Tahap Molting Pada Udang

| Fri, 16 Oct 2020 - 14:48

Seperti krustasae lainnya, udang memiliki eksoskeleton atau lapisan keras yang melindungi tubuhnya. Namun karena sifatnya yang keras dan kaku, pada saat tertentu eksoskeleton akan membatasi pertumbuhan tubuh udang. 

Molting atau yang dikenal sebagai pergantian kulit udang adalah salah satu proses yang dilakukan agar volume tubuh udang dapat bertambah besar. Proses ini akan mengganti karapas tubuh udang seutuhnya sehingga daging di dalamnya akan lebih mudah untuk tumbuh.


Tahap Pertumbuhan Udang

Eksoskeleton yang dimiliki udang juga disebut sebagai cangkang atau kutikula. Bagian ini, mayoritasnya terbentuk dari kandungan kitin, garam kalsium, protein, dan juga lemak. Kutikula ini merupakan bagian tubuh udang yang keras dan berguna untuk melindungi tubuh udang, namun disaat bersamaan juga akan membatasi pertumbuhan tubuh udang itu sendiri.


Ketika semakin bertumbuh, maka pada saat tertentu daging udang akan memenuhi eksoskeleton bahkan melebihinya sehingga dibutuhkan proses moulting untuk menumbuhkan eksoskeleton yang lebih besar. 


Pada dasarnya pertumbuhan udang tidak terjadi secara terus menerus seperti ikan. Bila digambarkan menjadi grafik, pertumbuhan udang memiliki bentuk grafik seperti anak tangga yang berurutan, sedangkan pertumbuhan ikan umumnya berbentuk sigmoid. Pertumbuhan udang secara bertahap terjadi agar dapat menyesuaikan pertumbuhan eksoskeletonnya.


Molting Cycle on Shrimp

Tahap pertumbuhan udang


Molting terjadi akibat dampak dari proses hormonal dalam tubuh udang. Seperti pada kasus yang sering ditemukan, bahwa proses molting biasanya terjadi di antara populasi udang yang akan breeding atau memijah. 

Perlu Anda ketahui, bahwa siklus molting dapat terganggu karena stress yang secara signifikan terjadi pada udang, seperti contohnya ketika kolam pemeliharaan terlalu sering dikuras. Proses molting yang terganggu, juga dapat menghambat proses bertelur udang. 

Fase kritis udang ketika molting adalah saat kutikula yang baru tumbuh pada tubuh udang, berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya.

Terdapat  3 tahap yang terjadi setelah proses molting, diantaranya adalah:

1. Post-molt: pada fase ini, udang sedang dalam masa pemulihan dari proses molting sebelumnya. Pada fase ini pula udang akan menyerap banyak air (poin A) agar mampu menumbuhkan dan memperkuat kutikula baru yang akan menyesuaikan ukuran tubuhnya yang baru pula. Cangkang yang baru kemudian akan mengeras dalam waktu beberap jam (Tahap B)

2. Inter-molt: Pada fase statis ini, kutikula dari udang dalam keadaan fungsional. Pertumbuhan bobot udang akan terus terjadi, dan pada tahap ini aktivitas makan udang tidak terganggu bahkan cenderung stabil hingga maksimal.

3. Pre-molt: Pada fase sebelum molting ini, udang mempersiapkan tubuhnya untuk proses molting selanjutnya. Pada tahap ini napsu makan udang akan sangat turun, dan disaat bersamaan lapisan kutikula mulai tumbuh dan menjadi terlihat secara kasat mata (Gambar 2)



Impact of Molting on Shrimp Farm Productivity

Siklus molting pada udang


Tahap post-molt pada udang: Periode rentan penyakit dan disfungsi

Proses molting pada dasarnya akan mengganggu keseimbangan tubuh udang secara signifikan. Fase yang paling rentan adalah ketika cangkang baru mulai terbentuk pada post-molting.

Sedangkan, pembatas secara fisik yang terbentuk dari kutikula belum sepenuhnya berfungsi, pada saat ini udang butuh memobilisasi cadangan dalam tubuhnya untuk memperkeras dan memberikan mineral pada kutikulanya yang belum kuat.

Beberapa penyakit dapat menyerang udang pada saat seperti ini, contohnya seperti penyakit White Spot Syndorme Virus (WSSV) yang biasanya muncul pada tahap A dan B dari fase post-molt. 

Selain rentan terkena penyakit, udang juga rentan menghadapi osmotic shock yang disebabkan oleh penyerapan air yang cukup banyak pada tubuh udang. Proses ini akan sangat mempengaruhi keadaan sel dalam tubuh udang, khususnya pada fungsi sel yang terganggu akibat perubahaan kandungan air. 

Pada konteks ini, penggunaan osmoregulator adalah sumber pertama yang dapat mengatur keseimbangan sel dalam tubuh udang. 


Cara untuk mendorong proses molting pada udang

Agar proses molting terjadi sesuai waktunya, beberapa hal yang disarankan untuk Anda lakukan adalah:

1. Mengecek fase molting udang secara teratur ketika melakukan sampling

2. Lakukan pencacatan tahap molting yang terjadi pada udang. Hal ini akan membantu Anda dalam mengantisipasi proses molting selanjutnya

3. Pastikan jumlah pakan udang yang Anda berikan sesuai dengan tahap molting udang

4. Memastikan udang mengkonsumsi cukup kandungan kalsium dan fosfor untuk membantu pembentukan cangkang baru

5. Penggunaan osmoregulator dapat membantu mengurangi dampak osmotic shock pada udang, terutama di tambak yang memiliki tingkat salinitas rendah ataupun tinggi, maupun tambak dengan pergantian air yang terbatas.


Ditranslasi oleh Tim Minapoli

Artikel Asli


Artikel lainnya