Mendorong Pertumbuhan Usaha Perikanan Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan di Kabupaten Maluku Tengah
| Sun, 07 Nov 2021 - 17:16
Potensi lahan perikanan budidaya di Kabupaten Maluku Tengah yang terdiri dari lahan perikanan budidaya laut sebesar 2.612,3 ha namun yang baru dimanfaatkan sebesar 78,7 ha. Sedangkan lahan perikanan budidaya air payau sebesar 16.116,3 ha namun sejauh ini baru dimanfaatkan sebesar 1.698,5 ha. Lahan budidaya air tawar sebesar 69,7 ha namun yang baru dimanfaatkan sebesar 2,6 ha (Dinas Perikanan, 2018).
Berdasarkan potensi lahan perikanan budidaya tersebut maka masih terdapat peluang yang besar untuk memanfaatkan lahan dalam menumbuhkan usaha budidaya. Adapun Usaha perikanan budidaya yang baru ditumbuhkan di Kabupaten Maluku Tengah terdiri dari budidaya ikan sistem bioflok dengan menggunakan kolam terpal, serta Budikdamber (Budidaya Ikan Dalam Ember) sistem akuaponik. Jenis ikan yang dibudidayakan menggunakan sistem bioflok terdiri dari ikan nila, lele dan gurami. Sedangkan budidaya sistem akuaponik menggunakan ikan lele. Usaha budidaya tersebut telah menghasilkan pelaku pelaku usaha baru sektor perikanan yang diharapkan dapat mendorong pendapatan daerah.
Sejauh ini dalam menumbuhkan usaha budidaya ikan sistem bioflok dengan menggunakan kolam terpal serta sistem akuaponik Budikdamber tersebut terdapat kendala yaitu tidak diterapkan cara budidaya ikan yang baik , sulitnya akses pasar serta tidak adanya pengolahan hasil perikanan budidaya. Adapun permasalahan yang sering terjadi adalah tingginya tingkat kematian ikan.
Hal ini disebabkan benih ikan belum ditangani dengan baik terutama benih yang didatangkan dari perjalanan jauh, adanya penanganan hama penyakit ikan belum maksimal, tidak dilakukan monitoring terhadap kesehatan ikan serta tidak dilakukan pengukuran kualitas air secara rutin. Dalam penanganan limbah budidaya, belum tersedia fasilitas dalam pengelolaan limbah sehingga hal ini berdampak terhadap lingkungan. Selain itu, terbatasnya akses pemasaran ikan hasil budidaya serta masih rendahnya minat masyarakat terhadap konsumsi ikan air tawar. Rendahnya minat masyarakat terhadap konsumsi ikan air tawar mempengaruhi terbatasnya akses pemasaran.
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas menyebabkan para pelaku usaha sering mengalami kegagalan budidaya serta rendahnya motivasi masyarakat untuk mau melakukan usaha perikanan budidaya. Hal ini menjadi kendala dalam menumbuhkan usaha perikanan budidaya khususnya budidaya ikan sistem bioflok dengan menggunakan kolam terpal dan sistem akuaponik Budikdamber sehingga usaha budidaya ini sulit berkembang.
Yuk, ikuti juga: Kompetisi LensaMina, Membuka Cakrawala Akuakultur Indonesia
Adapun upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah meningkatkan SDM dan keterampilan pelaku usaha budidaya mengenai cara budidaya ikan yang baik mulai dari penanganan benih ikan yang baik, penanganan hama penyakit, monitoring kesehatan ikan, pengukuran kualitas air secara rutin serta pengelolaan limbah budidaya. Keberhasilan dalam menerapkan cara budidaya ikan yang baik perlu didukung dengan pendampingan secara kontinyu serta peningkatan motivasi pelaku usaha budidaya sehingga mereka memiliki kemauan dan tindakan dalam menerapkannya.
Dalam meningkatkan motivasi pelaku usaha budidaya dapat dilakukan melalui ketersediaan pasar yang luas dengan akses yang mudah. Pemasaran merupakan kendala para pelaku usaha sehingga mereka memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan usaha perikanan budidaya. Untuk mengatasi hal ini, dilakukan pendampingan untuk pemasaran melalui pemanfaatan platform media online dan marketplace serta pengembangan jejaring pemasaran sebagai solusi untuk memasarkan produk secara luas serta dapat mengurangi biaya pemasaran.
Adanya peluang pasar melalui platform media online serta marketplace, pelaku usaha memiliki percaya diri bahwa usaha budidaya ini mampu meningkatkan pendapatan mereka. Selain itu, dilakukan diversifikasi olahan berbasis ikan air tawar sebagai solusi untuk menumbuhkan minat masyarakat untuk konsumsi olahan ikan air tawar sehingga memiliki nilai jual dan dapat dipasarkan secara meluas.
Tingginya penangkapan ikan di laut menyebabkan rendahnya motivasi masyarakat untuk mau melakukan usaha perikanan budidaya. Dengan demikian penumbuhan usaha budidaya ikan sistem bioflok dengan menggunakan kolam terpal serta sistem akuaponik Budikdamber ini perlu didorong dengan pendampingan secara kontinyu melalui penerapan cara budidaya ikan yang baik, ketersediaan pasar dan askes yang mudah dan adanya diversifikasi olahan ikan air tawar serta didukung dengan motivasi yang kuat dari para pelaku usaha budidaya sehingga menghasilkan produk hasil budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan di Kabupaten Maluku Tengah serta dapat mengurangi ketergantungan yang tinggi terhadap penangkapan ikan di laut.
Sumber Referensi:
Dinas Perikanan Kabupaten Maluku Tengah. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perikanan Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2018-2022.
---
Penulis: Nesti Rostini Romeon
Profesi: Penyuluh Perikanan Muda
Instansi: Satminkal BPPP Ambon Penugasan Kabupaten Maluku Tengah