelet yang Tepat, agar Lele Tumbuh Sehat

Minapoli

874 hari lalu

  • verified icon21581
Lele 

3 Faktor yang Menentukan Cepatnya Pertumbuhan Ikan Lele

Minapoli

783 hari lalu

  • verified icon3087