Fakultas Sains dan Matematika Dukung Penguatan Riset Perikanan Undip di Karimunjawa
| Wed, 01 Dec 2021 - 15:27
Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Universitas Diponegoro (Undip) mendukung penguatan riset perikanan melalui disiplin ilmu dan kompetensinya. FSM Undip terlibat aktif dalam rangkaian Program MF Kedaireka (Matching Fund Kedaulatan Indonesia untuk Reka Cipta) 2021 yang tengah mengimplementasikan Keramba Jaring Apung Bulat Bertingkat (KJABB) sistem Integrated Multi Trophic Aquaculture (IMTA) di Karimunjawa Kabupaten Jepara Jawa Tengah.
Saat ini Kepala Laboratorium Center of Marine Biomonitoring for Sustainable Aquaculture (Ce-MEBSA) Undip yang dipimpin Prof. Sapto P. Putro, Ph.D. sudah merealisasikan 8 unit KJABB-IMTA berdiameter 6 meter dari 10 unit KJABB-IMTA yang direncanakan. Pengembangan KJABB-IMTA di perairan lepas (offshore) ditujukan sebagai model budidaya dengan beberapa produk budidaya pada area yang sama tanpa menambah luasan area dan dirancang terbentuk hubungan mutualistik secara ekologis sebagai satu rantai makanan pada area/sistem yang sama dalam waktu yang bersamaan.
Dekan FSM Undip, Prof. Dr. Widowati, S.Si, M.Si, mengatakan keterlibatan FSM dalam program MF Kedaireka yang diinisiasi Ce-MEBSA untuk mendukung kajian-kajian dalam bidang perikanan yang dilakukan civitas akademika Kampus Diponegoro. Kegiatan MF Kedaireka di kawasan Balai Taman Nasional (BTN) Karimunjawa juga dimanfaatkan para mahasiswa dalam program akselerasi implementasi Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) untuk dikonversi menjadi beberapa kegiatan akademik, antara lain Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik, tugas akhir, kerja praktek, dan mata kuliah yang relevan.
Baca juga: Farm Barramundi Berkapasitas 10 ribu Ton di Bali Sambut Kerjasama Baru
“Pengembangan berbasis keilmuan tetap yang utama. Tapi kolaborasi adalah suatu keniscayaan. Karena itu FSM juga harus bersinergi dengan bidang keilmuan yang lain agar inovasi-inovasi yang dihasilkan memiliki daya guna yang optimal,” kata Prof Widowati yang juga anggota Tim Ce-MEBSA Undip, saat dihubungi pada Senin (22/11/2021).
Lebih lanjut dia mengatakan, implementasi keramba jaring apung bulat bertingkat tetap dilakukan dalam kondisi wabah Covid-19. Baru-baru ini telah dilakukan penaburan benih ikan kakap putih (Lates calcarifer), bawal bintang (Trachinotus blochil), dan kerapu cantik (hybrid Epinephelus microdon X E. polyphekadion).
Pada kegiatan tersebut, selain Ketua Pelaksana MF Kedaireka, Prof. Sapto P. Putro Ph.D., turut hadir juga Wakil Dekan Bidang Pembelajaran, Kemahasiswaan, dan Riset FPIK Unpad Dr. Ir. Rita Rostika, M.P. (anggota tim), Drs. Imam Kadarisman yang merupakan Komisaris Utama PT Rekayasa Agromarin Indonesia (RAI) sebagai mitra, dosen Oseanografi-FPIK Undip/anggota Dr. Muhammad Helmi, dosen Ilmu Komputer-FSM, Satriyo Adhy, S.Si., M.Si., dan Wakil Direktur MSTP Undip Ridhuwan, S.Si., M.M.; serta Kepala Balai Budidaya Ikan Payau dan Laut Dinas Perikanan dan Kelautan Jateng Aris Setijono, S.Pi., M.Si., Ketua Pokdakan Lody Karimunjawa Iril, perwakilan BBPBAP Jepara Indra SSI, pengusaha tambak Kepulauan Karimunjawa Sutrisno dan mahasiswa lintas prodi yang terlibat dalam kegiatan program MBKM.
Baca juga: Implementasikan Teknologi Polikultur Ikan Kakap Putih dan Kerang Hijau
Ketua Pelaksana MF Kedaireka, Prof. Sapto P. Putro Ph.D., yang juga Kepala Laboratorium Center of Marine Biomonitoring for Sustainable Aquaculture (Ce-MEBSA) Undip mengatakan hadirnya KJABB-IMTA modern di lokasi zona pemanfaatan diharapkan dapat melengkapi beberapa keramba jaring apung tradisional, yang telah terpasang sebelumnya oleh warga setempat. “Kami berharap KJABB-IMTA ini menjadi percontohan konsep budidaya modern yang tetap mengedepankan daya dukung lingkungan kawasan,’’ kata Prof. Sapto Putro.
Pengembangan smart modern aquaculture, karya inovatif KJABB-IMTA merupakan laboratorium lapangan yang diharapkan dapat menjadi sarana riset bagi dosen dan mahasiswa lintas prodi. Khususnya dalam pengembangan zona budidaya sebagai salah satu tempat pengembangan riset-riset aplikatif tentang pemanfaatan kawasan yang mengutamakan prinsip konservasi dan berwawasan lingkungan.
”Sejak diinvensi, Aplikasi KJABB-IMTA ini telah dikerjasamakan dengan berbagai pihak, antara lain Suku Dinas Perikanan dan Kelautan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Balai Pengembangan Budidaya Air Laut Batam, dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah. Penerapan saat ini di zona pemanfaatan Kepulauan Karimunjawa dikoordinasikan dengan Balai Taman Nasional Karimunjawa,” tukasnya
Sumber: Undip.ac.id