• Home
  • Infomina
  • 6 Jenis Ikan Lele Unggul & Cepat Besar untuk Budidaya

6 Jenis Ikan Lele Unggul & Cepat Besar untuk Budidaya

| Thu, 27 Feb 2025 - 23:48

Indonesia memiliki beragam jenis ikan lele yang telah dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas budidaya. Beberapa varietas unggul telah dihasilkan melalui rekayasa genetika dan seleksi ketat, menawarkan pertumbuhan cepat dan ketahanan terhadap penyakit.


Artikel ini akan menjelaskan enam jenis ikan lele unggul yang direkomendasikan untuk budidaya.


Lele Dumbo

Lele Dumbo diperkenalkan ke Indonesia pada awal 1980-an sebagai hasil introduksi dari Afrika. Ciri khasnya adalah tubuh berwarna cokelat kehitaman dengan bercak putih yang muncul saat terkejut atau stres. Lele ini memiliki pertumbuhan lebih cepat dan ukuran lebih besar dibandingkan lele lokal. Selain itu, patilnya tidak beracun, sehingga lebih aman untuk ditangani. Lele Dumbo juga dikenal tahan terhadap penyakit dan cocok dibudidayakan di berbagai jenis kolam.  


Lele Sangkuriang

Dikembangkan oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, jenis ikan Lele Sangkuriang merupakan hasil rekayasa genetika dari lele Dumbo. Proses pengembangannya melibatkan perkawinan antara lele Dumbo betina generasi kedua (F2) dengan lele Dumbo jantan generasi keenam (F6), menghasilkan varietas dengan pertumbuhan harian sekitar 3,35% dan konversi pakan efisien antara 0,8 hingga 1,0. Lele Sangkuriang resmi dirilis sebagai varietas unggul pada tahun 2004 dan memiliki ciri warna punggung hitam kehijauan serta perut putih kekuningan.  


Lele Mutiara


[gambar]


Lele Mutiara adalah varietas unggul yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Dilepas resmi pada tahun 2015, lele ini merupakan hasil persilangan antara lele Mesir, Paiton, Sangkuriang, dan Dumbo. Keunggulannya meliputi laju pertumbuhan yang lebih cepat hingga 40%, produktivitas panen tinggi, keseragaman ukuran yang baik, serta efisiensi pakan dengan rasio konversi pakan (FCR) antara 0,6 hingga 1,0. Selain itu, lele Mutiara memiliki toleransi tinggi terhadap lingkungan dan daya tahan terhadap penyakit.  


Lele Phyton


[gambar]


Lele Phyton, juga dikenal sebagai lele Paiton, pertama kali dikembangkan pada tahun 2004 oleh sekelompok pembudidaya di Kabupaten Pandeglang, Banten. Varietas ini merupakan hasil persilangan antara induk betina lele dari Thailand generasi kedua (F2) dengan induk jantan lele Dumbo generasi keenam (F6). Ciri khasnya adalah bentuk kepala yang menyerupai ular phyton dan warna tubuh yang cerah. Jenis ikan Lele Phyton memiliki keunggulan dalam adaptasi lingkungan, daya tahan tubuh yang baik, serta tingkat kelangsungan hidup lebih dari 90%. Selain itu, rasio konversi pakan (FCR) lele ini sekitar 1,0, dan waktu pemeliharaan hingga panen relatif singkat, yaitu sekitar dua bulan untuk mencapai ukuran 125-150 gram per ekor.  


Lele Masamo


[gambar]


Jenis ikan Lele Masamo diperkenalkan oleh PT. Matahari Sakti di Mojokerto, Jawa Timur. Varietas ini merupakan hasil pengumpulan sifat dari berbagai plasma nutfah lele, termasuk lele Dumbo dan Clarias macrocephalus atau bighead catfish asal Afrika yang dikembangkan di Thailand. Ciri-ciri lele Masamo antara lain tubuh lebih lonjong dengan sirip panjang, warna kehitaman, dan tonjolan di tengkuk kepala. Lele ini dikenal memiliki pertumbuhan cepat, ukuran tubuh besar, dan sifat agresif yang membuatnya lebih aktif mencari makan.  


Lele Mandalika


[gambar]


Lele Mandalika merupakan hasil persilangan antara lele Sangkuriang betina dengan lele Masamo jantan. Pengembangan varietas ini dilakukan oleh Instalasi Balai Benih Ikan Batu Kumbung, Balai Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawar, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Lele Mandalika resmi dirilis pada tahun 2014 dan memiliki keunggulan dalam pertumbuhan cepat serta adaptasi yang baik terhadap berbagai kondisi lingkungan.  


Pemilihan varietas lele yang tepat sangat penting untuk keberhasilan budidaya. Setiap jenis memiliki keunggulan spesifik yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan budidaya.


Artikel lainnya