Pilihan Budidaya Ikan Saat Stay At Home
| Wed, 05 Aug 2020 - 17:09
Bagi sebagian kalangan stay at home (SAH) sebagai mana anjuran pemerintah untuk menghindari penyebaran wabah Covid-19. Tentu tengah mencari-cari pilihan kegiatan yang mesti diperbuat sehingga ada kesibukan tersendiri guna melawan kejenuhan selama tinggal di rumah.
Budidaya ikan tidak terlepas dari ketersediaan lahan dan air, namun keduanya selalu menjadi kendala. Agar aktivitasnya tetap menjadi pilihan masyarakat, tentunya pola usaha yang selama ini dianut (lahan luas dan air melimpah) secara bertahap mulai ditinggalkan dan beralih ke pola intensif menggunakan padat teknologi.
Baca juga: Patut Dicontoh, Banjar Tegeh Sari di Denpasar Berdayakan Warga Terdampak Covid-19 Via Urban Farming
Budidaya ikan sudah mengarah ke wadah-wadah kecil terbuat dari berbagai bahan seperti tembok/semen, fibre glass, plastik, kaca ataupun bahan lain kedap air sehingga bisa ditempatkan seputar rumah, boleh jadi sebagai bagian home industry.
Bila sebelumnya pusat-pusat budidaya ikan menjadi monopoli kawasan perdesaan bercirikan teknologi tradisional. Namun dengan teknologi mutakhir yang berintikan hemat lahan dan air (HLA), setiap rumahpun bisa melakukan. Kalau selama ini budidaya ikan seperti itu hanya sebatas pada ikan hias, namun sebenarnya telah mampu mengusahakan untuk berbagai jenis ikan konsumsi lainnya.
Pada saat wabah Covid-19 yang belum tentu kapan berakhir pilihan budidaya ikan HLA seyogyanya bisa menjadi pilihan utama mengisi waktu luang ketika SAH atau work from home (WFH) bahkan bukan tidak mungkin akan menjadi ladang bisnis baru bila terus ditekuninya.
Baca juga: Teknologi Ini Percepat Produksi Benih Ikan Berkelanjutan
Recirculation Aquaculture System
Teknologi mutakhir termasuk bioteknologi dalam budidaya ikan, telah memberikan dampak positif bagi kegiatan budidaya ikan HLA. Artinya tidak lagi menggantungkan pada ketersediaan air melimpah atau lahan luas maupun pengaruh cuaca, akan tetapi semuanya dikelola secara moderen. Pengaturan air dirancang serba otomatis, penerapan aerasi dengan teknologi nanno buble mampu meningkatkan oksigen yang dibutuhkan selain penyakit bisa dikontrol secara ketat padat tebar larva/benih pun bisa lebih tinggi karena kelarutan oksigen berikut ketersediaan pakan alami mudah di monitor.
Cahaya ataupun suhu semuanya diatur sesuai prinsip efisiensi, frekuensi maturasi dan ovulasi bisa ditentukan bahkan penetapan jenis kelamin juga bisa di utak-atik sejak awal. Penyediaan pakan alami serba diatur. diawali dengan kultur monospesifik species yakni melakukan isolasi kemudian dikembangkan sedikit demi sedikit secara bertingkat. Media kultur mula-mula hanya beberapa mililiter saja kemudian berangsur-angsur meningkat ke volume agak besar sampai mencapai skala massal.
Untuk mengeleminir limbah sisa ekskresi, diterapkan teknologi remediasi dan restorasi (remediation and restoration technologies) yakni teknologi yang menetralkan bahan berbahaya yang ada di lingkungan dengan membersihkan tempat tercemar. Bio filter menjadi titik kunci dari sistem ini. Teknologi restorasi digunakan untuk memperbaiki ekosistem yang telah rusak agar berfungsi kembali.
Budidaya ikan HLA, seperti diutarakan dimana mekanisme kerjanya secara prosedural terkoordinasikan dan dilakukan dalam suatu tempat/ruangan tertentu itulah implementasi kerja sebagaimana halnya sebuah “pabrik”. Akuakulturis menyebutnya sebagai Recirculation Aquaculture System (RAS).
Baca juga: Belanja Ikan dari Rumah, Pilihan Bijak Lawan Covid-19
Bisnis Masyarakat di Rumah
Semakin mapannya sistem ekonomi dunia, peranan teknologi mutakhir justru semakin penting. Teknologi tentunya bukan barang baru dalam praktek ekonomi. Namun di era globalisasi masalahnya bukan lagi soal teknologi baru tetapi soal kecepatan dalam mengadopsi teknologi terbaru. Untuk menyongsong perubahan, diperlukan pemantapan pada berbagai segmen kegiatan strategis sehingga pelaku usaha tidak hanyut dalam pola yang terus menerus primitif tetapi justru menjadi berhasil memanfaatkan perubahan.
Penguasaan teknologi mutakhir dari sejak sekarang ke depan adalah upaya luar biasa. Bisa dimengerti karena teknologi-teknologi tersebut layaknya akan menjadi pilar-pilar kemajuan bangsa. Hanya kadang-kadang sering muncul pertanyaan yang dilontarkan oleh sebagian masyarakat yakni apakah proses teknologi mutakhir itu efektif dan efisien.
Efektif artinya memilih sistem kontrol yang cukup sehingga tujuan besar itu pada akhirnya dapat tercapai. Efisien artinya apakah proses pertumbuhannya cost effective, kompetitif dan dapat segera memberikan keuntungan. Semuanya itu baru bisa terjawab manakala melihat fakta di lapangan.
Baca juga: Ikan Hias Air Tawar Bernilai Tinggi
Profil budidaya ikan HLA, sebenarnya mulai bermunculan dimana-mana di fokuskan untuk menghasilkan ikan hias yang eksportable, namun kini mulai melakukan terobosan dengan mengupayakan komoditas lain bernilai ekonomis tinggi seperti Lele (Clarias sp), patin (Pangasius sp), bawal tawar (Colossoma sp) maupun sidat (Anguilla sp) dan Lobster tawar (Cherax sp). Di berbagai negara justru mengkhususkan pada ikan relatif mahal seperti Sturgeon, Salmon, Murray Cod juga Silver Perch (Sena Da Silva. Pers.com).
Singkat kata model budidaya ikan HLA tampaknya bukan masalah lagi. hakikatnya menjadi pilihan usaha bagi mereka2 yang terkena PHK sekaligus menjadi kegiatan bisnis di rumah bagi masyarakat yang tengah menjalani SAH saat pandemi Covid-19. Lebih dari itu apabila budidaya ikan ini terprogram dan di promosikan ke berbagai perumahan, bukankah berarti mengganti puluhan hektar lahan budidaya yang telah beralih fungsi. bahkan mampu menghasilkan sejumlah ikan konsumsi yang setara dengan produksi wadah budidaya ikan lainnya.