Feed Additive, Seberapa Perlu?

| Thu, 12 Dec 2019 - 14:28


Demi keberlanjutan usaha budidaya udang, kebutuhan hidup hewan bongkok berkarapas ini perlu dipenuhi. Jika tidak, laju pertumbuhan menjadi lambat bahkan bisa berakibat pada kematian.

Dalam dunia usaha budidaya, setidaknya ada dua faktor kebutuhan utama yang harus dipenuhi sesuai karakteristik udang, yaitu pakan dan lingkungan. Pakan berguna untuk memasok nutrisi bagi udang agar terus tumbuh dan membesar. Jika kebutuhan nutrisi terpenuhi, metabolisme tubuh berjalan dengan baik, daya imunitas terjaga, dan udang pun tumbuh dengan sehat.

Apakah pakan saja cukup menjamin keberlangsungan hidup udang? Ternyata tidak. Terdapat faktor lingkungan yang juga berperan besar dalam meningkatkan kualitas hidup udang. Kualitas lingkungan yang buruk bisa berdampak langsung pada kesehatan ikan, memacu stres dan menimbulkan keracunan. Dampak lainnya, nafsu makan udang menurun dan mengakibatkan menurunnya daya imunitas. Wabah penyakit pun mudah muncul.

Sebaik apapun kualitas pakan yang diberikan, jika lingkungan budidaya buruk bisa menyebabkan kegagalan dalam budidaya. Oleh sebab itu, muncul upaya untuk memberikan bahan tambahan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan udang. Harapannya, hasil panen bertambah, baik dari sisi jumlah dan kualitas, serta waktu panen menjadi lebih singkat. Bahan tambahan yang diberikan ini berupa feed additive dan feed supplement.

Feed Additive dan Feed Supplement, Samakah?

“Feed additive pada ikan atau udang sama, hanya beda bahasa saja. Additive itu bahan tambahan makanan untuk ikan atau udang. Dan feed supplement itu zat lain yang ditambahkan untuk menambah nilai gizi atau obat,” tutur Arief Setyo, Aquabusiness Representative CV Vrisda Murakabi.

Pendapat senada juga diungkapkan oleh Manager Regional Sumatra PT Matahari Sakti, Rudy Kusharyanto. Menurutnya, feed additive dan feed supplement sebenarnya sama karena sama-sama penunjang dari bahan baku utama. “Yang dimaksud dengan feed additive pada pakan ikan atau udang bisa diistilahkan juga dengan bahan pembantu. Maksudnya, membantu apabila ada konten nutrisi pakan yang belum bisa terpenuhi dari bahan baku utamanya,” terang Rudy.

Hari Juliyanto, Sekjen Shrimp Club Indonesia (SCI) Banyuwangi, juga memberikan jawaban yang senada. Menurutnya, feed additive adalah Asupan nutrisi tambahan yang dicampurkan pada pakan. Sementara suplemen makanan bisa sebagai feed additive, sebagai tambahan nutrisi yang dirasa perlu ditambahkan.

Sementara dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 1/Permen-KP/2019 Tentang Obat Ikan Pasal 5 ayat (3) dijelaskan bahwa obat ikan dengan sediaan premiks sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, dihasilkan dari bahan organik dan anorganik yang dicampurkan dalam pakan Ikan sebagai:

imbuhan pakan (feed additive) merupakan suatu zat yang secara alami tidak terdapat dalam pakan, yang tujuan pemakaiannya terutama sebagai pemacu pertumbuhan Ikan dan kesehatan Ikan antara lain xantophyl, antioksidan, dan antijamur; dan/atau.

pelengkap pakan (feed supplement) merupakan suatu zat yang secara alami sudah terkandung dalam pakan tetapi jumlahnya perlu ditingkatkan dengan menambahkannya dalam pakan, antara lain asam amino, vitamin, dan mineral.

Ragam Jenis dan Teknologi Imbuhan Pakan

Saat ini, jenis imbuhan pakan sangat beragam. Jika sebelumnya ada produk probiotik dan prebiotik untuk meningkatkan pertumbuhan dan imunitas dan enzim untuk meningkatkan efisiensi pakan, sekarang sudah mulai banyak dijumpai functional protein atau sumber protein khusus untuk meningkatkan imunitas dan pertumbuhan, mycotoxin binder untuk ikan dan udang, serta organic mineral.

Beberapa jenis imbuhan pakan yang sering dipakai untuk pakan ikan dan udang saat ini didasarkan pada tujuannya. Untuk mendukung daya cerna dan absorbsi nutrisi, salah satu imbuhan pakan yang digunakan adalah enzim. Untuk kesehatan ikan dan udang, produk imbuhan pakan yang digunakan berupa immunostimulan, antibakterial, dan ragam vitamin.

Selain itu, imbuhan pakan lainnya adalah untuk kebutuhan hormonal seperti hormon reproduksi, antioksidan untuk kebutuhan pencegahan bahaya oksidasi, serta pemberi bau untuk kebutuhan palatabilitas dan flavoring. Imbuhan pakan lainnya bisa berupa support mineral dan asam amino.

Ragam jenis imbuhan pakan yang ada tak lepas dari beragam jenis teknologi yang digunakan, sesuai jenis imbuhan pakan tersebut. Teknologi sintesis dan coated, misalnya, digunakan untuk memproduksi vitamin. Sementara ekstraksi digunakan untuk membuat zat anti-bakterial dan immunostimulan.

Teknologi fermentasi yang sudah semakin berkembang bisa menghasilkan produk bahan imbuhan pakan seperti probiotik, prebiotik, dan enzim yang semakin efisien dan lebih baik. Teknologi fermentasi atau ekstraksi yeast/ragi juga sangat dikenal di dunia imbuhan pakan untuk menghasilkan produk seperti prebiotik, functional protein, single cell protein, dan mycotoxin binder. Salah satu teknologi yang banyak digunakan produsen bahan imbuhan pakan untuk memproduksi mineral organic adalah chelating technology.

Terbukti Bermanfaat

“Berdasarkan hasil studi, banyak yang mengklaim bahwa dengan penambahan feed additive akan memberikan dampak yang positif terhadap keberhasilan budidaya. Di lapangan, tingkat keberhasilan dengan penambahan feed additive tergantung besarnya manfaat, efektivitas penambahan, serta kebutuhan di lapangan,” ujar Rudy.

Menurut pendapat Erik Sutikno, Perekayasa Madya Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, dalam Info Akuakultur edisi lalu, penambahan katalisator enzimatik pada pakan ikan bandeng mampu memberikan pertumbuhan lebih cepat. Pertumbuhan ikan bandeng tidak membutuhkan protein tinggi jika diberikan katalisator pada pakan tersebut. Pakan formulasi dengan kandungan protein 14—16% ditambah katalisator enzimatik yang sesuai  sudah cukup untuk menumbuhkan ikan bandeng secara efisien.

Enzim pencernaan ikan bandeng didominasi oleh karbohidrase, yang terbukti dari ukuran usus yang sangat panjang. Jumlah enzim paling banyak di bagian depan dan semakin mendekati anus jumlah enzim yang dihasilkan semakin sedikit. Ketidakcukupan enzim akan mengakibatkan pakan buatan tidak dapat dicerna. Penggunaan pakan dengan kandungan protein tinggi membuat pencernaan ikan tidak mampu merubahnya menjadi energi sehingga akan menghasilkan sampah yang banyak.

Produksi enzim dalam pencernakan ikan akan maksimum pada saat ikan dalam kondisi lapar puncak. Penambahan katalisator enzim melalui pakan merupakan cara untuk menambah kekurangan produksi enzim internal pencernaan.

Pakan saat masuk ke lambung, pakan akan hancur melalui proses fisika dan kimia asam lambung dan menjadi bentuk penyusun semula (powder), dan proses pemecahan mulai terjadi melalui proses enzimatik hingga terbentuk produk molekuler yang siap menembus dinding usus ikan melalui peristiwa osmosis. Selanjutnya, produk molekuler didistribusikan ke seluruh organ target untuk memenuhi kebutuhan sel sehingga pertumbuhan ikan akan terbentuk secara cepat dan meninggalkan sedikit feses

Kadar Formulasi

Penggunaan bahan imbuhan pakan sangat tergantung dari tujuan dari penggunaan bahan imbuhan itu sendiri atau masalah apa yang akan diselesaikan dengan imbuhan pakan tersebut. Jadi, pembuatannya sangat spesifik terhadap tujuan yang akan dicapai. Misalnya untuk meningkatkan efisiensi pakan bisa menggunakan enzim, sedangkan untuk meningkatkan kesehatan saluran cerna biasanya menggunakan probiotik dan prebiotik.  Besaran penggunaan bahan imbuhan sangat tergantung dari spesifikasi masing-masing bahan imbuhan pakan tersebut.

Adapun persentase penggunaan imbuhan pakan dalam formulasi cukup bervariasi, tidak ada angka pasti yang ideal karena variasi ini mempertimbangkan kebutuhan akibat faktor lingkungan, target pertumbuhan, kesehatan, bahkan kebutuhan yang berbeda untuk tiap spesies ikan.

Bahan imbuhan pakan memang memberikan kontribusi yang sangat besar pada industri pakan, seperti pemakaian prebiotik dan functional protein/sumber protein khusus untuk meningkatkan imunitas. Pemanfaatannya sudah banyak dilakukan untuk menghadapi masalah tantangan lingkungan yang semakin berfluktuasi. Di samping meningkatkan performa kualitas pakan dari faktor non-nutrisi, pemberian imbuhan pakan juga digunakan sebagai faktor pembeda dengan pakan lain, misalnya agar pakan tidak mudah mengotori atau merusak kualitas air. 


Artikel Asli : Info Akuakultur

Artikel lainnya