• Home
  • Infomina
  • Efek Mikroplastik dalam Ikan Konsumsi untuk Kesehatan dan Upaya Penanggulangannya

Efek Mikroplastik dalam Ikan Konsumsi untuk Kesehatan dan Upaya Penanggulangannya

| Mon, 15 Nov 2021 - 10:07

Plastik merupakan salah satu material yang paling banyak digunakan oleh manusia. Ketika plastik tersebut sudah tidak terpakai, di kemudian hari sampah-sampah plastik tersebut akan menimbulkan masalah tersendiri, bahkan di kota-kota besar dunia menghasilkan sampah plastik hingga 1,3 miliar ton setiap tahunnya. World Bank memperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat hingga 2,2 miliar ton pada 2025 mendatang. Di Indonesia sendiri, menurut Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun dan sebanyak 3,2 juta ton terbuang ke laut.


Dengan banyaknya sampah plastik yang tidak tertangani dengan baik, cepat atau lambat plastik tersebut akan terurai menjadi ukuran mikroskopis. Keberadaan mikroplastik sendiri ditemukan sejak tahun 1970-an. Secara umum, mikroplastik dibedakan menjadi dua jenis, (a) mikroplastik primer, yakni mikroplastik yang sengaja diproduksi, biasanya dipakai dalam produk kosmetik, (b) mikroplastik sekunder, yakni mikroplastik yang berasal dari pecahan dari pecahan sampah plastik yang lebih besar.


Biasanya mikroplastik terakumulasi dengan jumlah tinggi di perairan, seperti danau, waduk, sungai dan laut, khususnya di bagian sedimennya. Dengan ukurannya yang kurang dari 5mm, mikroplastik bersifat ubiquitous dan bioavailability yang membuatnya bisa termakan oleh makhluk hidup. Apabila mikroplastik masuk dan tercerna oleh biota air yang termasuk sistem rantai makanan (aquatic food chain), maka manusia juga bisa terkena dampaknya. 




Jika mikroplastik masuk ke tubuh manusia dan berada dalam lumen, maka mikroplastik akan berinteraksi dengan darah melalui proses adsorpsi dan akan mengisi protein dan glikoprotein. Sehingga akan mengganggu sistem kekebalan tubuh, mengganggu aktivitas hormon alami, meningkatkan gangguan bagi bayi, mengakibatkan pembengkakan usus dan kerusakan pada organ-organ tubuh yang lain.


Adanya mikroplastik sebagai kontaminan ikan konsumsi tentu berdampak pada kualitas dan keamanan ikan konsumsi yang dihasilkan. Di mana hal itu akan mengancam ketahanan pangan, karena ikan konsumsi merupakan sumber protein hewani yang sangat penting.


Yuk, ikuti juga: Kompetisi LensaMina, Membuka Cakrawala Akuakultur Indonesia

Maka dari itu, pada tahun 2015, Amerika Serikat memprakarsai undang-undang Microbead-Free Waters Act untuk melarang pembuatan, pengemasan dan pendistribusian produk-produk yang mengandung mikroplastik di Amerika. Hal tersebut juga diikuti oleh Inggris pada 2017, Jepang, Uni Eropa dan China pada 2018. 


Di Indonesia sendiri, pemerintah sudah seharusnya gencar untuk melakukan penelitian dan tindakan untuk produk-produk ikan konsumsi yang mengandung mikroplastik. Hal tersebut juga harus dibarengi dengan edukasi dan regulasi kepada perusahaan atau produsen yang berbahan baku plastik untuk mengolah limbah sesuai prosedur dan tidak membuangnya sembarangan dan menyebabkan tercemarnya lingkungan dengan mikroplastik. Bahkan tindakan-tindakan tegas juga diperlukan, seperti menarik produk ikan konsumsi yang mengandung mikroplastik atau menutup pabrik yang dalam pengelolaan limbahnya tidak sesuai dengan ketentuan.


Sebagai masyarakat yang sadar akan kesehatan lingkungan, masing-masing individu juga ikut berperan aktif untuk meminimalisir penggunaan produk-produk yang berbahan plastik. Kemudian pengelolaan sampah rumah tangga juga harus diperhatikan, sebab survei membuktikan bahwa sampah paling banyak di dunia adalah sampah-sampah sisa dari rumah tangga sehari-hari.


Selain itu, ikan sendiri merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dan sering dikonsumsi manusia. Selain rasanya yang lezat ikan juga memiliki nutrisi yang baik untuk kesehatan. Adanya kontaminasi mikroplastik pada ikan konsumsi tentu akan sangat merugikan. Maka dari itu sudah seharusnya masyarakat memilih dan mengolah ikan dengan tepat. Sebab masuknya mikroplastik ke dalam tubuh dapat menyebabkan beragam gangguan kesehatan.


Memang tidak ada satu cara yang efektif untuk menyelesaikan masalah mikroplastik dalam ikan konsumsi. Oleh kare itu, dibutuhkan peran aktif dari berbagai pihak untuk menyelesaikannya, agar tercipta lingkungan dan masa depan yang lebih baik. Dan yang paling utama adalah memulainya dari level yang paling kecil, yakni masing-masing individu.

---


Penulis: Muhammad Abdul Rohman Al Chudaifi

Profesi: Mahasiswa

Instansi: IAIN Kediri

Artikel lainnya

LensaMina 

Menuju Pengembangan Desa Berbasis Pengawasan

Minapoli

1110 hari lalu

  • verified icon1845
LensaMina 

Keanekaragaman Perikanan di Indonesia

Minapoli

1106 hari lalu

  • verified icon5734
LensaMina 

Menaruh Harapan pada Udang Vanname

Minapoli

1154 hari lalu

  • verified icon1603