Diresmikan, Fasilitas Riset Perikanan Darat Asean di SumSel
| Thu, 30 Jan 2020 - 09:28
Fasilitas riset perikanan perairan umum daratan level Asia Tenggara di Palembang - Sumatera Selatan telah diresmikan penggunaannya oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo pada Senin (27/1).
Fasilitas bernama Balai Riset Perikanan Perairan Umum Daratan atau The Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC) - Fishery Resources Development and Management Department (IFRDMD/BRPPUPP) adalah satu-satunya balai riset perikanan perairan darat di Asia Tenggara.
Menteri Edhy berpesan agar kajian-kajian di balai riset ini bisa ditransfer ke masyarakat. "Seafdec ini penting untuk mempererat kerja sama kita dengan negara-negara di Asia Tenggara. Walaupun demikian tidak ada gunanya bangunannya mewah, besar, megah tapi hanya lambang. Ilmunya harus bisa ditransfer ke masyakarat," ujarnya.
Dia pun berharap bisa terbangun citra Sumatera Selatan sebagai sentra penghasil ikan air tawar di Indonesia, maupun di Asia Tenggara. "Ikan tembakang digulai pindang, Lemak makannya disertai lalapan, kan dek Sumsel maju berkembang, ayo kita jaga perairan umum dan daratan," ungkap Edhy berpantun.
Sebelum seremoni peresmian, Edhy terlebih dahulu menebar benih ikan ke sungai yang terletak di belakang kantor BRPPUPP. Sebanyak 5.000 ekor benih ikan nilem (Osteochilus hasselti) dan 2100 ekor benih ikan tembakang (Helostoma temminckii) ditebar saat itu. Kedua ikan tersebut dipilih karena merupakan ikan asli perairan umum daratan.
Kepala badan Riset dan Sumber Daya Manusia KKP, Sjarief Widjaja, menjelaskan bahwa SEAFDEC-IFRDMD/BRPPUPP memiliki 3 fungsi utama, yakni mempersiapkan kajian stok ikan beserta wilayah pengelolaannya, konservasi wilayah perairan sebagai plasma nutfah, dan pengembangan Fish Passage / Fish Way di Indonesia.
"SEAFDEC-IFRDMD/BRPPUPP juga berperan menciptakan output unggulan di pengelolaan perikanan perairan umum daratan, karenanya kami menciptakan sejumlah inovasi agar bermanfaat bagi masyarakat," tutur Sjarief.
Inovasi pertama yakni aplikasi DACOFA (Data Collection for Fishery Activities). Aplikasi yang dikembangkan oleh SEAFDEC-IFRDMD/BRPPUPP ini memungkinkan para enumerator melakukan input data secara cepat dan efisien. Aplikasi berbasis Android ini memungkinkan penginputan data ikan dilakukan secara mudah dan fleksibel melalui smartphone, selanjutnya seluruh data akan terekam dalam satu pusat data.
Output lainnya adalah aplikasi BATAS (Barrier Tracking System) yang diciptakan melalui kolaborasi riset antara BRPPUPP dan P2I LIPI. BATAS merupakan aplikasi untuk mengidentifikasi dan memetakan hambatan (barrier) yang ada di sungai Indonesia. Rencana jangka panjang dari BATAS adalah manajemen adapatif untuk pengoperasian bendungan dan penghalang di sungai-sungai Indonesia untuk mencapai pemulihan konektivitas aliran yang lebih efisien dan mengatasi dampak yang disebabkan oleh fragmentasi sungai.
Di samping itu, SEAFDEC-IFRDMD/BRPPUPP turut memperkenalkan Buku Alat dan Metode Penangkapan Ikan di Perairan Umum Daratan Indonesia serta model suaka perikanan PUD pada tipe daerah rawa banjiran yang bernama SPEECTRA (Special Area for Fish Conservation and Fish Refugia). SPEECTRA merupakan suaka perikanan buatan yang menjadi tempat berlindung ikan (spawning, nursery dan feeding ground) serta menjadi cadangan produksi ikan.
Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa PUD atau perairan darat di Sumatera Selatan saat ini tercatat menjadi yang terluas di Asia Tenggara dengan mencapai 2,5 juta hektar, yang di dalamnya terdapat 233 jenis spesies ikan.
"Dengan adanya SEAFDEC-IFRDMD/BRPPUPP diharapkan dapat mengoptimalkan potensi perikanan darat Sumatera Selatan dengan membangun suaka ikan yang dipusatkan di science technology centre, kajian potensi perikanan perairan darat, dan menjadikan Sumatera Selatan rujukan jalur ruaya ikan (fish way) yang dipusatkan di wilayah Komering," tegasnya.
Artikel Asli: Trobos Aqua