
Mengenal Ciri Penyakit EHP dan Pengendaliannya di Tambak
| Sun, 03 Aug 2025 - 23:42
Dalam beberapa tahun terakhir, pembudidaya udang di berbagai daerah mulai dihadapkan pada masalah serius, yakni udang mengalami pertumbuhan yang sangat lambat dan perbedaan ukuran udang dalam satu tambak yang sangat ekstrem.
Ini bukan hanya persoalan pakan atau kepadatan, melainkan indikasi kuat adanya penyakit EHP pada udang.
Penyakit ini tidak seperti penyakit AHPND atau WSSV yang menimbulkan kematian mendadak, namun EHP membuat kerugian secara perlahan. Oleh karena itulah, EHP menjadi momok yang sangat diantisipasi di industri tambak udang saat ini.
Dalam artikel ini, kita akan menyusuri seluk-beluk penyakit EHP, cara mengenalinya, serta strategi untuk menanganinya.
Apa itu Penyakit EHP?
EHP, atau Enterocytozoon hepatopenaei, merupakan organisme mikroskopis dari kelompok mikrosporidia yang menyerang hepatopankreas udang.
Mikrosporidia EHP bersifat parasit dan mengambil nutrisi dari hepatopankreas. Hal inilah yang menyebabkan udang menjadi lambat tumbuh dan memiliki perbedaan ukuran ekstrem.
Hal ini disampaikan oleh Arfindee Abru, Regional Technical Support INVE Aquaculture yang menjadi narasumber pada webinar “Kenali Penyakit EHP (Enterocytozoon hepatopenaei) pada Udang dan Cara Antisipasinya” yang diselenggarakan oleh Minapoli.
Tonton webinar lengkapnya di sini
Berbeda dari penyakit lainnya, penyakit EHP ini tidak menyebabkan kematian massal secara langsung. Namun, dampaknya terasa pada pertumbuhan yang stagnan, panen yang tidak seragam, dan biaya operasional yang membengkak karena pakan terus diberikan tanpa hasil yang sebanding.
Gejala Penyakit EHP
Beberapa gejala yang dapat diamati dari penyakit EHP ini adalah:
- Penurunan laju pertumbuhan signifikan
- Perbedaan ukuran udang ekstrem dalam satu tambak
- Munculnya Aggregated Transformed Microvilli (ATM) dalam feses udang
- Udang menjadi tidak nafsu makan
Penularan Penyakit EHP
Penyakit EHP menyebar terutama melalui jalur horizontal dan vertikal. Penularan secara horizontal terjadi melalui lingkungan sekitar udang yang sudah terkontaminasi.
Spora EHP dapat tersebar melalui air, lumpur, sisa pakan, feses udang yang terinfeksi, serta peralatan tambak yang tidak steril. Spora EHP dapat berada pada lumpur dasar tambak, terutama jika pengelolaan limbah dasar tidak diperhatikan.
Lingkungan budidaya yang tidak bersih dan kepadatan udang yang tinggi mempercepat penyebarannya, menjadikan EHP sulit dikendalikan jika tidak diantisipasi sejak awal.
Penularan EHP secara vertikal juga dapat terjadi karena diturunkan oleh induk udang yang telah terlebih dahulu terjangkit penyakit EHP.
Cara Mengatasi dan Mengendalikan EHP di Tambak
Jika tambak terindikasi terserang penyakit EHP, maka lakukan langkah pengendalian berikut ini:
- Pastikan dengan melakukan deteksi penyakit menggunakan PCR
- Sterilisasi peralatan dan sarana budidaya menggunakan desinfektan
- Memperketat protokol biosecurity tambak
- Atur ulang pemberian pakan agar tidak overfeeding
Selain itu, Arfindee dalam webinar juga menjelaskan beberapa perlakuan untuk mengendalikan EHP pada saat proses pembesaran:
- Pengelolaan limbah dasar tambak dengan penyiponan rutin
- Aplikasi Poli Aluminium Klorida (PAC) untuk mengikat bahan organik
- Meningkatkan kecernaan pakan
- Penambahan feed additive atau vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh udang
Pengelolaan limbah dasar tambak udang juga dapat dilakukan dengan penambahan probiotik untuk mencegah penumpukan bahan organik.
Cara Mencegah Penyakit EHP
Pada awal siklus, langkah-langkah berikut dapat diaplikasikan untuk membasmi spora EHP yang masih menempel di tambak atau dari sumber air.
Perlakuan ini juga turut ditekankan oleh Arfindee untuk mencegah penyebaran EHP:
- Menggunakan benur yang bersertifikat, terbukti steril, dan berasal dari hatchery yang berkualitas
- Memberi perlakuan kejut pH dengan menggunakan kapur tohor pada tambak tanah
- Sterilisasi air tambak dengan klorin 65% dengan dosis 20 ppm
Pengadaan Produk Tambak Udang Praktis bersama Minapoli
Ketika udang terserang penyakit, maka petambak harus cepat melakukan langkah mitigasi cepat untuk mengatasinya.
Minapoli hadir sebagai layanan pengadaan yang cepat dan dapat diandalkan untuk mendukung kesuksesan tambak Anda, termasuk pengadaan desinfektan, probiotik, vitamin dan feed additive.
Minapoli membantu mempermudah pengadaan alat tambak dan perlengkapan akuakultur, sehingga Anda bisa fokus penuh pada proses budidaya.
Minapoli adalah marketplace akuakultur nomor 1 di Indonesia yang telah melayani petambak dari seluruh Indonesia sejak 2018. Tersedia lebih dari 2.000 produk dari mitra terpercaya, memberikan fleksibilitas dalam memilih kebutuhan budidaya Anda.
Selain itu, harga yang kompetitif dan di platform Minapoli membuat belanja kebutuhan tambak lebih hemat dan efisien.
Dapatkan produk tambak di sini.