Ocean FarmITS, Akuakultur Plus Ekowisata Pertama di Indonesia Resmi Diluncurkan
| Mon, 06 Dec 2021 - 10:20
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) makin sukses mengokohkan diri sebagai kampus maritim dengan membangun bangunan lepas pantai akuakultur rangkap ekowisata bahari pertama di Indonesia. Bernama Ocean FarmITS, bangunan lepas pantai tersebut resmi diluncurkan langsung ke laut pesisir Malang Selatan, Minggu (21/11) malam.
Ketua tim Ocean FarmITS Dr Eng Yeyes Mulyadi ST MSc menjelaskan jika bangunan tersebut dapat menjadi tempat budidaya ikan sekaligus tempat wisata bahari. Tak hanya itu, pada bangunan atasnya juga telah dirancang khusus memiliki dua kamar yang mampu memanjakan para pengunjungnya.
Menurutnya, salah satu ikan yang dapat dibudidayakan melalui terobosan baru yang dibuat oleh tim dosen Departemen Teknik Kelautan bersama Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) ITS ini adalah ikan tuna. Hal ini lantaran ikan tuna memiliki nilai jual yang cukup tinggi, sehingga bisa menjadi masukan tambahan bagi nelayan sekitar.
Hal tersebut menjadikan Ocean FarmITS mampu menyelesaikan permasalahan nelayan di pesisir pantai selatan yang kesulitan mendapatkan ikan ketika cuaca buruk. “Nelayan tetap akan mendapatkan penghasilan dari budidaya ikan dan ekowisata bahari ketika tidak bisa melaut karena cuaca buruk,” tuturnya.
Baca juga: Wisata Akuakultur Ada di Maros, Bisa Mancing Sekaligus Wisata Kuliner
Mengenai ketangguhannya, dosen Program Studi (Prodi) Teknik Lepas Pantai tersebut menjelaskan jika bangunan tersebut telah dirancang mampu bertahan pada gelombang laut yang tingginya hingga tiga meter. Sementara umurnya diperkirakan bisa bertahan sekitar 10-15 tahun lamanya.
Desain Ocean FarmITS yang ditargetkan selesai seluruhnya pada bulan ini
Berkat menggandeng Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), Ocean FarmITS telah dinyatakan berhasil memenuhi semua sertifikasi dan rekomendasi yang berlaku di Indonesia. “Telah dilakukan banyak pengujian (terhadap Ocean FarmITS) dan dinyatakan memenuhi,” tandasnya memastikan.
Saat ini, menurut Yeyes, proses pembangunan struktur utamanya telah selesai dan berhasil mengapung di laut. Selanjutnya, Yeyes menjelaskan jika pembangunan struktur atasnya akan segera dilaksanakan dan ditargetkan bisa selesai pada akhir tahun ini nantinya.
Ketika Ocean FarmITS ini berhasil dimanfaatkan, dosen yang juga alumnus ITS ini yakin bila perekonomian di pesisir pantai sekitarnya juga akan terangkat. “Daya tarik wisatawan terhadap bangunan lepas pantai ini pasti membuat pesisir pantai lebih ramai pengunjung,” tegasnya optimistis.
Di luar negeri, Yeyes mengakui jika teknologi seperti ini telah banyak dikembangkan. Namun, menurutnya, bila harus membeli teknologi dari luar negeri akan membuat Indonesia tidak bisa mandiri dan harganya menjadi lebih mahal.
Baca juga: Melihat Lebih Dekat Wisata Keramba Apung di Sumberkima Bali Utara
Sehingga Yeyes berharap jika Ocean FarmITS ini mampu membantu dalam memanfaatkan potensi laut di Indonesia melalui sentuhan teknologi. Lebih dari hal tersebut, bangunan ini mampu memberikan kontribusi bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan, khususnya pada bidang maritim.
Keberhasilan pembangunan pilot project Ocean FarmITS ini tentu berkat kerja keras dan dukungan banyak pihak, seperti PT Pertamina (Persero), PT Dumas Tanjung Perak Shipyards, PT Perintis Proteksi Sejahtera, BKI, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jatim, UPT PPP Pondokdadap, Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PPKL KLHK), Ikatan Alumni (IKA) ITS Pusat, masyarakat sekitar, dan lain sebagainya. Terakhir, Yeyes mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung semuanya sampai sejauh ini.
Sumber: dikti.kemendikbud.go.id