Benur Gelondongan Cegah Penyakit Usia Dini
| Thu, 17 Feb 2022 - 09:25
Semakin banyak petambak gunakan PL-20 yang lebih tahan penyakit di tambak
Berbagai upaya terus ditempuh para pembudidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) guna menghindari serangan penyakit pada usia dini. Terakhir, pembudidaya di Lampung menebar benur gelondongan (post larvae/PL-20) ke kolam sebagai solusi agar bebas dari serangan penyakit AHPND (Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease).
Menurut Harli, Teknisi PT MTS Gayau di Desa Durian, Kecamatan Padangcermin, Kabupaten Pesawaran-Lampung, pihaknya melakukan penebaran benur gelondongan sudah memasuki siklus ketiga. Penebaran benur gelondongan bertujuan untuk mengurangi stres benur saat transfer benur dari kolam pendederan ke kolam pembesaran yang sering terjadi di sistem NP/Nursery Pond (pendederan).
Baca juga: Sistem Tandon, Teknik Jitu dalam Budidaya Udang
“Dari pengalaman dua siklus sebelumnya, kematian massal akibat penyakit AHPND sudah tidak terjadi lagi. Padahal pada siklus-siklus sebelumnya farm ini sudah endemik AHPND,” ujar Harli ketika menerima TROBOS Aqua di tambak MTS Gayau tempatnya bekerja, baru-baru ini.
Pada siklus kedua, Harli menebar benur dengan kepadatan rata-rata 80 ekor/meter persegi (m2) pada 10 kolam masing-masing berukuran 3 ribu m2. Panen akhir pada usia 100 hari diperoleh udang size 48 (1 kilogram isi 48 ekor) dan panen parsial sekali, dengan SR (Survival Rate/laju sintasan) 100 % dan FCR (Feed Convertion Ratio atau rasio konversi pakan) 1,3.
“Sempat muncul myo sekitar 10 % pada usia 70 hari, tetapi tidak terlalu berpengaruh karena langsung dilakukan panen parsial. Hasil produksi total mencapai 17 ton/ha, naik 60 % dibandingkan dengan siklus sebelum menggunakan benur gelondongan yakni sebesar 11 ton/ha,” lanjut Koordinator FKPA (Forum Komunikasi Pengusaha Akuakultur) Wilayah Pesawaran ini.
Baca juga: Maksimalkan Budidaya Pakai Bibit dari Nursery
Meski menggunakan benur gelondongan, Harli mengaku, tetap melakukan pencegahan penyakit dengan aplikasi probiotik, menjaga parameter air agar tetap stabil, melakukan penggantian air selama 12 jam dan sifon secara berkala. Lalu aplikasi vitamin C dan imunostimulan yang dicampurkan ke pakan.
Diakuinya, dibandingkan dengan benur biasa (PL-09 dan PL-10) maka benur gelondongan (PL-20) lebih tahan terhadap serangan penyakit, karena secara struktur tubuhnya sudah lengkap. Bahkan ketika di hatchery (pembenihan) pun, benur sudah diberi pelet dari pabrik.
Sumber: TROBOS Aqua