• Home
  • Infomina
  • Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dibalik Kepraktisan Kolam Terpal

Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dibalik Kepraktisan Kolam Terpal

| Thu, 13 Jan 2022 - 14:13

Target produksi perikanan budidaya kian tinggi dari tahun ke tahun. Target tersebut dapat dicapai dengan intensifikasi dan atau ekstensifikasi. Konsep intensifikasi adalah penambahan kepadatan ikan atau udang tanpa penambahan luasan lahan budidaya didukung dengan penerapan teknologi tinggi sebagai penunjang. 


Sedangkan ekstensifikasi adalah perluasan lahan budidaya tanpa menambah kepadatan ikan atau udang dengan penerapan teknologi minimal. Salah satu permasalahan dalam ekstensifikasi adalah luasan lahan yang semakin terbatas, konflik kepentingan atas lahan dan modal awal untuk konstruksi yang lumayan tinggi.


Sebagai salah satu pemecahan permasalahan tersebut, kolam terpal hadir dengan menawarkan berbagai keunggulannya yaitu harga yang murah, konstruksi yang mudah, ukuran yang dapat disesuaikan dengan lahan yang ada dan praktis mudah dipindahkan. Bahkan, saat ini sudah ada kolam terpal yang digunakan untuk budidaya intensif dengan menggunakan teknologi bioflok. 


Bioflok berasal dari kata bios yang berarti kehidupan dan flock yang berarti gumpalan, sehingga makna kata bioflok adalah kumpulan organisme seperti bakteri, alga, protozoa, cacing dan lain-lain yang menggumpal berfungsi sebagai pakan ikan. Menurut Faridah dkk pada penelitiannya yang dipublikasikan pada tahun 2019, mengenai budidaya ikan lele dengan metode bioflok, teknologi ini lebih efisien dalam penggunaan lahan karena mampu meningkatkan padat tebar hingga 20 kali lipat dibandingkan teknologi konvensional sehingga produksi lebih tinggi. Akan tetapi, dibalik semua keunggulan dan kepraktisan kolam terpal tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :


Baca juga: Cara Membuat Kolam Terpal bagi Pemula, Cocok untuk Budidaya Ikan


1.  Konstruksi Rangka

Dalam pemilihan rangka harus disesuaikan dengan bentuk dan ukuran kolam. Kolam yang lebih besar membutuhkan ukuran besi yang lebih besar pula untuk rangkanya. Hal ini untuk menghindari rangka jebol karena tidak kuat menahan tekanan air. Kolam berbentuk bulat dengan diameter 1,5 meter, rangka dapat menggunakan wiremesh dengan ukuran m5, ukuran kotak 15-20 cm. Untuk diameter yang lebih besar harus menggunakan wiremesh dengan ukuran yang lebih besar pula. Sedangkan untuk kolam berbentuk kotak/persegi, rangka sebaiknya dibuat dari besi hollow. Kolam berukuran 1 x 1 m dapat menggunakan besi hollow 1x3 cm dengan ketebalan 1,2-1,6 mm untuk rangka utama kemudian dibuat rangka tambahan dari wiremesh ukuran m5. Untuk ukuran yang lebih besar maka ukuran besi juga diperbesar. Contoh rangka kolam terpal terlihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.



Gambar 1. Wiremesh untuk rangka kolam bulat



Gambar 2. Rangka kotak untuk kolam kotak

2. Kebocoran

Kebanyakan kolam terpal terbuat dari bahan semi Orchid yaitu bahan semi karet yang elastis namun sangat rentan bocor ketika tertusuk benda tajam. Oleh sebab itu dalam pemasangannya terpal harus diletakkan pada tempat yang bebas dari benda bersudut lancip/ujung tajam. Kawat pengikat rangka juga harus diperhatikan agar ujungnya tidak mengenai terpal. Contoh kolam terpal yang mengalami kebocoran terlihat pada Gambar 3.



Gambar 3. Kolam terpal yang bocor karena berlubang


Baca juga: Tahapan Budidaya Ikan di Kolam Terpal


3. Mineral dan Unsur Hara Terbatas

Kandungan mineral dan unsur hara dalam air kolam sebagian besar diperoleh dari pelapukan dan proses redoks yang terjadi dalam tanah. Kandungan in akan menyuburkan perairan kolam sehingga kolam tanah akan lebih banyak planktonnya dibanding kolam terpal. Plankton ini menjadi makanan tambahan ikan sehingga lebih cepat pertumbuhannya. Pada kolam terpal, mineral dan unsur hara ini hanya diperoleh dari air, sisa pakan dan sisa metabolisme ikan saja sehingga jumlahnya lebih terbatas. Bakteri dekomposer yang ada dalam kolam terpal juga lebih sedikit dibandingkan dengan kolam tanah sehingga air lebih cepat bau.


 4. Mudah Lapuk

Kolam terpal yang terus menerus terpapar sinar matahari akan cepat lapuk dan rusak sebelum waktunya. Usia rata-rata kolam terpal 2-3 tahun, agar lebih awet sebaiknya ditempatkan di tempat yang teduh dan tidak terkena matahari langsung. Contoh pelapukan yang terjadi pada kolam terpal terlihat pada Gambar 4.



Gambar 4. Kolam terpal lapuk


Pemilihan jenis kolam bergantung dengan tujuan berbudidaya ikan. Apabila pertimbangannya adalah mobilitas, biaya dan kemudahan maka kolam terpal adalah pilihan terbaik. Namun, apabila yang menjadi prioritas adalah pemakaian jangka panjang maka kolam tanah atau semen lebih sesuai.


Sumber: mekanisasikp.web.d


Artikel lainnya

Lele 

Begini Cara Budidaya Ikan Lele di Dalam Ember

Minapoli

1069 hari lalu

  • verified icon7368
Lele 

Keuntungan Penggunaan Probiotik pada Pakan Lele

Minapoli

799 hari lalu

  • verified icon1748
Lele 

Intensifikasi Budidaya Lele

Trobos Aqua

1020 hari lalu

  • verified icon2073