Budi Daya Ikan di Kolam 1 Hektare, Pria Asal Sleman Ini Ungkap Rahasia Beternak Koi
| Mon, 14 Sep 2020 - 11:48
Beternak ikan sebenarnya merupakan kegiatan yang memiliki prospek ekonomi tinggi, terutama ikan hias. Berbeda dengan ikan konsumsi yang dijual per kilogram, ikan hias biasanya dijual per ekor. Makin cantik ikannya, makin mahal pula harganya. Namun, hal itu masih dipengaruhi oleh selera masing-masing individu yang berbeda-beda.
Itulah yang diungkapkan oleh Pristiwadi, seorang peternak asal Desa Turen, Kecamatan Ngaglik, Sleman. Pada awalnya, Pristiwadi sebenarnya bukanlah orang yang hobi ikan. Tapi setelah memulai terlebih dahulu untuk beternak ikan koi, lama-lama ia menyukai aktivitas barunya itu. Kini ia memiliki kolam seluas 1 hektare yang khusus ia sediakan untuk beternak ikan koi. Berikut selengkapnya:
Mulai Beternak Koi dengan Ilmu Terbatas
©YouTube/Cap Capung
Baca juga: Cara Ternak dan Budidaya Ikan Cupang untuk Pemula
Pada awalnya Pristiwadi berniat untuk beternak ikan koi karena nilai ekonomisnya yang tinggi. Dengan ilmu yang ala kadarnya, ia memberanikan diri untuk merintis usaha ikan koi-nya. Melihat ada prospek yang besar, ia kemudian juga memperbesar ukuran kolam ikan koi-nya. Ia melakukan itu sekalian untuk proses belajar.
Budi Daya Ikan Koi di Kolam 1 Hektare
Pristiwadi kemudian memperluas ukuran kolamnya menjadi 1 hektare yang ia bagi ke dalam 13 kolam. Ikan-ikan koi yang dibudidayakan Pristiwadi disesuaikan menurut umur dan ukurannya untuk dimasukkan ke 13 kolam yang telah tersedia itu.
“Kalau ikannya masih kecil sekitar umur 2 bulan isi kolamnya bisa lebih banyak, satu kolamnya bisa diisi antara 1.500 sampai 2.000 ekor, bahkan 3.000 ekor-pun masih mampu. Tapi seiring pertumbuhan ikan isi kolam akan semakin kita kurangi sampai tinggal 500-700 ekor. Karena semakin longgar isi kolamnya maka pertumbuhan ikan akan semakin cepat,” kata Pristiwadi dikutip dari YouTube Cap Capung.
Pentingnya Mengelola Air
©YouTube/Cap Capung
Baca juga: Kolaborasi Riset Air Tawar
Salah satu hal penting untuk diperhatikan bagi para peternak ikan hias adalah bagaimana cara mengelola air. Pristiwadi mengatakan, dalam mengairi kolamnya, dia tidak menggunakan air sungai secara langsug. Baginya, air sungai dianggap kurang steril karena juga dimanfaatkan oleh petani.
Karena itulah ia lebih memilih menggunakan air sumur dalam mengairi kolamnya itu. Dengan menggunakan air sumur, ikan akan lebih terlindungi dari ancaman virus yang datang dari luar.
Pemasaran Ikan Koi
Pristiwadi menerangkan kalau pemasaran ikan koi cukup beragam, tergantung ukuran ikannya. Biasanya para penghobi pemula ikan koi menginginkan ikan koi berukuran kecil karena masih dalam proses uji coba. Tapi banyak pula dari mereka yang menginginkan ukuran ikan yang besar.
“Biasanya usia 3 bulan sudah bisa dipanen dengan ukuran 10-15 cm. Tambah 1,5-2 bulan lagi bertambah ke ukuran 20-30 cm. Jadi kalau di ikan konsumsi, umur 3 bulan sudah bisa dipanen. Tapi kalau di koi tergantung selera orang mau ukuran berapa. Kalau mereka menginginkan ukuran yang lebih besar, maka kita tunggu dengan waktu yang lebih lama,” kata Pristiwadi.
Baca juga: Pemasaran Ikan Macet, Pembudidaya di Sleman Dibantu Jual Online
Ancaman Pemangsa
©YouTube/Cap Capung
Pristiwadi mengatakan tempatnya membudidayakan ikan koi merupakan sarang burung blekok. Burung-burung itu biasanya mengincar ikan koi yang ada di kolam sebagai pemangsa. Untuk mencegah itu, Pristiwadi memasang jaring di atas kolam.
“Kalau satu hari satu ekor burung makan 10 ekor, itu satu bulannya bisa makan 300 ekor. Kalau kita pelihara 3-4 bulan itu 1.000 ekor bisa habis untuk satu burung,” kata Pristiwadi dikutip dari YouTube Cap Capung.
Penilaian Ikan Koi yang Bagus
©YouTube/Cap Capung
Menurut Pristiwadi, pada dasarnya setiap orang memiliki selera masing-masing dalam menentukan seperti apa ikan koi yang bagus. Namun, biasanya masing-masing jenis ikan punya pola yang berbeda-beda. Tapi yang biasanya pertama kali dilihat orang untuk menilai bagusnya ikan itu adalah polanya. Kedua adalah kekuatan warnanya.
“Kalau misal ikan koi jenis Kohaku polanya tidak boleh menyentuh hidung, pipi, dan ekor. Habis itu antara warna merah dan putih itu harus ada jarak yang indah untuk dilihat. Jadi memang ada pakem-pakem tersendiri berdasarkan jenis ikannya,” kata Pristiwadi dikutip merdeka.com dari YouTube Cap Capung pada Rabu (19/8).
Sumber: merdeka.com
Tentang Minapoli
Minapoli merupakan marketplace++ akuakultur no. 1 di Indonesia dan juga sebagai platform jaringan informasi dan bisnis akuakultur terintegrasi. Dengan memanfaatkan teknologi, pembudidaya dapat menemukan produk akuakultur dengan mudah dan menghemat waktu di Minapoli. Platform ini menyediakan produk-produk akuakultur dengan penawaran harga terbaik dari supplier yang terpercaya. Selain itu, bentuk dukungan Minapoli untuk industri akuakultur adalah dengan menghadirkan tiga fitur utama yang dapat digunakan oleh seluruh pembudidaya yaitu Pasarmina, Infomina, dan Eventmina.