• Home
  • Infomina
  • FUI Luncurkan Program Penerapan Tambak Udang Tradisional Plus Secara Nasional

FUI Luncurkan Program Penerapan Tambak Udang Tradisional Plus Secara Nasional

| Thu, 13 Jun 2024 - 17:47


Dengan mendapat dukungan  lebih dari  20 Institusi yang terdiri  dari beberapa  Asosiasi, pihak industri Swasta, StartUp, Lembaga Pendidikan, NGOs, Pemerintah Daerah dan Pusat serta berbagai institusi lainnya,  FORUM UDANG INDONESIA (FUI)   meluncurkan program tambak udang Tradisional Plus secara nasional di Surabaya pada tanggal 12 Juni 2024.


Dalam acara penandantanganan MOU antara FUI dengan para MITRA  pendukung percontohan tambak udang tradisional tersebut  Ketua FUI Budhi Wibowo menyatakan bahwa tambak udang di Indonesia sebenarnya didominasi oleh tambak tradisional dengan area yang amat luas yaitu sekitar 250.000 hektar  namun sayangnya memiliki produktiftas sangat rendah  yaitu dibawah 200 kg/hektar/tahun.   


Dengan mengimplemtasikan budidaya udang tradisional plus, melalui intervensi teknologi yang adaptif, perbaikan input benih dan manajemen teknis budidaya akan meningkatkan pertumbuhan dan produktifitas udang,  FUI telah membuktikan budidaya tradisonal plus mampu meningkatkan produktifitas menjadi sekitar 2 ton/hektar/tahun.    Oleh karena itu Budhi  menegaskan perlunya  percontohan dilakukan secara nasional yang bisa diadopsi para  petambak tradisional di seluruh  Indonesia sehingga produksi udang nasional akan meningkat pesat.


Hendri Laiman CEO PT. Central Proteina Prima (CPP) yang merupakan salah satu MITRA FUI menyatakan bahwa untuk meningkatkan produksi tambak udang tradisional akan lebih baik lagi jika dilakukan melalui sistem budidaya 2 steps  melalui tahapan nursery yang oleh para petambak sering disebut  petokolan atau pendederan.   


CPP telah melakukan uji coba budidaya sistem 2 steps pada beberapa daerah dengan hasil yang terbukti bisa meningkatkan survival rate (SR) tambak tradisional secara nyata hingga mencapai diatas 80%.  Hendri menyampaikan cara ini juga bermanfaat untuk  mempersingkat masa pemeliharaan sehingga jumlah siklus panen  dapat meningkat menjadi sekitar 4-6 kali per tahun lainnya  karena PL  telah dipelihara  3-4 minggu didalam nursery.


Chrisna Aditya, CPO dan co-founder eFishery yang juga menjadi salah satu MITRA FUI menyampaikan bahwa eFishery siap memberikan dukungan teknologi yang diperlukan dalam berbagai tahapan dalam penerapan sistem Tradisional Plus.   Menurut Chrisna negara kita bisa meniru dari Equador yang mampu meningkatkan produksi udangnya secara spektakuker ditambak tanah melalui perbaikan genetik dan menerapkan beberapa  aplikasi teknologi misalnya penggunaan autofeeder, teknologi aerasi dan perbaikan teknologi dalam pengelolaan kualitas air.


FUI  dengan dukungan para MITRA pada tahun 2024 ini akan membuat percontohan tambak Tradisional Plus dalam skala yang lebih massal pada beberapa propinsi antara lain Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Lampung, Aceh dan Kalimantan Utara  dengan target sekitar  12 lokasi tambak percontohan.  Coco Kokarkin Sekjen FUI optimis dengan dukungan lebih dari 20 intitusi, penerimaan positif pemerintah daerah, biaya yang rendah dan ramah lingkungan,  akan semakin banyak penerap sistim ini di sentra-sentra tambak tradisional di seluruh Indonesia.  


Rahmat Mulianda Direktur  perencanaan kelautan dan perikanan Bappenas sangat antusias dengan program ini yang dikatakan dapat meraih berbagai target sekaligus.   Produksi udang yang rendah HPP sekaligus rendah carbon foot printnya akan  meningkatkan daya saing udang kita di pasar Internasional dan sesuai dengan konsep Blue Economi. 


Perwakilan pemerintah lainnya yang hadir dalam kegiatan tersebut  Cahyadi Rasyid Asdep perikanan budidaya kemenkomarves menegaskan bahwa kemenkomarves akan mengkoordinir beberapa kementrian antara lain PUPR & KKP dan Pemda  serta PLN agar bersinergi utk memberikan dukungan perbaikan infrastruktur diantaranya melakukan pengerukan muara2 sungai serta pemasangan jaringan Listrik pada sentra-sentra budidaya udang tradisional.


Pada kegiatan penanda tanganan MOU yang didukung oleh USSEC (U.S. Soybean Export Council) dan GQSP (Global Quality and Standards Programme) ini, didahului dengan seminar yang membawa tema utama “Improving livelihoods of extensive shrimp farmers through adoption of climate-smart aquaculture improvement”. 


Seminar dengan pembicara: Prof. Dr, Ir. Sukenda M. Sc, Prof. Dr. Esti Handayani Hardi S.Pi M.Si  dan Kenidas  Lukman Taufik S.Pi  membahas tentang manfaat dan strategi tambak Tradisional Plus dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui kegiatan ekonomi yang lebih pasti dan di dalam koridor pengurangan emisi karbon.



Gunakan layanan digital marketing Minapoli secara mudah dengan menghubungi marketing@minapoli.com. Konsultasikan juga strategi marketing perusahaan Anda dengan Minapoli disini!


Artikel lainnya