Sempat Mati Suri, Budidaya Ikan di Gilangharjo Dibidik Berbasis Kawasan
| Thu, 03 Sep 2020 - 10:05
Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Mina Dompon Sejahtera, Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak, menjalin kerjasama dengan Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM). Adanya sinergitas kedua belah pihak, diharapkan dapat memberikan semangat untuk menghasilkan produk perikanan di Bantul berkualitas melalui pengembangan teknologi.
Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Mina Dompon Sejahtera, Lin Sundarwan mengatakan, kerjasama dan support dari UGM sangat dibutuhkan. Ke depan, melalui pendampingan dan pengetahuan yang diberikan oleh para ahlinya, diharapkan dapat mengembangkan budidaya ikan di Gilangharjo lebih baik. Mulai dari pembenihan, pengolahan pakan hingga management administrasi.
"Sehingga budidaya perikanan dari management tradisional bisa menjadi lebih modern," kata dia, saat launching pengembangan sentra Budidaya Ikan Berbasis Kawasan di Desa Gilangharjo, Pandak, Selasa (03/8/2020).
Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah pihak, antara lain Lurah Desa Gadingharjo, Pardiono, Camat Pandak, Kusmardiyanto, hingga Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan, Yus Warseno. Menurut Lin, kelompok Budidaya Mina Dompon Sejahtera menempati lahan tanah kas Desa Gilangharjo seluas 6.350 meter persegi. Saat ini, total ada 88 kolam, dari jumlah anggota kelompok 12 orang.
Baca juga: Petani Tambak di Bireuen Dilatih Manajemen Kualitas Air
Ia menceritakan, budidaya ikan kelompok dilahan tersebut sebenarnya sudah ada sejak tahun 2010 silam. Namun sempat mati suri bahkan bubar. Selanjutnya, pada tahun 2018 lalu, coba dihidupkan kembali dan dikembangkan dengan sistem kemandirian. Harapannya, semua anggota kelompok lebih bersemangat.
"Jadi dari awal mandiri. Kita menghindari anggota kelompok yang kurang semangat," kata dia.
Masing-masing anggota kelompok telah mengembangkan beragam budidaya ikan air tawar. Mulai dari Lele, nila, gurame hingga ikan hias. Namun perkembangan dirasa masih berjalan stagnan. Berangkat dari sana, UGM melalui Program Studi Akuakultur, Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian kemudian menjalin kerjasama dalam program pengabdian.
Baca juga: Pembenihan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch)
Kepala Program Studi (Kaprodi) Akuakultur, UGM, Dr. Ir. Ign. Hardaningsih, M.si, mengatakan dalam kerjasama tersebut, pihaknya akan melakukan pembinaan tentang budidaya perikanan, terutama bagaimana para petani dapat memproduksi benih secara mandiri. Selain itu, akan dilakukan pendampingan mengenai pembuatan pakan untuk benih dari budidaya cacing sutera yang dihasilkan melalui air sisa pembuangan kolam.
Selanjutnya, pembesaran hingga pemasaran akan dibuat dalam management sistem satu pintu untuk menghindari persaingan antar anggota kelompok. Sehingga kedepan, satu siklus produksi dari hulu sampai hilir harapannya bisa dilakukan.
"Bahkan dimungkinkan bisa terus berkembang, berubah menjadi bermacam-macam usaha,"kata dia.
Baca juga: Peluang Usaha Ini Menjanjikan, Kemasan Makanan dari Rumput Laut
Kepala DPPKP Bantul, Yus Warseno mengatakan, pihaknya mengapresiasi adanya kerjasama antara Pokdakan Mina Dompon Sejahtera dengan Universitas Gadjah Mada. Menurut dia, dengan adanya kerjasama tersebut, diharapkan para ahli nantinya dapat mendampingi pembudidaya ikan di Gilangharjo supaya lebih maju. "Mampu memotivasi pengembangan teknologi yang bisa menghasilkan produk berkualitas, meminimalisir kerugian, dan menekan penyakit," harap dia.
Apalagi, kata Yus, desa Gilangharjo merupakan cikal-bakal Minapolitan. Sehingga diharapkan dapat terus dikembangkan menjadi wilayah yang memiliki fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan hingga pelayanan jasa.
"Jadi di sini nanti diharapkan dapat terus dikembangkan. Jadi restoran, tempat pemancingan, parkiran luas hingga tempat edukasi," kata dia.
Sumber: Jogja Tribun News