Aplikasi Probiotik (Bacillus dan Pseudomonas) dalam Budidaya Udang Vanname (Litopenaeus vannamei)
| Thu, 05 Aug 2021 - 10:07
Budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) di Indonesia semakin meningkat dengan peningkatan permintaan ekspor udang. Peningkatan ini memicu semakin meningkatnya budidaya udang vaname secara intensif guna memenuhi permintaan tersebut. Namun dengan peningkatan sistem budidaya udang menimbulkan dampak negatif terhadap penurunan kualitas lingkungan maupun kegagalan panen akibat adanya serangan penyakit pada udang budidaya.
Hal ini dikarenakan pada kegiatan budidaya udang sistem intensif maupun super intensif dengan menggunakan kepadatan tinggi dan pemberian pakan mengakibatkan peningkatan sisa pakan dan feses udang, sehingga berdampak terhadap penurunan kualitas air, seperti peningkatan bahan organik, amoniak dan organisme patogen.
Penurunan kualitas lingkungan ini mengakibatkan udang menjadi stress dan mudah terserang penyakit. Penyakit yang sering menyerang udang salah satunya adalah Vibriosis yang disebabkan oleh bakteri dari genus Vibrio. Udang vaname yang terserang penyakit ini dapat mengakibatkan kematian hingga 100 %.
Baca juga: Probiotik dalam Akuakultur
Pemberian probiotik merupakan salah satu cara untuk menanggulangi permasalahan menurunnya kualitas air maupun meningkatnya bakteri patogen di saluran pencernaan dan media pemeliharaan udang.
Dari beberapa penelitian sebelumnya, aplikasi probiotik ke dalam media pemeliharaan udang dapat memperbaiki kualitas air melalui proses biodegradasi, menjaga keseimbangan mikroba dan mengendalikan jumlah bakteri patogen yang membahayakan bagi udang yang dipelihara. Bacillus dan Pseudomonas merupakan baberapa jenis bakteri yang dapat dikembangkan sebagai bakteri probiotik.
Jumlah bakteri probiotik yang diberikan juga menjadi faktor pembatas dalam memberikan pengaruh yang menguntungkan bagi inang. Jumlah bakteri probiotik dalam jumlah yang tinggi belum tentu memberikan hasil yang lebih baik.
Hasil penelitian aplikasi probiotik Bacillus dan Pseudomonas dengan kepadatan berbeda (106 hingga 108 sel/ml) ke dalam media pemeliharaan udang vaname dua kali per minggu yang dipelihara dalam akuarium selama 28 hari pemeliharaan memberikan hasil bahwa total Vibrio terukur pada saluran pencernaan udang lebih rendah dibandingkan perlakuan kontrol (tanpa penambahan probiotik).
Baca juga: Probiotik, Pencegah Penyakit dan Pendorong Produksi Perikanan Budidaya
Total Vibrio saluran pencernaan udang dengan pemberian probiotik Bacillus dan Pseudomonas yaitu 1,47 x 104 – 1,82 x 104 CFU/ml, sementara pada kontrol 5,81 x 104 CFU/ml. Total Vibrio pada media pemeliharaan dengan penambahan probiotik juga menunjukkan nilai lebih rendah dibandingkan kontrol yaitu 1,50 x 103 – 1,52 x 104 CFU/ml, pada kontrol 2,12 x 104 CFU/ml.
Total Vibrio terendah pada media pemeliharaan terdapat pada perlakuan dengan penambahan probiotik Bacillus dan Pseudomonas dengan kepadatan 108 sel/ml yaitu 1,50 x 103 CFU/ml. Total bakteri tertinggi pada saluran pencernaan dan media pemeliharaan tertinggi didapat pada perlakuan dengan penambahan probiotik Bacillus dan Pseudomonas dengan kepadatan 108 sel/ml yaitu 2,37 x 109 dan 2,93 x 109 CFU/ml masing-masing.
Kondisi ini memperlihatkan bahwa bakteri probiotik mampu berkembang dan menekan pertumbuhan Vibrio baik di saluran pencernaan maupun di media pemeliharaan udang. Kelulushidupan udang vaname tertinggi selama pemeliharaan 28 hari diperoleh pada perlakuan dengan penambahan probiotik Bacillus dan Pseudomonas dengan kepadatan 108 sel/ml sebesar 89,58%.
Baca juga: Probiotik, Imunostimulan, dan Manajemen Kualitas Air
Dapat disimpulkan bahwa pemberian probiotik Bacillus dan Pseudomonas dengan kepadatan 108 sel/ml memberikan hasil terbaik terhadap penurunan total Vibrio dan tingkat kelulushidupan udang vaname.
Sumber: FPIK Universitas Airlangga