Produk Perikanan Beku Bisa Bidik Pasar Lokal
| Wed, 29 Jan 2020 - 13:13
Produk perikanan beku didorong untuk kian aktif membidik pasar lokal. Tujuannya, memperbaiki pemasaran dan stabilitas harga.
Namun, untuk masuk pasar lokal, kesiapan gudang pendingin merupakan faktor penting.
Sumber Foto: okezone.com
Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan bidang Kesejahteraan Agus Somamiharja mengemukakan, salah satu momok di sektor perikanan yang menyebabkan pembudidaya kurang sejahtera adalah akses pemasaran produk perikanan. Pemasaran dihadang persoalan harga.
Menurut dia, sejak Orde Baru, pemerintah menggunakan pola pemberian subsidi dan bantuan sarana produksi sebagai solusi peningkatan kesejahteraan. Namun, berbagai bantuan tersebut tidak efektif untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha perikanan.
“Permasalahan utamanya adalah tidak ada posisi tawar pembudidaya dan nelayan terhadap standar harga. Akibatnya, bantuan produksi ke pelaku usaha perikanan tidak efektif meningkatkan kesejahteraan karena terkunci pada daya tawar harga yang lemah,” kata Agus dalam pertemuan dengan pelaku usaha rintisan (start up) bidang kelautan dan perikanan.
Agus menambahkan, usaha rintisan di sektor kelautan dan perikanan dapat dimaksimalkan sebagai penghubung produsen dan konsumen. Usaha rintisan ini juga dapat menyeimbangkan suplai dan permintaan.
Permasalahan utamanya adalah tidak ada posisi tawar pembudidaya dan nelayan terhadap standar harga. Ia menambahkan, rantai suplai yang panjang dan tidak transparan membuat produsen menjadi pihak yang paling marjinal. Akibatnya, daya tawar kelompok ini lemah.
Hambatan rantai suplai yang tidak efisien ini bisa diurai usaha rintisan yang berbasis teknologi. Oleh karena itu, usaha rintisan diharapkan bisa membuka informasi pasar, menaikkan produksi, dan mendorong transaksi. “Usaha rintisan dapat berkolaborasi membuat platform mengagregasi suplai dan permintaan. Dengan demikian, mempermudah orang untuk memasarkan dan mengakses ikan, serta membantu kestabilan harga,” ujarnya.
Chief Marketing Officer Fish Logistics Indonesia, Agus Purnomo Wibisono, menyebutkan, pihaknya sedang mendorong pemasaran produk perikanan hidup beralih ke produk beku. Pihaknya membuat pabrik pengolahan mini dan bekerja sama dengan pemilik gudang pendingin di beberapa wilayah. Ia menambahkan, produk perikanan beku mendorong ikan lebih bersih dengan standar yang lebih seragam. Di sisi lain, pembudidaya juga memiliki posisi tawar lebih tinggi untuk menjual hasil budidaya ikannya dengan harga lebih baik.
“Produk ikan beku didorong ke pasar lokal. Suplai lebih mudah dan produk terjaga kualitasnya,” ujarnya.
CEO Minapoli, Rully Setya Purnama, mengemukakan, upaya meningkatkan pemasaran produk beku perlu diiringi dengan kesiapan gudang pendingin, khususnya di daerah-daerah yang harga produk ikannya sering anjlok. Oleh karena itu, pemerintah dinilai perlu membuat badan penyangga semacam Bulog untuk menyerap ikan dari pembudidaya dengan harga wajar.
Saat ini, kapasitas terpakai gudang pendingin di Indonesia baru sekitar 50 persen. Gudang pendingin perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan serapan ikan hasil budidaya, disamping pabrik mini untuk menjembatani pembudidaya dengan gudang pendingin skala besar.
Sumber: Kompas