Ekspor Patin Kena Inspeksi AS, Vietnam Mengadu ke WTO
| Mon, 12 Mar 2018 - 00:41
Vietnam merasa
keberatan dengan program inspeksi produk ikan patin oleh Amerika Serikat
(United States Department of Agriculture/USDA dan Food and Drug
Administration/FDA)
Sebagaimana dirilis oleh Vietnam Association of Seafood Exporters and Producer (Vasep), berkas pengaduan ke WTO itu memuat narasi pengiriman pangasius dari Vietnam ke Amerika Serikat telah lama secara tidak fair menjadi target pembatasan perdagangan oleh produsen produk sejenis dari Amerika Serikat.
Dituliskan, ekspor pangasius adalah subyek undang-undang, peraturan, praktik administratif, dan tindakan terkait Amerika Serikat, bahwa tanpa dasar ilmiah yang memadai memberlakukan pembatasan pada perdagangan produk ini. Ekspor pangasius bukan hanya sangat penting bagi ekonomi Vietnam, namun juga memberikan manfaat besar bagi konsumen Amerika Serikat karena merupakan sumber makanan dan protein yang sehat dan terjangkau.
National Fisheries Institute (NFI), sebuah asosiasi perdagangan yang mewakili industri perikanan AS mengatakan, pihaknya telah memperhatikan kasus ini dan meyakini keterlibatan WTO dapat menimbulkan implikasi drastis terhadap ekspor Amerika ke Vietnam. John Connelly, presiden NFI mengatakan, program inspeksi oleh USDA itu dirancang semata-mata untuk melindungi produsen catfish dalam negeri Amerika.
"Program ini selangkah lagi akan berdampak negatif terhadap AS secara signifikan. Ekspor pertanian ke Vietnam antara lain kapas, gandum dan biji-bijian lainnya, daging babi, kedelai, daging sapi, unggas, telur dan buah-buahan, mungkin berakhir di garis bolak-balik tarif pembalasan," kata Connelly.
UU Pertanian tahun 2008 memberikan peran kepada Federal Meat Inspection Act Amerika Serikat untuk mengawasi catfish dalam negeri di bawah pengawasan USDA. RUU Pertanian 2014 menambah peran tersebut termasuk untuk mengawasi ikan patin impor. Agar bisa terus mengekspor catfish ke AS, negara-negara pengekspor wajib menunjukkan dokumen yang menunjukkan sistem inspeksi mereka sama dengan inspeksi standar AS.
USDA secara resmi mengambil alih kendali program pemeriksaan catfish sejak September 2017 lalu setelah masa transisi 18 bulan. Inspeksi ini menghasilkan penurunan ekspor pangasius secara dramatis pada tahun lalu.
Vasep melaporkan ekspor pangasius Vietnam tercatat naik lebih dari lima persen sampai November 2017. Namun nilai ekspor pangasius ke AS turun hampir 10%, menjadi USD 319,7 juta (EUR 261,6 juta).
Vasep juga mencatat, setelah aturan inspeksi diberlakukan, tercatat ada 62 perusahaan eksportir pangasius ke AS, namun hanya 10 yang mengirimkan produk, dan hanya 3 dari perusahaan tersebut memiliki volume ekspor yang cukup besar.
Akibatnya, meskipun AS Masih menjadi negara tujuan utama produsen Vietnam, Vasep melaporkan negeri itu lebih banyak mengapalkan pangasius ke China.
"Hambatan non-tarif, yaitu program inspeksi catfish oleh USDA, disinyalir dirancang semata-mata untuk mendapatkan keuntungan secara ilegal dari lobi pelaku usaha catfish AS sambil menyeret perdagangan pertanian yang aman, legal, dan berkembang dengan Vietnam," Gavin Gibbons, wakil presiden komunikasi NFI.
Permintaan Vietnam kepada WTO untuk mengintervensi perdagangan perikanannya dengan AS bukan kali pertama terjadi. Bulan lalu, Vietnam mengajukan keluhan atas peraturan anti-dumping dan penentuan tentang fillet ikan. Selain itu, Vietnam dan AS telah berselisih pula pada perdagangan udang.
Program pemeriksaan catfish oleh USDA mungkin hanya ‘meminjam waktu’. Dalam permintaan anggaran 2019-nya, USDA mengumumkan bahwa pihaknya ingin tugas pengawasan dipulangkan ke FDA. USDA mengatakan lembaga itu sedang dalam proses mengurangi biaya.