Bangka Belitung Shrimp Conference : Sinergi Membangun Budidaya Udang untuk Ketahanan Pangan Nasional
| Tue, 21 Feb 2023 - 17:25
Foto 1. Pembukaan Bangka Belitung Shrimp Conference
Sebagai upaya untuk mendukung peningkatan produksi dan nilai ekspor udang nasional, serta membangun ketahanan pangan nasional, perlu adanya optimalisasi produktivitas udang di berbagai daerah. Provinsi Bangka Belitung sebagai salah satu lumbung udang terbesar di Indonesia dengan garis pantai hingga 1.200 km, menjadi salah satu daerah yang potensial untuk pengembangan tambak udang.
Dengan peluang tersebut, para stakeholder di Bangka Belitung perlu saling bersinergi dan berbagi informasi secara lebih strategis. Oleh karena itu Erzaldi Rosman Institute bekerjasama dengan Universitas Bangka Belitung & Minapoli telah menyelenggarakan Bangka Belitung Shrimp Conference (BBSC) pada tanggal 9 Februari 2023 bertempat di Novotel Pangkalpinang.
Rully Setya Purnama selaku Ketua Penyelenggara BBSC menyampaikan dalam sambutannya bahwa ada lebih dari 500 orang dari para pemangku kebijakan, pakar, startup, petambak, pengusaha, hingga mahasiswa menghadiri kegiatan. “Potensi Bangka Belitung untuk terus berkembang menjadi salah satu lumbung produksi udang nasional terlihat dari jumlah dan antusiasme yang luar biasa dari peserta yang hadir pada acara ini” ujar Rully yang juga merupakan CEO dari Minapoli.
Sementara itu Prof. Dr. Ibrahim, S.Fil., M.Si. selaku Rektor Universitas Bangka Belitung menyatakan dukungan besarnya pada kegiatan ini dan pembangunan industri budidaya udang di Provinsi ini. Bangka Belitung sendiri memiliki potensi yang besar untuk menghasilkan produksi udang yang berkualitas dan dapat memenuhi permintaan pasar. Ketersediaan lahan yang luas dan kondisi geografis di Bangka Belitung ini perlu dimanfaatkan dengan optimal. “Universitas Bangka Belitung siap mendukung industri budidaya udang melalui penyediaan sumber daya manusia dan juga dapat berperan dalam melakukan riset untuk mengatasi persoalan yang ada antara lain terkait dengan pengelolaan limbah yang dihasilkan aktivitas budidaya udang.”
Dr. Erzaldi Rosman Djohan, Pendiri Erzaldi Institute dan Gubernur Bangka Belitung 2017-2022 selaku penggagas acara menyampaikan bahwa “Pertumbuhan tambak udang di Bangka Belitung merupakan salah satu penopang bangkitnya ekonomi rakyat dan menjadikan Bangka Belitung menjadi provinsi dengan tingkat pertumbuhan tertinggi di Sumatera”. Beliau juga menyampaikan bahwa pemerintah perlu terus mendukung kegiatan budidaya udang ini dengan memberikan kemudahan dan penyesuaian dalam perizinan, agar memberikan rasa aman dan iklim investasi budidaya udang ini juga dapat terus meningkat.
“Kita punya lautan terbentang luas dengan isi yang dapat dimanfaatkan bagi kemaslahatan, walau tentu masih ada Regulation, Rule of Law dan Legal Standing pemerintah yang memagari. Namun saya berharap dimulai dari forum ini, potensi maritim kita benar-benar bisa dimanfaatkan sekaligu menjadi poros dunia seperti yang dicita-citakan, tanpa melanggar aturan-aturan.”, pungkas Erzaldi.
Foto 2. Sambutan Bapak Dr. Erzaldi Rosman Johan, Pendiri Erzaldi Institute dan Gubernur Bangka Belitung 2017-2022
Foto 3. Lebih dari 500 Peserta menghadiri Bangka Belitung Shrimp Conference
Baca juga: Highlighting Shrimp Farming Condition in Indonesia, JALA Successfully Held Shrimp Outlook 2023
Peran Pemerintah dalam Mendukung Produktivitas Budidaya Udang
Foto 4. Seminar Sesi Pertama
Narasumber pertama yang mewakili Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ir. Arik Hari Wibowo M.Si. selaku Direktur Produksi dan Usaha Budidaya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menyampaikan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan memiliki dua program utama terkait budidaya udang yakni Revitalisasi dan Modelling. Program “Revitalisasi” sendiri bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan tambak tradisional melalui pengembangan klaster tambak udang, pengelolaan irigasi tambak partisipatif, bantuan alat berat dan kincir serta DED Kawasan Tambak yang bekerjasama dengan Kementerian PUPR.
Sementara itu program “Modelling” bertujuan membangun tambak terintegrasi berbasis kawasan dengan implementasi konsep ekonomi biru melalui modelling tambak udang yang terintegrasi dari hulu ke hilir dan tambak udang berbasis kawasan di Kebumen.
Sementara itu, Dedy Arief Hendriyanto, S.St.Pi., M.Si selaku Kepala Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Pangkal Pinang dalam paparannya menyampaikan kinerja lalu lintas udang vannamei pada tahun 2022 mengalami penurunan sekitar 2.500 Ton, meskipun jumlah benur yang masuk ke Bangka Belitung mengalami peningkatan hampir dua kali lipat dari 1,46 Milyar menjadi 2,71 Milyar.
Dedy juga menyarankan untuk meningkatkan daya saing khususnya dalam mengatasi gejolak penurunan harga udang maka kita perlu meningkatkan komunikasi dengan atase perdagangan di negara pembeli udang, meningkatkan sistem jaminan mutu, pengendalian penyakit dan penguatan promosi serta membuka peluang pasar baru.
Dr. Arief Febrianto, S.Pi., M.Si. - Kepala Bidang Pengembangan Usaha Perikanan Budidaya dan Pengolahan Hasil Perikanan (PUPBPHP), Dinas Kelautan dan Perikanan Bangka Belitung menyampaikan bahwa pertumbuhan tambak udang di Bangka Belitung sangat siginifkan selama 4 tahun terakhir. Pada tahun 2020 baru terdapat 21 tambak udang, pada tahun 2022 jumlah tambak udang telah mencapai 185 tambak udang atau tumbuh sembilan kali lipat. Meskipun begitu, Arief mengingatkan bahwa pengembangan usaha budidaya udang perlu memperhatikan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang darat dan ruang laut.
Baca juga: Konservasi Mangrove oleh Skretting Indonesia dan PT Indonusa Yudha Perwita untuk Keberlanjutan Lingkungan Budidaya
Strategi Optimalisasi Produksi Budidaya & Pemasaran Udang
Pada sesi ini, Dr. Hasanuddin Atjo selaku Dewan Pakar SCI & ISPIKANI mengatakan “Dalam kegiatan budidaya sendiri terdapat masa golden age untuk udang, sehingga adanya 2 step culture (nursery & growout) dapat menjadi langkah meminimalisir serangan penyakit dan meningkatkan nilai survival rate (SR) budidaya”. Hal ini merupakan saran yang dapat diterapkan oleh para petambak baik di hatchery maupun di tambak untuk dapat meminimalisir mortalitas udang. Sidrotun Naim, Ph. D selaku Ahli Kesehatan Udang CeKolam.id & IPMI Business School juga menjelaskan bahwa perlunya dilakukan pengecekan positivity rate terhadap AHPND sejak udang pada tahap nursery guna menghindari terjadinya serangan penyakit.
Foto 5. Dr. Hasanuddin Atjo selaku Dewan Pakar SCI & ISPIKANI
Iwan Sutanto dari Blue Aqua Indonesia menambahkan bahwa faktor yang menentukan kesuksesan antara lain adalah lokasi tambak, konstruksi kolam, manajemen kualitas air, menajemen pakan dan pengolahan air limbah serta aplikasi probiotik dan plankton menjadi hal yang paling penting untuk mewujudkan tambak udang modern yang berkelanjutan. “Carrying capacity atau daya dukung lingkungan juga perlu diperhatikan dan dioptimalkan melalui aplikasi probiotik dan mineral, program pakan, manajemen bahan organik dan juga menumbuhkan serta menstabilkan pertumbuhan fitoplankton”, ungkap Iwan yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Shrimp Club Indonesia periode 2007-2022.
Foto 6. Iwan Sutanto dari Blue Aqua Indonesia
Sementara itu terkait pemasaran udang, Budhi Wibowo selaku Ketua Umum Asosiasi Produsen Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan (AP5I) mengatakan bahwa “Dalam pasar dunia, tingkat SR dan FCR udang Indonesia semakin kurang kompetitif, sedangkan permintaannya tumbuh dengan cepat. Inovasi pengembangan produk dapat dilakukan sebagai alternatif strategi pemasaran”. Dengan adanya inovasi pengembangan produk dari olahan udang diharapkan peran Indonesia dalam perdagangan ekspor menjadi lebih kuat, yakni melalui produk yang lebih beragam dan tujuan negara ekspor yang lebih luas.
Foto 7. Budhi Wibowo, Ketua Umum Asosiasi Produsen Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan (AP5I)
Foto 8. Seminar Sesi 2
Baca juga: STP Dorong Peningkatan Produksi Budidaya Nasional
Genetik adalah salah satu Kunci Keberhasilan Budidaya Udang
“Pendekatan genetik induk dan benur menjadi langkah kesuksesan budidaya udang. Hal ini menjadi penting untuk kita mengetahui genetik yang fast growth dan balancing growth”, ungkap Waiso selaku Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi Pembenih Udang Indonesia mengatakan. Pengetahuan akan karakter genetik dapat membantu kegiatan budidaya berjalan dengan optimal dan menghasilkan udang berkualitas sesuai permintaan pasar lokal dan global. Robin Pearl selaku President of American Penaeid juga menambahkan peran perusahaannya dalam genetic sequencing yang dapat menggambarkan genetik udang untuk mendapatkan seleksi udang yang diinginkan.
Foto 9. Pemaparan Waiso Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi Pembenih Udang Indonesia
Foto 10. Presentasi dari Robin Pearl selaku President of American Penaeid Inc. (API)
Dukungan Startup untuk Industri Budidaya Udang
Selain menghadirkan narasumber dari para ahli atau praktisi, BBSC juga menghadirkan narasumber dari startup perikanan yaitu Delos dan eFishery. Ichsan Achmad Fauzi sebagai Senior Agri Feed & Nutrition Scientist DELOS menjelaskan terkait peran probiotik yang memberikan manfaat besar untuk udang, dan dapat menjaga keseimbangan mikroba, serta menghambat kehadiran bakteri patogen. Delos sendiri melakukan berbagai riset untuk menggali probiotik mana yang paling efektif, untuk kemudian didokumentasikan dalam bentuk standar prosedur operasional (SOP) yang dijadikan panduan bagi petambak udang yang menjadi binaan atau bekerjasama dengan Delos.
Adhi Nugroho selaku Head of Farm and Technical Services eFishery juga menyampaikan bahwa eFishery mengambil peran dalam industri budidaya udang melalui pengembangan ekosistem dan value chain dari setiap tahapan proses bisnis yang melibatkan seluruh pelaku usaha. Inisiatif tersebut dimulai dari program pendampingan teknis petambak udang, penyediaan sarana produksi, penyediaan akses pembiayaan/permodalan, teknologi automatic feeder dan manajemen tambak, pembelian dan distribusi hasil budidaya. Dengan berbagai inisiatif tersebut eFishery berharap bisa menjadi perusahaan yang menyediakan solusi dari hulu ke hilir dan berdampak kepada pelaku usaha budidaya udang.
Foto 11. Seminar Sesi 3
Dengan bertemunya para stakeholder terkait dalam wadah yang komperhensif ini, diharapkan dapat membantu pembudidaya udang di Provinsi Bangka Belitung untuk mengoptimalkan usahanya. Diharapkan pula dapat terjalin kerjasama yang baik dalam lingkup yang lebih luas diantara para stakeholder guna mewujudkan peningkatan produksi udang nasional yang berkelanjutan.
Baca juga: Blue Food Indonesia Digalakkan Demi Penuhi Nutrisi Pangan Nasional
Simak Keseruan dan Kemeriahan Acaranya di Video Press Release Bangka Belitung Shrimp Conference 2023