Ikan Gabus, Potensi dan Peluang Budidayanya untuk Dikembangkan di Kutai Barat
| Fri, 14 Jan 2022 - 13:37
Ikan gabus adalah sejenis ikan predator yang hidup di air tawar. Ikan ini dikenal dengan banyak nama di berbagai daerah: bocek (Riau), aruan, haruan (Melayu), kocolan (Betawi), bogo (Sunda), bayong, bogo, licingan (Banyumas), kutuk (Jawa), kabos (Minahasa) dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris juga disebut dengan berbagai nama seperti common snakehead, snakehead murrel, chevron snakehead, striped snakehead dan juga aruan. Nama ilmiahnya adalah Channa striata (Bloch, 1793).
Penyebaran ikan gabus di wilayah Indonesia meliputi sungai-sungai besar beserta daerah aliran sungai, daerah banjiran dan danau.
Bentuknya unik. Pipih, dan beberapa ada yang memiliki corak berbentuk bulatan pada tubuhnya. Bentuk yang unik ini juga menjadikannya cocok dipelihara di akuarium sebagai ikan hias.
Sebetulnya ikan gabus memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Ikan-ikan gabus liar yang ditangkap dari sungai, danau dan rawa-rawa di Sumatra dan Kalimantan kerap kali diasinkan sebelum diperdagangkan antar pulau. Gabus asin merupakan salah satu ikan kering yang cukup mahal harganya. Selain itu ikan gabus segar, kebanyakan dijual dalam keadaan hidup, merupakan sumber protein yang cukup penting bagi masyarakat desa, khususnya yang berdekatan dengan wilayah berawa atau sungai.
Baca juga: Ikan Gabus: Peluang Usaha Millenial Anti Mainstream
Diketahui bahwa ikan ini sangat kaya akan albumin, salah satu jenis protein penting. Albumin diperlukan tubuh manusia setiap hari, terutama dalam proses penyembuhan luka-luka. Pemberian daging ikan gabus atau ekstrak proteinnya telah dicobakan untuk meningkatkan kadar albumin dalam darah dan membantu penyembuhan beberapa penyakit.
Kandungan protein ikan gabus sebesar 25,5%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar protein dari ikan bandeng 20,0%, ikan mas 16,0%, ikan kakap 20,0%, ataupun ikan sarden sebesar 21,1%.
Ikan gabus mempunyai struktur daging yang lebih empuk, sehingga anda tidak perlu mengkhawatirkan pencernaan. Hal ini karena ikan gabus memiliki protein kolagen yang lebih rendah dibanding kadar protein yang terkandung pada daging. Ikan gabus hanya memiliki 3% hingga 5% dari total kandungan protein kolagen.
Bagaimana dengan peran gabus untuk mempercepat penyembuhan luka? Apakah benar gabus memiliki manfaat tersebut? Ya, ini karena gabus memiliki protein, khususnya asam amino dan asam lemak.
Baca juga: Budidaya Gabus dengan Pakan Pelet
Berdasarkan penelitian, asam amino pada gabus memicu produksi kolagen yang dapat meningkatkan kekuatan dan elastisitas kulit. Dibantu dengan adanya kandungan glisin, asam arakidonat dan asam lemak, ikan gabus terbukti dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka.
Konsumsi ikan gabus secara rutin dan teratur juga dapat memberikan efek anti nyeri. Pada suatu penelitian dikatakan bahwa ikan gabus memiliki kandungan yang dapat meningkatkan efek antinosiseptif. Efek tersebut mampu meringankan rasa nyeri yang terjadi akibat adanya luka.
Tidak hanya sebatas itu, obat anti-nyeri yang dikombinasikan dengan konsumsi ikan gabus juga memberikan efek yang lebih maksimal. Studi mengatakan bahwa pemberian ekstrak ikan gabus dapat mengurangi intensitas nyeri yang dirasakan pasien usai operasi.
Terbukti sudah bahwa ikan gabus memang mampu mempercepat penyembuhan luka. Terutama penyembuhan luka pascaoperasi. Ikan ini bahkan bisa memberikan manfaat yang lebih banyak lagi apabila dikonsumsi secara rutin, teratur dan pada porsi yang sesuai.
Kendati begitu, anda yang sensitif atau punya alergi terhadap jenis makanan tertentu sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter sebelum menyantap olahan ikan gabus. Karena, tidak menutup kemungkinan konsumsi ikan gabus memicu timbulnya reaksi alergi.
Baca juga: Ikan Gabus Mengandung Albumin, Ini Manfaatnya untuk Ibu Hamil
Selain itu meski dapat mempercepat penyembuhan luka dan memberikan segudang manfaat sehat lainnya, hingga saat ini ikan gabus tetap tidak bisa dijadikan terapi utama untuk menggantikan obat dari dokter. Karenanya, sangat penting untuk tetap melanjutkan terapi yang diberikan oleh dokter dan berkonsultasi terlebih dahulu jika anda ingin mengonsumsi ikan gabus guna mendapatkan manfaat sehatnya.
Di wilayah Kabupaten Kutai Barat sendiri ikan gabus termasuk salah satu ikan dengan potensi usaha perikanan yang cukup tinggi. Dikarenakan selain dikonsumsi secara langsung dalam bentuk segar, ikan gabus juga diproses ke dalam bentuk olahan seperti kerupuk ikan gabus dan amplang ikan gabus mempunyai pangsa pasar yang cukup baik. Produksi hasil olahan ikan gabus dalam bentuk amplang dan kerupuk ikan banyak beredar di setiap wilayah kecamatan di Kutai barat. Sementara sentra penghasil produk olahan ikan gabus ini berada pada kecamatan Jempang, muara pahu, Penyinggahan, Melak, Damai, Long Iram,Tering dan Mook Manaar Bulatn.
Berdasarkan data statistik produksi perikanan ikan gabus diperoleh melalui usaha penangkapan dan budidaya, daerah penangkapan dan budidaya ikan gabus tersebar hampir diseluruh wilayah Kabupaten Kutai Barat, namun beberapa kecamatan memiliki potensi usaha penangkapan (Produksi) yang cukup tinggi seperti kecamatan Jempang, Penyinggahan, Muara Pahu, utamanya wilayah dengan sungai dan danau yang luas. Produksi perikanan tangkap untuk ikan gabus pada tahun 2019 sebesar 345,24 ton meningkat sebesar 4,10 % dari tahun 2018 sebesar 244,8. Dan produksi budidaya ikan gabus pada tahun 2019 sebesar 223,44 ton meningkat sebesar 8,46 % dari tahun 2018 sebesar 205 ton.
Hal ini dapat terlihat dari tabel produksi perkecamatan berikut :
Adapun hasil olahan ikan gabus bisa diolah menjadi kerupuk , amplang. Rasanya tidak kalah gurih dan nikmat dari ikan Belida, sehingga menjadi pilihan usaha bagi ibu ibu untuk mengolah hasil olahan ikan gabus yang ada.
Baca juga: Budidaya Ikan Gabus Tetap Menguntungkan
Seiring semakin mewabahnya virus corona (Covid-19), para ahli di seluruh dunia terus berpacu dengan waktu untuk menemukan penawar virus tersebut. Seperti para peneliti dalam negeri dari Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, PT Akar Rimba dan PT Mega Medica Pharmaceuticals yang tengah meneliti formulasi dari ekstrak ikan gabus untuk mempercepat penyembuhan pasien Covid-19. Dilansir dari Kompas.com (14/1/2020), ekstrak ikan gabus tersebut akan dikombinasikan dengan temulawak dan meniran.
Para ahli percaya kombinasi formulasi ini nantinya berkhasiat menaikkan kadar albumin, mencegah inflamasi dan koagulasi yang sering ditemukan pada pasien Covid-19.Selain itu formulasi tersebut juga akan dikembangkan menjadi produk imunomodulator yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan pencegahan Covid-19. ”Selanjutnya akan dikembangkan dan dimanfaatkan masyarakat,” kata Scientific Affairs Manager PT MMP Guntur Berlian didampingi Imam Bagus Sumantri selaku ketua peneliti riset pengembangan.
Dengan demikian potensi ikan gabus baik dalam bentuk segar dan olahan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan dapat menunjang pendapatan masyarakat nelayan dan pembudidaya serta pelaku usaha pengolahan hasil perikanan. permasalahan selama ini ikan gabus untuk budidaya masih mengandalkan penangkapan benih dari alam yang kemudian dibudidayakan di keramba harapannya kedepan benih untuk budidaya dihasilkan dari benih hasil pemijahan indukan ikan gabus budidaya sehingga perlu adanya semacam pendidikan dan pelatihan bagi pembudidaya ikan untuk mengembangkan usaha pembenihan ikan gabus, dan dimana hal ini perlu membutuhkan dukungan anggaran dari pemerintah daerah.
Sumber: diskan.kutaibaratkab.go.id