Perluas Pasar Eropa, KKP Pamerkan Ikan Hias di Ajang Internasional
| Fri, 27 May 2022 - 11:26
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyasar pasar Eropa dan negara-negara maju sebagai target peningkatan ekspor ikan hias Indonesia. Keseriusan ini ditunjukkan dengan ikut serta dalam pameran Interzoo 2022 pada 24-27 Mei 2022. Event berskala internasional ini digelar di Nuremberg, Jerman dan diikuti sekitar 1.300 peserta dari 60 negara dengan target pengunjung dari 110 negara.
"Pameran ini menjadi momentum bagi kita untuk mempromosikan ikan hias Indonesia ke pasar dunia," kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti, Kamis (26/5/2022).
Dalam ajang dua tahunan ini, KKP memboyong 3 pelaku usaha ikan hias tanah air, yakni CV. Jojo Arwana Farm, CV. Fantasy Aquarium dan Minaqu. Mereka memamerkan ragam jenis ikan hias air tawar, ikan hias air laut serta tanaman hias air dengan menempati Paviliun Indonesia di lahan seluas 38 m2 yang terletak di hall 4 booth #4-514a. Di samping itu juga terdapat 3 pelaku usaha ikan hias yang ikut secara mandiri yaitu Aquazone Indonesia, WBC Aquarium Indonesia dan Bellenz Fish Farm.
Artati berharap, melalui kegiatan ini, pelaku usaha ikan hias dan tanaman hias air Indonesia bisa mendapatkan calon buyers dan investor potensial.
Baca juga: Potensi Ekspor Botia India dan Cara Pemijahannya
"Kami harapkan kesempatan ini menjadi ruang berbagi informasi bisnis, menjalin relasi dan kontak dagang, dan berdiskusi dengan industri/asosiasi ikan hias skala internasional," sambungnya.
Dalam kesempatan ini, Artati menegaskan bisnis ikan hias telah teruji sebagai peluang usaha yang menjanjikan di masa pandemi Covid-19. Berdasarkan data BPS yang diolah Ditjen PDSPKP, nilai ekspor ikan hias Indonesia mengalami peningkatan signifikan pada periode tahun 2017–2021. Dari yang semula USD27,6 juta pada tahun 2017 menjadi USD34,5 juta pada tahun 2021. Ekspor ikan hias pada tahun 2021 didominasi oleh ikan hias air tawar sebesar 80,63% atau senilai USD27,8 juta dan sisanya ikan hias air laut senilai USD19,37 juta.
Adapun jenis ikan hias yang paling diminati adalah arwana (super red dan jardini), cupang, botia, koi, maskoki, oscar dan lain-lain.
"Pertumbuhan rata-rata sebesar 6,11% dan nilai ekspor ikan hias di Triwulan I 2022 senilai USD8,97 juta," jelas Artati.
Adapun ekspor ikan hias Indonesia ke Jerman pada tahun 2021 mengalami peningkatan 18,5% dari periode tahun sebelumnya. "Pada Triwulan I 2022, nilai ekspor ikan hias Indonesia ke Jerman sebesar USD437 ribu, meningkat 34,9% dibanding periode yang sama tahun lalu," tutur Artati.
Sementara Kepala Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Frankfurt, Acep Somantri saat mengunjungi Paviliun Indonesia mengaku bangga dengan partisipasi Indonesia pada event kali ini.
Baca juga: Apresiasi Komunitas Cupang, MAI Optimistis Indonesia Rajai Ekspor Ikan Hias Dunia
"Saya sangat senang bisa berkunjung ke Interzoo di kota Nuremberg di mana Indonesia ikut berpartisipasi baik yang tergabung dalam Paviliun Indonesia yang dikelola oleh KKP dan kemudian juga ada beberapa perusahaan lain yang ikut secara mandiri," ujar Acep.
Tentunya, Acep berharap bahwa partisipasi Indonesia pada pameran Interzoo dapat meningkatkan ekspor ikan hias dan tanaman hias air ke Eropa, khususnya ke Jerman. Mengingat potensi ikan hias Indonesia yang sangat besar dan prospek pasar di Eropa khususnya Jerman juga sangat besar.
Untuk keikutsertaan Indonesia pada Interzoo 2024 ke depan, Acep merencanakan akan melakukan kegiatan yang dapat disinergikan dengan KKP. "Saya harapkan pada Interzoo di 2024 dapat melaksanakan kegiatan bersama antara KKP dan Perwakilan RI di Jerman, kita ada Kedutaan Besar di Berlin, KJRI di Frankfurt dan Hamburg, dan juga kita punya Indonesian Trade Promotion Center (ITPC)," kata Acep.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan Indonesia memiliki potensi sumber daya perikanan yang luar biasa, termasuk potensi ikan hias. "Ikan hias juga menjadi salah satu yang memiliki potensi ekspor cukup tinggi, nilai pasarnya sekitar USD300-350 juta," kata Menteri Trenggono.
—
Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh KKP. Ketepatan informasi dan efektivitas metode budidaya yang terdapat di dalamnya di luar tanggung jawab Minapoli.