
3 Fakta Penemuan Spesies Ikan Baru “Tanpa Mata” dari Bogor
| Fri, 28 Feb 2025 - 21:04
Pada tahun 2020, tim peneliti menemukan spesies ikan baru yang unik di sebuah gua di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ikan ini kemudian dinamai Barbodes klapanunggalensis dan memiliki ciri khas tanpa mata serta tubuh berwarna putih keperakan.
Penemuan ini dilakukan oleh tim gabungan dari Museum Zoologicum Bogoriense BRIN dan Perkumpulan Speleologi Indonesia. Mereka menemukan ikan ini di lingkungan gelap total yang menjadi habitatnya.
Spesies ini merupakan ikan gua pertama dari genus Barbodes yang ditemukan di Indonesia. Keberadaannya menambah daftar keanekaragaman hayati perairan bawah tanah di Nusantara.
Sayangnya, habitat ikan ini sangat terbatas dan berada di kawasan yang terancam oleh aktivitas manusia. Dengan kondisi ini, para ahli mengkhawatirkan masa depan spesies ini. Berikut adalah fakta menarik seputar penemuannya.
Ditemukan Tim Penjelajah Gua
Penemuan Barbodes klapanunggalensis berawal dari ekspedisi tim peneliti dan penjelajah gua pada Agustus 2020. Mereka melakukan survei ke Gua Cisodong 1, sebuah gua vertikal yang memiliki kolam-kolam air di dalamnya.
Ketika menyusuri gua, tim menemukan beberapa ikan dengan ciri yang tidak biasa. Ikan-ikan tersebut tidak memiliki mata, tubuhnya berwarna keperakan, dan siripnya transparan.
Pada saat itu, mereka hanya mendokumentasikan temuan tersebut tanpa mengambil spesimen. Namun, pengamatan ini menjadi petunjuk awal bahwa ada spesies baru yang hidup di dalam gua tersebut.
Dua tahun kemudian, pada Juli 2022, tim kembali ke lokasi dengan persiapan lebih matang. Mereka berhasil mengumpulkan dua spesimen ikan untuk diteliti lebih lanjut.
Setelah melalui analisis mendalam, para ilmuwan memastikan bahwa ikan ini merupakan spesies baru yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya. Temuan ini kemudian dipublikasikan dalam jurnal ilmiah ZooKeys pada Februari 2025.
Unik Tanpa Mata
Salah satu ciri paling mencolok dari Barbodes klapanunggalensis adalah ketiadaan mata. Area tempat mata biasanya berada ditutupi oleh kulit sepenuhnya, meninggalkan cekungan tanpa tepi yang khas pada ikan gua.
Tubuh ikan ini berwarna putih keperakan, tidak memiliki pigmen seperti ikan yang hidup di perairan terbuka. Selain itu, siripnya transparan dan tampak lebih panjang dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya.
Kondisi ini merupakan hasil adaptasi terhadap lingkungan gua yang gelap total. Karena tidak ada cahaya, mata menjadi tidak berguna, sehingga ikan ini mengalami evolusi yang menghilangkan organ penglihatannya.
Sebagai gantinya, indra peraba dan perasa ikan ini berkembang lebih baik. Kumis atau sungutnya lebih panjang dari ikan sejenis yang hidup di luar gua. Sungut ini berfungsi untuk mendeteksi getaran dan membantu ikan bernavigasi dalam kegelapan.
Bentuk tubuh dan siripnya juga mengalami modifikasi agar dapat berenang lebih efisien di lingkungan dengan arus air yang tenang. Semua karakteristik ini membuat Barbodes klapanunggalensis benar-benar berbeda dari kerabatnya yang hidup di permukaan.
Sudah Termasuk Spesies Terancam
Meskipun baru ditemukan, Barbodes klapanunggalensis sudah tergolong sebagai spesies yang terancam punah. Hal ini disebabkan oleh habitatnya yang sangat terbatas dan rentan terhadap gangguan lingkungan.
Ikan ini hanya ditemukan di Gua Cisodong 1, yang terletak di kawasan karst Klapanunggal. Kawasan karst ini luasnya sekitar 66 km², tetapi hanya sekitar 9,96% yang dilindungi sebagai Kawasan Bentang Alam Karst Bogor.
Ancaman utama bagi ikan ini adalah aktivitas penambangan batu kapur. Banyak gua di daerah ini yang rusak akibat eksploitasi tambang, sehingga dapat mengancam keseimbangan ekosistem bawah tanah.
Jika habitat gua ini terganggu, maka populasi Barbodes klapanunggalensis bisa menurun drastis atau bahkan punah. Karena ikan ini hanya hidup di satu lokasi, kehilangan habitat berarti hilangnya seluruh spesies.
Para ilmuwan berharap ada langkah konservasi yang dilakukan untuk melindungi ikan ini. Salah satunya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kawasan karst sebagai habitat unik bagi berbagai spesies langka.