Inovasi Dukung Budidaya Udang Masa Kini
| Mon, 09 Sep 2019 - 17:23
“Pikiran hebat mendiskusikan ide, pikiran rata-rata mendiskusikan kejadian, sementara pikiran kecil, mendiskusikan orang”- Eleanor Roosevelt. Sama seperti awal mula tercetusnya pasar udang yang lahir dari generasi muda berbakat, bermula dari sebuah ide ketika Jason CEO dari Pasar Udang terjun dalam dunia pertambakan udang di tahun 2015.
“Saat itu adalah kali pertama saya mengenal dunia
pertambakan udang. Dari situ saya melihat bahwa dunia pertambakan sangatlah
konvensional dan inefisien. Melihat apa yang teknologi telah disrupt di banyak
industri seperti gojek di layanan transportasi, traveloka di layanan hotel,
saya rasa sudah saatnya untuk industri pertambakan udang mengalami hal-hal ini.
Pertama kali saya datang ke tambak, saya lihat bahwa setiap business
process dari pertambakan sangatlah inefisien dan tidak traceable,
mulai dari pembelian produk, pencatatan, pemberian pakan, hingga penjualan
udang itu sendiri. Melihat semua proses yang kurang efisien, terbentuklah Pasar
Udang,” ungkap Jason. Pasar udang sendiri merupakan aplikasi yang dapat diunduh
secara gratis melalui playstore untuk android dan disusul dalam waktu dekat
untuk pengguna Ios. Tim dibalik pasar udang terdiri dari Jason sebagai CEO,
Rizky Darmawan (Co-Founder), Arrival Dwi Sentosa (Co-Founder) .
Jason dan Arrival Dwi Santosa kebetulan pernah sama-sama menempuh pendidikan
Computer Science and Technology di Beijing Institute of Technology, bahkan Dwi
juga telah mengikuti dan menjuarai beberapa kompetisi IT di tingkat nasional
hingga internasional. Sementara Co-Founder terakhir Rizky Darmawan, beliau
adalah petambak, buyer udang, serta Ketua Petambak Muda Indonesia dan Ketua SCI
Sumbawa.
Melihat kenyataan bisnis budidaya udang yang arusnya masih
naik turun, Jason pun turut menuturkan pandangannya, “Perkembangan bisnis udang
kurang maksimal. Lembaga-lembaga keuangan di Indonesia belum bisa dan kurang
berani memberi bantuan modal kepada petani pengusaha udang. Oleh karena itu
pelaku budidaya masih harus mengandalkan dana sendiri untuk memulai usaha. Hal
inilah yang menyebabkan perkembangan produksi udang di Indonesia tertinggal
bila dibandingkan dengan negara-negara lain seperti India dan Equador. Dengan
adanya perkembangan teknologi dan pendataan yang lebih baik, diharapkan
kedepannya usaha tambak udang bisa lebih menarik untuk perbankan maupun
investor.”
Untuk memperkenalkan pada masyarakat, Pasar Udang sudah melakukan soft lunching
di Banyuwangi bertepatan dengan simposium nasional budidaya udang vaname 2019
di bulan February, “ini adalah first appearance kami di dunia
pertambakkan, lalu kami launch core product kami dan menjadi speaker di
acara PMI Bali Bound di bulan Agustus 2019, banyak juga yang sedang menantikan
diluncurkannya product kami untuk versi web dan IOS. Beberapa petambak sudah
mencoba untuk mengimplementasikan di tambaknya masing-masing. Kami sedang
menunggu feedback dari petambak.” ungkap Jason.
Aplikasi Pasar Udang terdiri dari tiga fitur, yaitu Pasar Udang Marketplace,
Pasar Udang Farm book dan Pasar Udang Hub. Fitur pertama yakni PasarUdang
Marketplace bertujuan untuk menghubungkan petambak dengan supplier product
seperti pabrik pakan, obat-obatan, probiotik, HDPE dan kebutuhan tambak
lainnya. Fitur kedua ada Pasar Udang Farm book bertujuan untuk membantu petambak
dalam mengelola pengoperasian tambak mereka sehari-harinya dan melihat
aktifitas-aktifitas tambak mereka secara realtime. Fitur ketiga,
Pasar Udang Hub bertujuan untuk menghubungkan petambak dengan buyer-buyer udang
di seluruh Indonesia. Dalam beralih dari petambak konvensional ke era digital,
tentu tidak mudah dalam mengedukasi mengenai teknologi di dunia pertambakan
memang bukanlah hal yang mudah, namun Jason sangat optimis lambat laun
masyarakat akan mulai menerima dan merasakan manfaatnya.
“Tantangan terbesarnya adalah mindset dari petambak-petambak sendiri , ibarat
seperti tokopedia di awal-awal tahunnya. Untuk mengenalkan teknologi ke
petambak sangatlah tidak mudah karena belum merasakan dampaknya dan awareness mengenai
teknologi di dunia pertambakan masih sangat minim,” tukasnya. Jason juga
berharap dengan adanya app PasarUdang dapat membantu petambak mengelola operasi
pertambakan mereka agar lebih efektif dan efisien dan dapat membantu petambak
untuk upscale tambak-tambak mereka.
Sumber : Info Akuakultur